BerandaKabar PondokProf. Dr. Ednan Aslan, MA. dari Universitas Wina Bersilaturahmi ke Ponpes Darusy...

Prof. Dr. Ednan Aslan, MA. dari Universitas Wina Bersilaturahmi ke Ponpes Darusy Syahadah

- Advertisement -spot_img

darusyahadah.com-Sabtu 2 April 2022, pesantren mendapat kunjungan silaturahmi dari Prof. Dr. Ednan Aslan, MA.

Beliau adalah seorang sarjana Islam Austria-Turki dan profesor Pendidikan Agama Islam di Departemen Agama Islam, Fakultas Filsafat dan Ilmu Pendidikan, Universitas Wina.

Universitas Wina atau University of Vienna sendiri merupakan salah satu universitas papan atas di Austria.

Di tengah kesibukan Prof. Dr. Ednan, MA. menjadi dosen tamu di UIN Walisongo, beliau menyempatkan diri untuk mengunjungi beberapa pondok pesantren di Indonesia, salah satunya adalah Darusy Syahadah.

Seusai berkeliling melihat lingkungan pesantren, beliau mengaku terkesan dengan suasana pesantren yang asri sehingga nyaman digunakan sebagai tempat menuntut ilmu.

Selain menyampaikan kesan-kesan baik dari pondok pesantren Darus Syahadah, Guru Besar Universitas Wina tersebut juga menyempatkan diri untuk beramah tamah dengan Mudir Pondok, Ustadz Qosdi Ridwanullah.

Prof. Dr. Ednan Aslan, MA. dari Universitas Wina Bersilaturahmi ke Ponpes Darusy Syahadah
Foto Dok. Prof. Dr. Ednan Aslan, MA. dan Ustadz Qosdi Ridwanullah

Dalam suasana perbincangan yang hangat itu, Profesor Ednan bertanya tentang sejarah pesantren dan bagaimana pandangan pesantren terhadap isu radikalisme.

“Ponpes Darusy Syahadah ini genrenya termasuk modernis, tentu dengan tetap menjalin kerjasama dengan berbagai kalangan.” Jelas Ustadz Qosdi.

“Adapun radikalisme, hal itu hanya sebuah sematan saja yang masih sangat subjektif.” Lanjut beliau.

“Banyak orang yang berpaham liberal beranggapan bahwa orang yang mengikuti dalil pasti radikal.

Padahal, sebagai seorang muslim, berpedoman dengan Al-Qur’an dan Hadits merupakan sebuah kewajiban yang tentu tidak bisa dikatakan sebagai radikalisme.

Sekiranya mungkin ada yang berpaham radikal dalam arti negatif, mestinya sebagai bangsa yang mengedepankan musyawarah kita bisa mendiskusikannya.

Sebab, bisa jadi itu hanya sebuah kesalahpahaman saja.

Bukan langsung dicap dan dimusuhi.

Sesama muslim lebih baik untuk saling menyayangi dan sebagai sesama manusia tentu kita juga harus saling menghormati.” Ungkap Ustadz Qosdi memberikan penjelasan kepada Prof. Dr. Ednan, MA.

Perbincangan hangat tersebut kemudian diakhiri dengan rasa saling percaya.

Bahwa menjadi seorang Muslim, juga berarti menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama.

Semoga Allah Ta’ala senantisa membimbing kita menuju jalan yang diridhai-Nya.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Stay Connected
16,985FansSuka
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Must Read
- Advertisement -spot_img
Related News
- Advertisement -spot_img

Silakan tulis komentar Anda demi perbaikan artikel-artikel kami