BerandaKajianAdabBersungguh-Sungguh Untuk Menuntut Ilmu

Bersungguh-Sungguh Untuk Menuntut Ilmu

- Advertisement -spot_img

Setiap kali penuntut ilmu mendalami sebuah ilmu, maka ia akan semakin merasa butuh ilmu lagi dan bersemangat untuk mendapatkan lebih banyak lagi.

Allah telah memerintahkan Nabi-Nya untuk meminta tambahan ilmu. Allah ﷻ berfirman,

وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا

Dan katakanlah, ‘Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.’” (QS. Thaha [20]: 114)

Di antara doa yang sering dibaca oleh Rasulullah ﷺ adalah doa agar diberi tambahan ilmu. Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ berdoa

اللَّهُمَّ انْفَعْنِى بِمَا عَلَّمْتَنِى وَعَلِّمْنِى مَا يَنْفَعُنِى وَزِدْنِى عِلْمًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ

Ya Allah, berilah aku manfaat dengan ilmu yang Engkau ajarkan kepadaku, ajarilah aku sesuatu yang bermanfaat bagiku, dan tambahkanlah ilmu kepadaku, segala puji bagi Allah atas setiap kondisi.” (HR. Ibnu Majah)

Rasulullah ﷺ juga mendorong kita untuk selalu menuntut ilmu sampai akhir hayat. Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al Khudri, Rasulullah ﷺ bersabda

لَنْ يَشْبَعَ الْمُؤْمِنُ مِنْ خَيْرٍ يَسْمَعُهُ حَتَّى يَكُونَ مُنْتَهَاهُ الْجَنَّةُ

Seorang mukmin tidak akan pernah merasa kenyang dari kebaikan (ilmu) yang ia dengarkan sampai pada akhirnya ia masuk Jannah.” (HR. At Tirmidzi, ia berkata, “Hadits hasan gharib.”)

Nabi ﷺ menjadikan sifat bersemangat untuk menuntut dan menerima ilmu sebagai ciri keimanan dan sifat seorang mukmin.

Beliau mengabarkan bahwa mencari ilmu merupakan langkah seorang mukmin sampai berakhir dengan masuknya ia ke surga.” (Miftah Daris Sa’adah, Ibnu Qayyim, I/74)

Imam Ibnu Qayyim telah menyebutkan atsar dari para salaf tentang semangat untuk mencari ilmu. Diantaranya ialah perkataan Imam Ahmad. Beliau berkata

أَنَا أَطْلُبُ الْعِلْمَ إلَى أَنْ أَدْخُلَ الْقَبْرَ

“Aku akan selalu mencari ilmu sampai masuk ke liang lahat.” (Al-Adab Asy-Syar’iyah, II/127)

Hasan ditanya tentang lelaki yang telah berumur 80 tahun, apakah masih layak belajar? Beliau menjawab bahwa ia masih layak belajar salama beliau masih layak hidup.

Jika hikmah itu memang milik orang mukmin yang hilang, maka ia wajib untuk mencarinya. Dan, ketahuilah bahwa hikmah itu adalah ilmu.

Jika seorang mukmin kehilangan ilmu maka ia seperti seorang yang kehilangan barang yang sangat berharga. Jika ia mendapatkannya kembali maka hatinya akan senang.

Kemudian mari kita simak wasiat Lukmanul Hakim kepada para anaknya. Beliau berkata

يَا بُنَيَّ جَالِسْ الْعُلَمَاءَ وَزَاحِمْهُمْ بِرُكْبَتَيْكَ فَإِنَّ اللَّهَ يُحْيِي الْقُلُوبَ بِنُورِ الْحِكْمَةِ كَمَا يُحْيِي اللَّهُ الْأَرْضَ الْمَيْتَةَ بِوَابِلِ السَّمَاءِ

Wahai anakku, duduklah bersama para ulama. Berdesak-desaklah untuk mendekatinya dengan kedua lututmu.

Karena sesungguhnya Allah ﷻ akan menghidupkan hati dengan cahaya hikmah, sebagaimana Allah ﷻ menghidupkan bumi yang kering dengan hujan dari langit.” (Diriwayatkan oleh Malik)

Ketika mendekati ajalnya, Mu’adz bin Jabal berkata, “Selamat datang kematian. Selamat datang yang diharapkan kedatangannya di saat dibutuhkan.

Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Tahu bahwa aku tidak ingin tinggal di dunia ini hanya karena aliran sungainya dan tanaman-tanamannya.

Namun aku suka tinggal di dunia untuk berletih-letih pada malamnya yang panjang, merasakan kehausan pada siangnya yang panas, dan berkumpul bersama para ulama dalam rombongan halaqah zikirnya, yaitu halaqah untuk menuntut ilmu.” (Jami’ul Bayanil Ilmi, Ibnu Abdil Bar, I/51)

Imam Nawawi berkata, “Termasuk adab yang harus dimiliki adalah bersemangat untuk mencari ilmu, selalu membiasakan mencarinya dalam setiap waktu yang memungkinkan.

Jangan puas dengan yang sedikit jika memang punya kesempatan untuk meraih yang banyak. Jangan juga memaksakan diri terhadap sesuatu yang ia tidak mampui karena dikhawatirkan akan membuat bosan.

Sebab apa yang telah diperolehnya bisa saja terlupakan. Hal ini antara satu orang dengan yang lainnya tentu berbeda-beda sesuai dengan kondisi masing-masing.” (Tibyan fi Adabi Hamalatil Qur’an, hal. 41)

Demikianlah, hendaknya para pencari ilmu selalu berusaha dengan sungguh-sungguh untuk meraih dan memperbanyak menelaah berbagai ilmu.

Khususnya ilmu-ilmu yang memang punya kaitan erat dengan ilmu yang hendak ia pelajari seperti ilmu bahasa Arab yang menjadi sarana untuk mempelajari ilmu lainnya. Wallahu a’lam bish shawab.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Stay Connected
16,985FansSuka
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Must Read
- Advertisement -spot_img
Related News
- Advertisement -spot_img

Silakan tulis komentar Anda demi perbaikan artikel-artikel kami