Daftar Isi
Boyolali — Ahad, 5 Oktober 2025, Komite Ma’had Darusy Syahadah (KMDS) Kabupaten Boyolali menggelar pertemuan rutin bersama para wali santri di Masjid Mujahidin, Sambi, Boyolali. Kegiatan ini menjadi ajang silaturahmi sekaligus penguatan sinergi antara pihak pesantren dan wali santri dalam mendukung peningkatan mutu pendidikan dan pembinaan santri.
Acara yang dipandu oleh Bapak Selamet Riyanto selaku MC tersebut diawali dengan pembukaan dan tilawah Al-Qur’an yang dibacakan oleh Ustadz Dzaky Amrulloh, menghadirkan suasana khidmat dan penuh kehangatan di tengah para peserta yang hadir.
Sambutan Ketua KMDS Boyolali
Sesi sambutan pertama disampaikan oleh Ketua KMDS Kabupaten Boyolali, Ustadz Drs. Paiman. Dalam sambutannya beliau menyampaikan ucapan selamat datang kepada seluruh wali santri yang hadir dan memperkenalkan struktur kepengurusan KMDS Boyolali yang kini berkantor di Masjid Mujahidin, Sambi.
Ustadz Paiman menegaskan bahwa KMDS berperan sebagai jembatan komunikasi dan sinergi antara wali santri dan pihak pesantren dalam berbagai hal, baik yang menyangkut proses pendidikan maupun kendala lain seperti aspek ekonomi dan sosial.
“KMDS hadir untuk memfasilitasi komunikasi, menyerap aspirasi, serta membantu mencari solusi bersama, terutama bagi wali santri yang menghadapi kendala. Semoga keberadaan KMDS dapat memperkuat ukhuwah dan kepedulian di antara kita,” ungkap beliau.
Di akhir sambutannya, beliau juga menyampaikan permohonan maaf apabila dalam penyambutan terdapat kekurangan dari pihak panitia.
Pemaparan dari Mudir Ma’had
Sambutan berikutnya disampaikan oleh Mudir Ma’had Darusy Syahadah, Ustadz Qosdi Ridwanulloh, yang memberikan berbagai informasi strategis terkait perkembangan pesantren.
Beliau menuturkan bahwa pondok terus berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui program kaderisasi, pelatihan, serta rencana pemberangkatan kader ke luar negeri. Di samping itu, pondok juga tengah mempersiapkan aplikasi digital sebagai sarana komunikasi dan pemantauan perkembangan santri oleh orang tua.
Dalam bidang ekonomi, pondok mengembangkan beberapa unit usaha seperti toserba, toko bangunan, travel umrah, peternakan, serta pertanian. Namun demikian, beliau menjelaskan bahwa biaya operasional pesantren semakin meningkat seiring kebutuhan pengembangan, sehingga beberapa penyesuaian biaya perlu dilakukan.
“Kami ingin meningkatkan layanan dan kualitas pendidikan, karena Darusy Syahadah bukan hanya mendidik anak menjadi baik, tetapi juga mencetak kader umat yang siap memimpin,” jelas beliau.
Beliau juga memaparkan perkembangan satuan pendidikan di bawah naungan Darusy Syahadah yang kini meliputi SLTP, SLTA, hingga Ma’had ‘Aly, sebagai bentuk kesinambungan sistem pendidikan pesantren yang kokoh dan berjenjang.
Tausiyah Inspiratif: Membangun SDM Unggul
Sesi berikutnya diisi dengan tausiyah oleh Ustadz Sudarisman Ahmad, Lc., M.A. yang mengangkat tema penting tentang membangun sumber daya manusia unggul sebagai kunci kebangkitan umat.
Beliau mengingatkan bahwa dengan jumlah santri dan alumni Darusy Syahadah yang telah mencapai ratusan, seharusnya muncul perubahan nyata di tengah masyarakat, khususnya di Kabupaten Boyolali.
“Dakwah Rasulullah ﷺ dalam waktu tidak lebih dari tiga puluh tahun mampu mengubah peradaban seluruh jazirah Arab. Maka dengan usia Darusy Syahadah yang kini 32 tahun, sudah saatnya kita melahirkan perubahan besar dalam wajah keislaman di sekitar kita,” ujarnya.
Ustadz Sudarisman menekankan bahwa perubahan besar dimulai dari pembentukan SDM unggul, bukan dari pembangunan infrastruktur semata. Ia mencontohkan bagaimana Nabi ﷺ menyiapkan para sahabat dengan keimanan dan keterampilan sehingga mampu mengatur berbagai wilayah dengan penuh tanggung jawab.
Dalam penjelasannya, beliau menguraikan tahapan membangun SDM unggul:
- Menjadikan anak dekat dengan Allah — harus ada sinergi antara pesantren dan orang tua agar orientasi pendidikan anak tidak hanya duniawi, tetapi juga berorientasi pada peradaban Islam.
- Pendampingan dan apresiasi dari orang tua — proses menjadi pribadi unggul tidak mudah, maka anak perlu bimbingan, motivasi, dan apresiasi atas setiap usaha yang mereka lakukan.
- Menemukan dan mengembangkan potensi anak — tugas pendidik dan wali adalah membantu anak menemukan minat dan bakat yang bisa menjadi bekal hidup.
- Waspada terhadap pengaruh negatif teknologi dan game — orang tua diharapkan memberi stimulasi positif melalui aktivitas bersama dan keterlibatan langsung dalam kegiatan anak.
- Mendoakan anak dengan menyebut nama mereka dalam munajat — doa orang tua pada waktu-waktu terbaik memiliki kekuatan yang luar biasa bagi masa depan anak.
Tausiyah ini ditutup dengan pesan motivatif agar seluruh wali santri terus berperan aktif dan bersinergi dengan pesantren dalam mendidik generasi penerus yang bertakwa dan berkompeten.

Penyampaian Informasi PSB
Acara dilanjutkan dengan penyampaian informasi oleh Ketua PSB (Penerimaan Santri Baru), Ustadz Kholid Abdurrohman, Lc. Beliau menyampaikan sejarah singkat berdirinya Pondok Pesantren Darusy Syahadah hingga perkembangannya saat ini, serta menayangkan video profil tiap unit pendidikan untuk memberikan gambaran menyeluruh kepada para wali tentang sistem pendidikan di pondok.
Sesi Diskusi dan Usulan Wali Santri
Menjelang akhir acara, dibuka sesi diskusi dan penyampaian aspirasi dari para wali santri. Beberapa usulan menarik muncul, antara lain:
- Santriwan dan santriwati diharapkan dapat lebih banyak berbelanja di unit usaha milik pondok, sebagai bentuk dukungan terhadap kemandirian ekonomi pesantren.
- Salah satu wali santri menyampaikan kesediaannya menjadi mentor kegiatan ekstrakurikuler kuliner (kreps).
- Didorongnya pengembangan produk usaha mandiri pesantren, seperti air mineral dan produk rumah tangga lain.
- Wali santri yang memiliki keahlian di bidang pertanian juga menyatakan kesiapan bersinergi untuk mendukung program pertanian pesantren.
Penutup
Pertemuan yang berlangsung penuh keakraban dan semangat ukhuwah ini diakhiri dengan doa bersama. Acara tersebut tidak hanya menjadi forum komunikasi antara wali dan pesantren, tetapi juga menjadi momentum untuk memperkuat komitmen bersama dalam membangun generasi santri yang unggul, berakhlak, dan berkontribusi bagi masyarakat.