Daftar Isi
Banyumas – Komite Ma’had Darusy Syahadah (KMDS) Konsul Banyumas menyelenggarakan pertemuan silaturahmi pada Ahad, 28 September 2025, bertempat di Masjid Pungkuran. Pertemuan ini dihadiri para wali santri, pengurus KMDS, dan asatidzah pembimbing dari Pondok Pesantren Darusy Syahadah (DS). Acara berlangsung khidmat dan penuh kehangatan, menjadi momen penting untuk memperkuat sinergi antara pondok, pengurus KMDS, dan wali santri.
Acara dibuka dengan pembacaan tilawah Al-Qur’an oleh Ustadz Fachrorrozi (KMI 23), dilanjutkan sambutan dari perwakilan KMDS Banyumas, Ustadz Abdullah. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan permohonan maaf dari Ketua KMDS yang berhalangan hadir. Ustadz Abdullah menegaskan bahwa pertemuan ini menjadi sarana silaturahmi sekaligus ajang menerima informasi terkini tentang perkembangan pendidikan di Ponpes Darusy Syahadah.
“Kami berharap pertemuan ini bisa menjadi wasilah lahirnya ide-ide baik demi kemajuan bersama, khususnya untuk pendidikan putra-putri kita,” ujar beliau.
Tausiyah: Tarbiyah Iman dan Pembentukan Karakter
Sesi tausiyah disampaikan oleh Ustadz Qosdi Ridwanulloh. Dalam penyampaiannya, beliau menegaskan bahwa keberadaan KMDS merupakan sarana penting untuk memperkuat tali silaturahmi, yang diharapkan menjadi wasilah kebaikan bagi putra-putri para wali santri. Ustadz Qosdi kemudian memaparkan lima target utama pendidikan di Pondok Pesantren Darusy Syahadah.
Beliau menekankan bahwa fokus pertama adalah pembentukan karakter. Pendidikan di DS bukan hanya mengajarkan ilmu, tetapi membentuk kepribadian yang tangguh dan siap terjun ke masyarakat. Sebagai ilustrasi, beliau menceritakan kisah seorang dai muda alumni DS yang berdakwah hingga ke pelosok Kalimantan, menyeberangi sungai dan bahkan pernah digigit buaya dalam perjalanannya. Kisah lain datang dari seorang alumni yang berdakwah di Mentawai, yang dengan kesungguhan hati rela mengurus segala keperluan keluarga agar istrinya dapat menyelesaikan pendidikan di pondok, hingga akhirnya berhasil mengislamkan puluhan keluarga di daerah tersebut.
“Kunci pembentukan karakter ada pada tarbiyah iman dan tazkiyatun nafs,” tegas Ustadz Qosdi. Tarbiyah iman, menurut beliau, membutuhkan peran serta orang tua melalui doa-doa mustajab. Ia mengutip doa ketaqwaan: “اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِي وَنَفْسَ ابْنِي فُلَانٍ تَقْوَاهَا…” sebagai amalan yang dianjurkan. Penyucian jiwa atau tazkiyatun nafs pun menjadi kunci agar setiap santri menjadikan ridha Allah sebagai tujuan akhir, apapun profesi dan peran yang mereka jalani kelak.
Selain pembentukan karakter, Ustadz Qosdi menjelaskan bahwa target berikutnya adalah mencetak santri yang ahli Al-Qur’an, dengan program tilawah, tahsin, tahfidz, dan tadabbur agar mereka senantiasa terikat dengan kitab suci. Selanjutnya, pondok memberikan perhatian besar pada penguasaan bahasa Arab, menyesuaikan program dengan kemampuan santri. Bagi mereka yang memiliki potensi lebih, disediakan pembinaan khusus melalui Markaz Lughoh dengan bimbingan syaikh tamu dari luar negeri.
Tidak hanya itu, penguasaan ulum syar’i juga menjadi bagian dari kurikulum inti agar santri memahami dasar-dasar ilmu syariat dengan baik. Sebagai bekal menghadapi tantangan kehidupan, DS menyediakan 13 pelatihan dan kegiatan ekstrakurikuler keterampilan (life skill) yang dapat membantu santri mengembangkan potensi diri dan kesiapan menghadapi dunia pasca-pondok.

Informasi Terbaru dan Peningkatan Layanan
Dalam kesempatan tersebut, Ustadz Qosdi Ridwanulloh juga memaparkan sejumlah informasi terbaru terkait perkembangan pendidikan di Pondok Pesantren Darusy Syahadah. Beliau menjelaskan bahwa saat ini pondok semakin mengedepankan pola pendidikan berbasis konseling dialogis, sehingga hubungan antara asatidzah dan santri menjadi lebih hangat, komunikatif, dan membangun. Selain itu, pondok tengah mengembangkan layanan informasi berbasis aplikasi, sehingga wali santri dapat dengan mudah memantau perkembangan belajar dan kegiatan anak-anak mereka dari jarak jauh.
Beliau juga merinci jenjang pendidikan yang ada di Darusy Syahadah. Pada tingkat SLTP, tersedia KMI Wustho dengan fokus Bahasa Arab, KTI, dan Markaz Lughoh. Sementara di tingkat SLTA, terdapat beberapa program, yakni KMI-TD, KMT, KMI-S, dan STI. Adapun jenjang perguruan tinggi menawarkan tiga program studi: Prodi Dakwah, Prodi Ta’hil Mudarrisin, dan Prodi Tahfidz. Semua jenjang ini dirancang untuk mencetak kader dakwah yang berilmu, berakhlak, dan siap mengabdi di masyarakat.
Seiring dengan meningkatnya layanan pendidikan, kebutuhan operasional pondok juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Untuk menjaga keberlangsungan program-program yang ada, pihak pondok memutuskan melakukan penyesuaian biaya pendidikan dari Rp900.000 menjadi Rp1.100.000 per bulan.
“Kami bertahan selama beberapa tahun dengan kondisi defisit hingga lebih dari dua ratus juta rupiah. Agar seluruh program pendidikan tetap berjalan optimal, kenaikan biaya ini menjadi sebuah keniscayaan,” terang Ustadz Qosdi di hadapan para wali santri.
Beliau juga menyampaikan kabar gembira bahwa ijazah para santri ke depan akan dapat diterbitkan langsung oleh Kementerian Agama, karena saat ini sedang dalam proses administrasi. Sebelum proses ini selesai, ijazah santri masih menginduk pada sekolah-sekolah sekitar sebagai bentuk legalitas resmi.

Sosialisasi PSB dan Penayangan Video
Sesi berikutnya diisi oleh Ustadz Kholid Abdurrohman yang menyampaikan sejarah singkat Pondok Pesantren Darusy Syahadah. Beliau memaparkan bagaimana pondok ini berdiri dengan semangat dakwah dan komitmen mencetak kader-kader umat yang siap terjun ke tengah masyarakat. Sejak awal berdirinya, Darusy Syahadah berpegang pada visi membentuk generasi berilmu, berakhlak, dan berjiwa dakwah.
Ustadz Kholid menguraikan perjalanan panjang pondok dari masa perintisan hingga berkembang menjadi salah satu pusat pendidikan Islam yang diperhitungkan di wilayah Soloraya. Beliau menjelaskan bahwa perkembangan unit pendidikan di DS mencakup jenjang yang lengkap mulai dari SLTP, SLTA, hingga perguruan tinggi, sehingga santri dapat menempuh pendidikan secara berkesinambungan tanpa harus keluar dari lingkungan pondok.
Dalam sesi ini, diputar pula video profil pondok yang menampilkan suasana kegiatan santri sehari-hari, mulai dari belajar di kelas, halaqah Al-Qur’an, kegiatan ekstrakurikuler, hingga momen-momen kebersamaan yang mencerminkan semangat ukhuwah. Video tersebut juga memperkenalkan berbagai unit pendidikan dan fasilitas yang ada, termasuk Markaz Lughoh, laboratorium keterampilan, asrama, masjid, serta area olahraga santri.
Pemutaran video ini mendapat perhatian besar dari para wali santri. Banyak di antara mereka yang merasa terharu dan bangga melihat anak-anak mereka berada di lingkungan yang kondusif, terjaga, dan penuh aktivitas positif. Beberapa wali bahkan tampak mencatat informasi penting terkait program-program pendidikan yang ditawarkan pondok, termasuk jadwal Penerimaan Santri Baru (PSB), prosedur pendaftaran, dan fasilitas yang akan mendukung tumbuh kembang putra-putri mereka selama menuntut ilmu di DS.
Sesi ini menjadi kesempatan bagi para wali santri baru maupun lama untuk memahami secara lebih mendalam arah dan tujuan pendidikan pondok, sekaligus menumbuhkan rasa percaya diri bahwa menitipkan anak di Darusy Syahadah adalah investasi jangka panjang yang akan berbuah kebaikan dunia dan akhirat.
Diskusi dan Tanya Jawab
Sesi diskusi berlangsung dengan hangat dan interaktif. Para wali santri memanfaatkan kesempatan ini untuk menyampaikan pertanyaan dan aspirasi mereka secara langsung kepada pihak pondok. Salah satu topik yang ditanyakan adalah terkait isu kekerasan di lingkungan pesantren. Menanggapi hal ini, pihak Darusy Syahadah menegaskan bahwa pondok melarang keras segala bentuk kekerasan dalam proses pendidikan dan tarbiyah. Jika ditemukan adanya pelanggaran, maka akan segera ditindak tegas. Pelanggaran berat dapat berujung pada pemecatan, sedangkan pelanggaran ringan akan mendapatkan peringatan terakhir.
Pertanyaan berikutnya menyentuh persoalan biaya pendidikan. Ustadz Qosdi menjelaskan bahwa bagi wali santri yang merasa sangat keberatan, pondok menyediakan mekanisme pengajuan keringanan kepada pihak yayasan, dengan syarat diajukan di awal masa daftar ulang agar dapat dipertimbangkan secara layak.
Selain itu, beberapa wali juga meminta penjelasan lebih rinci mengenai program Markaz Lughoh Putri. Pihak pondok menjelaskan bahwa program tersebut berfokus pada pendalaman bahasa Arab dengan bimbingan Syaikh Abdurrahman As-Sudani, serta dilengkapi dengan pembelajaran tahsin, tahfidz, dan dasar-dasar ulum syar’i sebagai pondasi keilmuan.
Setelah seluruh pertanyaan terjawab, pertemuan diakhiri dengan doa bersama yang dipimpin oleh asatidzah. Suasana terasa khidmat, penuh rasa syukur, dan harapan agar silaturahmi ini membawa keberkahan, memperkuat persaudaraan, serta menjadi langkah awal bagi kemajuan pendidikan para santri dan seluruh civitas Pondok Pesantren Darusy Syahadah.