Daftar Isi
Khutbah Jum’at: Tiga Macam Kondisi Hati
Oleh: Rama Bagus Saputra (Mahasantri Ma’had Aly li Ta’hil Al-Mudarrisin)
إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِالِلّٰهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا¸ مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللّٰه وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
أَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ الِلّٰهِ¸ أُوْصِيْنِيِ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللّٰهِ¸ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. وَقَالَ تَعَالَى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
وقَال: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا صَدَقَ اللّٰهُ الْعَظِيمْ
Download PDF di sini.
Khutbah Pertama
Segala puji kita haturkan kehadirat Allah ﷻ atas segala nikmat yang telah Allah berikan kepada kita, baik nikmat iman, sehat, serta nikmat kesempatan sehingga kita semua masih diberikan kesempatan untuk melaksanakan ibadah yang Allah ﷻ perintahkan, yaitu shalat Jum’at secara berjamaah.
Shalawat serta salam selalu kita lantunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ, kepada keluarga, sahabat, dan kita sebagai umatnya yang senantiasa mengharapkan syafa’at di yaumul qiyamah nanti.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.
Manusia telah Allah ﷻ berikan begitu banyak kenikmatan dalam kehidupannya yang wajib disyukuri.
Salah satu bentuk nikmat yang Allah ﷻ berikan adalah anggota tubuh yang sehat, baik itu dari mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, hidung untuk bernafas, serta nikmat anggota tubuh lainnya.
Cara bersyukur kita dengan diberikan nikmat sehatnya anggota tubuh adalah dengan digunakan untuk beribadah kepada Allah ﷻ, karena semua anggota tubuh yang Allah ﷻ berikan kepada kita nantinya akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat.
Allah ﷻberfirman,
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ إِنَّ ٱلسَّمْعَ وَٱلْبَصَرَ وَٱلْفُؤَادَ كُلُّ أُو۟لَٰٓئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔولًا
“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan dimintai pertanggung jawaban.” (QS. Al-Isra’: 36)
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.
Di antara anggota tubuh yang terdapat di tubuh kita, ada satu organ yang memiliki peran sangat penting. Apakah organ tersebut? Dia adalah hati.
Hati merupakan raja atau pimpinan bagi anggota tubuh lainnya, hati memiliki peran penting dalam memerintahkan anggota tubuh untuk bergerak.
Baik atau buruknya manusia dalam beramal dengan anggota tubuhnya tergantung dari baik buruknya kondisi hatinya.
Rasulullah ﷺ bersabda,
أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ
“Ketahuilah, di dalam tubuh itu ada segumpal daging. Bila ia baik, maka baik pulalah seluruh tubuh. Dan apabila ia rusak, maka rusak pulalah seluruh tubuh. Ketahuilah dia adalah hati.” (HR. Bukhari)
Pembenaran dan pelurusan hati merupakan perkara yang paling utama untuk diseriusi oleh orang-orang yang menempuh jalan menuju Allah ﷻ.
Demikian pula mengkaji penyakit-penyakit hati dan metode mengobatinya merupakan bentuk ibadah yang utama bagi ahli ibadah.
Oleh karena itu kita sebagai seorang muslim yang senantiasa beribadah kepada Allah harus mengetahui macam-macam ataupun kondisi-kondisi yang terjadi pada hati kita.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.
Macam-macam kondisi hati dibagi menjadi tiga yaitu:
Hati yang sehat.
Hati yang sehat adalah hati yang selamat. Barangsiapa yang menghadap Allah ﷻ tanpa membawa hati yang sehat, maka ia akan celaka.
Allah ﷻ berfirman,
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَّلَا بَنُوْنَْ اِلَّا مَنْ اَتَى اللّٰهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ
“Yaitu pada hari ketika harta dan anak-anak tidak bermanfaat, kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS. Asy-Syu’ara’: 88-89)
Hati yang selamat diartikan sebagai hati yang terbebas dari syahwat, keinginan yang bertentangan dengan perintah Allah ﷻ dan dari perkara-perkara yang syubhat, ketidakjelasan yang menyeleweng dari kebenaran.
Hati yang tidak pernah beribadah kepada selain Allah ﷻ dan berhukum kepada selain Rasulullah ﷺ.
Jika ia mencintai, memberi, dan menahan diri, semuanya dilakukan karena Allah ﷻ. Jika ia menerima nasihat tentang kebaikan dan ketakwaan ia akan langsung menerima dengan lapang dada.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.
Hati yang sakit.
Hati yang sakit adalah kondisi hati yang hidup namun mengandung penyakit. Ia akan mengikuti unsur yang kuat, terkadang ia cenderung kepada kebaikan, dan terkadang ia cenderung kepada keburukan.
Padanya terdapat keimanan, kecintaan, keikhlasan, tawakal kepada Allah ﷻ, yang merupakan sumber kehidupan pada hatinya.
Padanya juga terdapat pula kecintaan dan ketamakan terhadap syahwat, dengki, sombong, dan sifat ujub, yang merupakan sumber bencana dan kehancurannya.
Terkadang dia berada pada penyeru kepada Allah ﷻ, Rasul, dan hari akhir. Terkadang dia sebagai penyeru kepada duniawi.
Jika ia diberi nasihat tentang kebaikan dan ketakwaan terkadang ia menerima dengan lapang dada dan terkadang dia menolak nasihat tersebut.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.
Hati yang mati.
Hati yang mati adalah hati yang tidak mengenal Rabbnya. Ia tidak beribadah kepada-Nya, enggan menjalankan perintah-Nya atau menghadirkan sesuatu yang dicintai dan menghadirkan ridha-Nya.
Hati ini selalu berjalan bersama hawa nafsu dan kenikmatan duniawi, walaupun itu dibenci dan dimurkai oleh Allah ﷻ. Jika ia mencintai, membenci, memberi, dan menahan diri, semuanya karena hawa nafsu.
Hawa nafsu telah menjadi pemimpin dan pengendali baginya. Kebodohan adalah sopirnya, dan kelalaian adalah kendaraan baginya. Jika ia diberikan nasihat tentang kebaikan dan ketakwaan maka akan ditolak secara mentah-mentah.
Bergaul dengan orang yang hatinya mati adalah penyakit, berteman dengannya adalah racun, dan bermajelis dengannya adalah bencana.
Jamaah sidah shalat Jum’at yang berbahagia.
Setelah mengetahui macam-macam kondisi hati pada manusia, mari kita introspeksi diri kita masing-masing.
Bagaimana kondisi hati kita? Apakah hati kita sehat? Apakah hati kita sakit? Atau bahkan hati kita mati?
Mari kita senantiasa menyucikan hati dengan senantiasa melaksanakan perintah Allah ﷻ dan menjauhi segala maksiat yang Allah ﷻ larang, agar kita termasuk orang-orang yang beruntung bukan orang-orang yang rugi.
Allah ﷻ berfirman,
قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّىٰهَا* وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّىٰهَا
“Sungguh beruntung orang yang menyucikan (jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.” (QS. Asy-Syams: 9-10)
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بِالْقُرْآنِ وَالسُنَّةِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِهِمَا مِنَ الآيَةِ وَالحِكْمَةِ، أَقُوْلُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ وَخَطِيْئَةٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ كَانَ لِلْأَوَّابِيْنَ غَفُوْرًا
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوْا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ، وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ
وَقَالَ تَعاَلَى: إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِى يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ، وَأَقِمِ الصَّلاَةَ