BerandaMateri KhutbahKhutbah JumatMusibah Informasi: Bahaya Hoaks dan Fitnah Digital dalam Pandangan Islam

Musibah Informasi: Bahaya Hoaks dan Fitnah Digital dalam Pandangan Islam

- Advertisement -spot_img

Bila antum menghendaki artikel khutbah berikut, silakan klik Santri Darsya

Khutbah Pertama

الحَمْدُ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ، وَنَسْتَعِينُهُ، وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَدَّى الأَمَانَةَ، وَبَلَّغَ الرِّسَالَةَ، وَنَصَحَ الأُمَّةَ، وَكَشَفَ اللّٰهُ بِهِ الْغُمَّةَ، وَجَاهَدَ فِي اللّٰهِ حَقَّ جِهَادِهِ حَتَّى أَتَاهُ الْيَقِينُ.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ الْخَاطِئَةَ بِتَقْوَى اللّٰهِ، فَإِنَّهَا زَادُ الْمُتَّقِيْنَ، وَسَبَبُ النَّجَاةِ يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُوْنَ إِلَّا مَنْ أَتَى اللّٰهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ. يَقُوْلُ اللّٰهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: ﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ ﴾ وَقَالَ عَزَّ وَجَلَّ: ﴿ وَلَقَدْ وَصَّيْنَا الَّذِيْنَ أُوْتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ اتَّقُوا اللّٰهَ ﴾

وَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ فِي الْحَدِيْثِ الصَّحِيْحِ: اِتَّقِ اللّٰهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

Ma‘āsyiral Muslimīn rahimakumullāh,

Alhamdulillāh, segala puji bagi Allah ﷻ atas limpahan nikmat dan karunia-Nya, terutama nikmat iman dan Islam. Dialah yang menuntun kita dari gelapnya kebodohan menuju cahaya ilmu. Di tengah derasnya arus informasi yang tak terbendung, hanya dengan taufik Allah kita mampu membedakan antara yang benar dan yang salah. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muḥammad ﷺ, teladan dalam ucapan dan perbuatan, yang mengajarkan adab berbicara dan bahaya kata tanpa ilmu.

Wahai kaum Muslimin, di antara fitnah besar zaman ini adalah musibah informasi — berita bohong dan fitnah yang menyebar tanpa tabayyun. Banyak kehormatan rusak hanya karena satu kabar palsu. Maka, mukmin sejati adalah yang berhati-hati sebelum berbicara, meneliti sebelum menyebarkan, dan takut kepada Allah dalam setiap kata yang ia tulis dan bagikan.

Ma‘āsyiral Muslimīn rahimakumullāh,
Umat Islam hari ini sedang menghadapi ujian besar berupa musibah informasi—fitnah yang datang bukan dengan pedang, tetapi melalui layar dan jari-jemari kita sendiri. Di era digital, berita menyebar lebih cepat dari cahaya, menembus batas ruang dan waktu tanpa sempat diperiksa kebenarannya. Apa yang viral seringkali dianggap benar, padahal bisa jadi hanyalah kebohongan yang dibungkus rapi dengan emosi dan kepentingan. Islam sejak empat belas abad yang lalu telah memperingatkan umatnya dari bahaya al-ifk (berita bohong), fitnah, dan ghibah, karena semua itu dapat menghancurkan ukhuwah, menebar kebencian, dan menimbulkan dosa besar di sisi Allah. Maka berhati-hatilah, wahai hamba Allah, agar jari-jemari kita tidak menjadi saksi keburukan di hari kiamat karena turut menyebarkan dusta di dunia maya.

Ma‘āsyiral Muslimīn rahimakumullāh,
Kita hidup di zaman yang disebut para ulama sebagai “fitnah akhir zaman”, di mana kebenaran dan kebatilan bercampur, dan manusia lebih percaya pada apa yang viral daripada apa yang benar. Ledakan media sosial telah mengubah wajah dunia: setiap orang kini bisa menjadi “penyebar berita”, tanpa perlu izin, tanpa penyaringan, bahkan tanpa ilmu. Satu unggahan bisa menjangkau ribuan orang hanya dalam hitungan detik. Namun, di balik kemudahan ini tersimpan bahaya besar—karena di saat manusia lalai untuk tabayyun, jempolnya bisa berubah menjadi senjata yang membunuh karakter saudaranya sendiri.

Betapa sering kita menyaksikan berita palsu yang menimbulkan permusuhan, isu yang memecah belah umat, atau fitnah terhadap para ulama dan dai yang sebenarnya tak bersalah. Semua bermula dari satu kiriman, satu komentar, atau satu unggahan yang disebarkan tanpa pikir panjang. Dulu ujian seorang mukmin ada pada lisannya, tetapi hari ini ujian kita berpindah ke ujung jempol. Maka berhati-hatilah, wahai kaum Muslimin, sebab apa yang kita tulis dan sebarkan akan dicatat oleh malaikat, dan setiap hurufnya bisa menjadi saksi di hadapan Allah pada hari pembalasan.

Ma‘āsyiral Muslimīn rahimakumullāh,
Islam adalah agama yang sangat menjaga kehormatan manusia dan menegakkan kebenaran dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam urusan informasi. Allah ﷻ telah memberi peringatan yang tegas agar umat beriman tidak mudah menyebarkan berita tanpa tabayyun. Firman-Nya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا…

“Wahai orang-orang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa berita, maka periksalah dengan teliti…” (QS. al-Ḥujurāt: 6)

Ayat ini menjadi fondasi etika bermedia dalam Islam, menuntun kita untuk berhenti sejenak sebelum menekan tombol “kirim” atau “bagikan”. Sebab, di balik satu klik yang ceroboh, bisa jadi ada kehormatan seorang Muslim yang tercoreng, nama baik yang hancur, atau persaudaraan yang retak karena berita yang tidak benar.

Allah ﷻ juga mengingatkan bahwa fitnah lebih berbahaya daripada pembunuhan, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:

﴿ وَالْفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ ﴾

“Fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan.” (QS. al-Baqarah: 191).

Jika pembunuhan menghilangkan nyawa seseorang, maka fitnah dapat membunuh kehormatan, menghancurkan kepercayaan, dan menimbulkan permusuhan yang berkepanjangan. Inilah fitnah digital di zaman kita — tidak menumpahkan darah, tetapi melukai hati dan merobek persaudaraan sesama Muslim.

Rasulullah ﷺ pun memperingatkan bahaya ghibah (menceritakan kejelekan orang lain di belakangnya) dan namimah (mengadu domba dengan menyebarkan perkataan orang lain untuk menciptakan permusuhan), dua penyakit lisan yang kini berwujud baru di dunia maya. Beliau bersabda:

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ نَمَّامٌ

“Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba.” (HR. al-Bukhārī, no. 6056).

Jika dulu namimah dilakukan dari telinga ke telinga, maka kini ia berpindah melalui “forward” dan “share” di grup WhatsApp dan media sosial. Maka berhati-hatilah, wahai kaum Muslimin, jangan sampai jempol kita menjadi penyebab dosa besar yang menghalangi kita dari surga Allah, hanya karena kita lalai menjaga etika dalam berbicara dan menyebarkan berita.

Ma‘āsyiral Muslimīn rahimakumullāh,
Para ulama menggambarkan hoaks dan fitnah bagaikan api kecil yang membakar hutan kepercayaan. Ia bermula dari satu percikan—satu kabar tanpa tabayyun, satu unggahan yang tidak dipikirkan—namun dapat melalap habis nama baik, keutuhan umat, dan rasa saling percaya di tengah masyarakat. Api itu mungkin kecil di awal, tapi bila dibiarkan, ia menjalar luas dan sulit dipadamkan. Begitu pula hoaks; sekali ia menyala di dunia digital, ia membakar akal sehat dan menebar kebencian ke segala arah.

Dalam dunia modern, jejak digital menjadi saksi yang tak bisa dihapus. Sekali kita memposting kebohongan, maka jejaknya akan terus ada, tersebar, dan sulit ditarik kembali, bahkan setelah kita menyesalinya. Imam al-Ghazali rahimahullah pernah memberikan nasehat, “Lisan itu seperti pedang; bila tak dijaga, ia melukai pemiliknya.” Maka di zaman ini, jempol adalah lisan kedua. Ia bisa menjadi alat dakwah dan pahala, tapi juga bisa menjadi sumber dosa yang tak henti mengalir. Karena itu, sebelum menulis dan menyebarkan sesuatu, tanyakanlah pada diri: apakah tulisan ini mendatangkan ridha Allah atau murka-Nya?

Ma‘āsyiral Muslimīn rahimakumullāh,
Salah satu dampak paling berbahaya dari hoaks dan fitnah digital adalah rusaknya ukhuwah Islamiyyah. Berita palsu menimbulkan salah paham, menanamkan curiga, dan menumbuhkan kebencian di antara sesama Muslim. Dari satu postingan yang menyesatkan, bisa lahir perpecahan di masyarakat, hilangnya kepercayaan antarsaudara, bahkan permusuhan yang panjang. Padahal Islam datang untuk menyatukan hati, bukan memecah belahnya. Ketika hoaks menjadi kebiasaan, maka yang musnah bukan hanya kebenaran, tapi juga kasih sayang dan saling percaya yang menjadi pondasi umat.

Lebih dari itu, fitnah digital membawa kerugian spiritual yang amat dalam. Ia menghapus keberkahan ilmu, waktu, dan amal, karena seseorang sibuk menebar kabar tanpa manfaat, hingga lalai dari zikir dan ibadah. Waktunya habis untuk menggulir layar, bukan membaca Al-Qur’an; lisannya sibuk berkomentar, bukan berdoa. Maka berhati-hatilah, wahai hamba Allah, sebab dosa dari jari-jemari yang menebar fitnah tidak hanya menghancurkan hubungan antarmanusia, tapi juga menggelapkan hati dan menjauhkan kita dari rahmat Allah ﷻ.

Ma‘āsyiral Muslimīn rahimakumullāh,
Di tengah derasnya arus informasi, seorang Muslim sejati harus memiliki tiga sikap utama agar selamat dari fitnah zaman: tabayyun, tatsabbut, dan tawakkuf. Tabayyun berarti berhati-hati dan tidak mudah percaya sebelum jelas kebenarannya; tatsabbut berarti memverifikasi sumber serta meneliti niat orang yang menyebarkan berita; dan tawakkuf berarti menahan diri—jika ragu, maka diam adalah pilihan terbaik. Rasulullah ﷺ bersabda,

كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ

“Cukuplah seseorang dianggap pendusta jika ia menceritakan semua yang ia dengar.” (HR. Muslim, no. 5).

Maka ukuran kejujuran di zaman ini bukan hanya pada apa yang kita ucapkan, tetapi juga pada apa yang kita sebarkan.

Gunakanlah media sosial dan teknologi informasi dengan niat yang benar: untuk dakwah, ilmu, dan kebaikan. Jadikan jempol kita sebagai alat menyebar cahaya, bukan bara api fitnah. Sebarkan ilmu yang bermanfaat, kabar yang menenangkan, dan pesan yang mempererat ukhuwah. Sebab, setiap postingan dan komentar akan menjadi amal yang kelak Allah perhitungkan. Jika kita tidak bisa menjadi penyeru kebaikan di dunia maya, maka setidaknya jadilah penjaga diri yang tidak ikut menebar keburukan.

Ma‘āsyiral Muslimīn rahimakumullāh,
Dari seluruh pembahasan tadi, marilah kita renungkan bersama bahwa informasi adalah amanah, bukan permainan. Setiap berita yang kita terima dan sebarkan akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah ﷻ. Karena itu, tabayyun adalah benteng keimanan di tengah derasnya arus kabar, dan menjaga jempol adalah tanda ketakwaan di era digital ini. Maka jadilah hamba Allah yang cerdas dan bertakwa: penyebar kebenaran, bukan penyebar keonaran; pembawa kedamaian, bukan pemantik fitnah. Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang menjaga lisannya, menahan jarinya, dan menggunakan setiap medianya untuk menegakkan kebenaran dan menebar kebaikan.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ

 

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.

Ma‘āsyiral Muslimīn rahimakumullāh,
Sesungguhnya hoaks dan fitnah digital adalah musibah besar di zaman modern, yang hanya dapat dihadapi dengan takwa, tabayyun, dan tanggung jawab sosial. Takwa menjaga hati agar takut berbuat dosa, tabayyun menjaga akal agar tidak tertipu kabar dusta, dan tanggung jawab sosial menjaga masyarakat dari perpecahan. Jadikanlah media sosial sebagai ladang pahala, bukan sumber dosa; tempat menyebar ilmu, bukan fitnah; wadah menebar kedamaian, bukan permusuhan. Marilah kita menjadi umat yang menjadi teladan dalam etika bermedia, menghidupkan budaya literasi dan verifikasi, serta menjaga kehormatan saudara seiman. Semoga Allah ﷻ meneguhkan kita dalam kebenaran, menjauhkan kita dari fitnah dunia maya, dan mengumpulkan kita kelak dalam naungan rahmat-Nya di hari kiamat.

فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَعَلَىٰ آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَىٰ مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَعَلَىٰ آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مَجِيْبُ الدَّعَوَاتِ

اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ الَّذِينَ يَعْمُرُونَ الْأَرْضَ بِطَاعَتِكَ، وَلَا تَجْعَلْنَا مِمَّنْ يُفْسِدُونَ فِيهَا بِمَعَاصِيكَ.

اللَّهُمَّ أَصْلِحْ قُلُوبَنَا، وَطَهِّرْ بِيئَتَنَا، وَارْزُقْنَا شُكْرَ نِعْمَتِكَ، وَاسْتِعْمَالَهَا فِيمَا يُرْضِيكَ.

اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالَنَا، وَنَقِّ أَلْسِنَتَنَا وَأَقْلَامَنَا وَجَوَالَنَا مِنَ الْكَذِبِ وَالْفِتْنَةِ وَالنَّمِيمَةِ، وَاجْعَلْنَا مِفَاتِيحَ لِلْخَيْرِ مَغَالِيقَ لِلشَّرِّ.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا، وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ.

عبادَ اللهِ، إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَاذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Stay Connected
16,985FansSuka
12,700PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
9,600PelangganBerlangganan
Must Read
- Advertisement -spot_img
Related News
- Advertisement -spot_img

Silakan tulis komentar Anda demi perbaikan artikel-artikel kami