BerandaKajianRenunganIstiqamah di Jalan Hijrah

Istiqamah di Jalan Hijrah

- Advertisement -spot_img

Istiqamah di Jalan Hijrah
Oleh Parlan (Alumni DS)

Dunia itu menipu dan dihiasi dengan yang manis-manis. Kemanisan dua gelombang arus syahwat dan syubhat terus menyambar-nyambar.

Hati yang lemah ini kadang tidak kuat menahan arus yang sangat dahsyat ini. Keimanan sedikit demi sedikit dilepas begitu saja. Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam– bersabda

تُعْرَضُ الْفِتَنُ عَلَى الْقُلُوبِ كَالْحَصِيرِ عُودًا عُودًا

“Fitnah-fitnah akan mendatangi hati bagaikan anyaman tikar yang tersusun seutas demi seutas”. (HR. Muslim, no. 144)

Di dalam kehidupan ini, godaan dunia selalu menggoda yang kadang menjadikan manusia tidak Istiqamah di jalan Allah.

Akan tetapi Allah telah menetapkan jalan yang harus ditempuh oleh manusia melalui aturan dan ketentuan-Nya sehingga seseorang senantiasa Istiqamah dan tegak di atas syariat-Nya.

Menjadikan manusia mampu menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya serta tidak berpaling ke kanan dan ke kiri. Allah Ta’ala telah memerintahkan orang-orang yang beriman untuk senantiasa istiqamah.

Allah Ta’ala berfirman

اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَۚ  (13) اُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ الْجَنَّةِ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۚ جَزَاۤءً ۢبِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ (14)

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap beristiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita, mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan (di dunia)” (QS. Al-Ahqaaf : 13-14)

Akan tetapi bagaimana pun juga seorang hamba tidak mungkin senantiasa sempurna dalam keistiqamahnya. Terkadang seorang hamba luput dan lalai yang menyebabkan nilai istiqamah menjadi berkurang.

Oleh karena itu, Allah memberikan jalan keluar untuk memperbaiki kekurangan tersebut yaitu dengan beristigfar dan memohon ampun kepada Allah ta’ala dari dosa dan kesalahan.

Allah Ta’ala berfirman

قُلْ اِنَّمَآ اَنَا۟ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوْحٰىٓ اِلَيَّ اَنَّمَآ اِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ فَاسْتَقِيْمُوْٓا اِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوْهُ ۗوَوَيْلٌ لِّلْمُشْرِكِيْنَۙ

 Maka beristiqamahlah (tetaplah) pada jalan yang lurus menuju kepada Allah dan mohonlah ampun kepada-Nya”. (QS. Fushshilat : 6).

Bersyukurlah bagi yang sudah mengenal jalan yang benar dan semoga Allah senantiasa menjaga keimanan itu hingga akhir hidupnya.

Tidakkah kita takut, sudah mengenal jalan yang benar (hijrah dan istiqamah) namun kemudian kita berpaling setelahnya. Kemudian Allah memalingkan hati kita selama-lamanya, dan Allah tidak peduli lagi.

Allah berfirman

فَلَمَّا زَاغُوْٓا اَزَاغَ اللّٰهُ قُلُوْبَهُمْۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِيْنَ

“Maka ketika mereka melenceng (dari jalan yang lurus) niscaya Allah lencengkan hati-hati mereka.” (QS. Ash-Shaff :5).

Menjadikan hati istiqamah setelah berhijrah itulah menjadi perkara penting dalam kehidupan yang baru. Kehidupan berhijrah dari pribadi yang buruk menjadi pribadi yang baik.

Muslim Istiqamah

Hidup di dunia hanya sementara. Kita hidup hanya sebagai seorang musafir yang berteduh di bawah pohon yang rindang. Ada nasehat jawa yang mengatakan hidup di dunia “ koyo mampir ngombe” kalau diterjemahkan ialah “seperti mampir minum”.

Jadi artinya hidup ini benar-benar sebentar tidak ada jeda lama antara air yang diteguk lewat tenggorakan dengan perut, dengan cepat tanpa menunggu lama air masuk wadahnya. Hidup di dunia ini tidak lain, kita di suruh untuk untuk beribadah hanya kepada-Nya.

Dalam menjalankan syari’at, sebagai seorang hamba kita diperintahkan untuk istiqamah. Istiqamah adalah menempuh jalan yang lurus, yaitu agama yang lurus tanpa membengkok ke kanan maupun ke kiri.

Hal ini mencakup ketaatan secara kesuluruhan, baik lahir maupun batin serta meninggalkan segala bentuk larangan.

Allah Ta’ala berfirman

فَاسْتَقِيمُوا إِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ

Maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepadaNya dan mohonlah ampun kepada-Nya” .(QS Fushshilat: 6)

Allah Ta’ala juga berfirman

فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ

Maka tetaplah kamu pada jalan yang lurus (benar), sebagaimana diperintahkan kepadamu.” (QS Hud:112)

Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi memerintahkan Rasul-Nya agar tetap teguh dan senantiasa beristiqamah, sebagaimana yang telah diperintahkan dan dijelaskan oleh Allah.

Dari Abu Amr ada yang mengatakan Abu Amrah Sufyan bin Abdillah, dia berkata

يَا رَسُولَ اللهِ، قُلْ لِي فِي الْإِسْلَامِ قَوْلًا لَا أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا غَيْرَكَ. قَالَ: قُلْ آمَنْتُ بِاللهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ

Ya Rasulullah, katakanlah kepadaku satu perkataan dalam Islam, yang aku tidak akan bertanya lagi kepada seorangpun selain anda.” Beliau bersabda: “Katakanlah: Aku beriman kepada Allah kemudian Istiqamahlah. (HR. Muslim)

Sudah selakyaknya bagi setiap orang yang beriman kepada Allah Ta’ala, untuk senantiasa mengawasi diri dan jiwanya. Dia seharusnya memeriksa diri apakah dia istiqamah atau tidak.

Jika dia mendapati dirinya istiqamah maka hendaknya dia memuji Allah kemudian memohon ketetapan dan kekokohan kepadaNya. Namun, jika dia belum istiqamah maka wajib baginya untuk menempuh jalan istiqamah.

Baca juga artikel lainnya Istiqamah itu Karunia Allah

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Stay Connected
16,985FansSuka
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Must Read
- Advertisement -spot_img
Related News
- Advertisement -spot_img

Silakan tulis komentar Anda demi perbaikan artikel-artikel kami