BerandaKajianTarbiyahMemahami Karakter Unik Pada Diri Anak

Memahami Karakter Unik Pada Diri Anak

- Advertisement -spot_img

Memahami Karakter Unik Pada Diri Anak

Oleh Taufiq Abu Nahlin

Mendidik Buah Hati

Mendidik anak merupakan sebuah kewajiban yang utama karena sesungguhnya mendidik anak adalah ladang pahala. Ia adalah perintah Allah dan Rasul-Nya.

Para pendidik hendaknya menikmati dan bersabar dalam mendidik anak agar ia dapat meraih pahala sebanyak-banyaknya.

Kita masih sering melihat para orang tua maupun pendidik yang kurang sabar dalam mendidik putra-putrinya.

Bisa jadi hal itu disebabkan karena kurang sadarnya mereka bahwa mendidik anak merupakan sebuah amal shalih yang bernilai ibadah.

Apabila Allah Subhanahu wa Ta’la mengaruniakan anak kepada manusia, Dia juga meletakkan tanggung jawab mendidik anak itu kepada ibu bapaknya. Allah berfirman

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

 “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim: 6)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Lelaki itu ibarat penggembala terhadap keluarganya dan ia bertanggungjawab kepada gembalanya.

Perempuan itu penggembala di rumah suaminya dan ia bertanggungjawab terhadap gembalanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Lihatlah bagaimana Umar bin Khaththab radhiyallahuanhu menggerakkan anaknya untuk berkompetisi menumbuhkan potensi yang terpendam.

Diriwayatkan dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda

إِنَّ مِنَ الشَّجَرِ شَجَرَةً لاَ يَسْقُطُ وَرَقُهَا وَإِنَّهَا مَثَلُ الْمُسْلِمِ فَحَدِّثُونِي، مَا هِيَ فَوَقَعَ النَّاسُ فِي شَجَرِ الْبَوَادِي (قَالَ عَبْدُ اللهِ): وَوَقَعَ فِي نَفْسِي أَنَّهَا النَّخْلَةُ فَاسْتَحْييْتُ ثُمَّ قَالُوا: حَدِّثْنَا، مَا هِيَ يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ: هِيَ النَّخْلَةُ  (أخرجه البخاري)

Sesungguhnya di antara pohon-pohon di padang pasir ada sebuah pohon yang daunnya tidak gugur, dan sesungguhnya pohon itu adalah sebagai perumpamaan seorang muslim.

Ceritakan kepadaku apa yang dimaksud dengan pohon itu?”

Lalu para sahabat menduga-duga mengenai pohon padang pasir itu. Diriku menduga bahwa pohon yang dimaksud adalah pohon kurma, namun aku merasa malu (mengutarakan).

Kemudian para sahabat berkata, ”Ceritakanlah kepada kami, wahai Rasulullah, apa yang dimaksud pohon itu?”

“Pohon itu ialah kurma,” jawab Rasulullah. (HR. Al-Bukhari)

Abdullah bin Umar berkata

فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِعُمَرَ ، فَقَالَ: لأَنْ تَكُونَ ، قُلْتَ: هِيَ النَّخْلَةُ ، أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ كَذَا وَكَذَا (هَذَا حَدِيثٌ مُتَّفَقٌ عَلَى صِحَّتِهِ ، أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ)

Lalu aku sampaikan hal itu kepada Umar, dan beliau berkata,Sungguh jika kamu mengatakan bahwa pohon itu adalah pohon kurma, niscaya lebih aku sukai dari pada diam saja.” (HR. Muslim)

Ini merupakan bentuk dorongan dan motivasi untuk berkompetisi dari Umar kepada anaknya, Abdullah.

Tujuannya agar Abdullah berani berbicara di tengah majelis (forum) orang-orang dewasa untuk mengemukakan gagasan di saat mereka tidak menemukan solusi terhadap suatu masalah.

Hendaknya para pendidik memperhatikan beberapa karakter mendasar yang terdapat dalam diri anak.

Hal itu demi memudahkan dalam membimbing dan mengarahkan, serta mewujudkan apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu dalam mendidik anak-anak.

Karakter Anak

Adapun beberapa karakter mendasar tersebut adalah

1. Sulit Diam dan Banyak Bergerak

Anak kecil suka banyak bergerak dan beraktifitas. Mereka tidak bisa diam dalam waktu yang lama.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengabarkan kepada kita bahwa keringat anak kecil menambah kecerdasan anak kelak ketika ia dewasa.

Oleh karena itu para ayah dan ibu hendaknya mengarahkan anak-anak menuju potensi yang baik. Jangan kekang ia untuk diam dan tidak beraktifitas.

Biarkan ia banyak bergerak dan beraktifitas karena itu menunjukkan kecerdasannya.

Para orang tua dan pendidik janganlah khawatir dan bingung dengan anaknya yang banyak bergerak, yang kadang dianggap oleh para orang tua dengan sikap usil.

Hal yang perlu kita lakukan adalah memberikan pengawasan dan pengarahan agar potensi tersebut bisa berkembang dalam nilai-nilai positif.

2. Suka Meniru

Anak kecil suka meniru orang lain yang usianya lebih tua, terutama kedua orang tua dan para pendidik entah itu yang baik maupun yang buruk.

Apabila orang tua shalat maka anak akan berusaha meniru untuk shalat.

Demikian pula apabila orang tua minum minuman yang memabukkan dan merokok, maka anak akan berusaha meniru hal tersebut.

Oleh sebab itu wajib bagi orang tua dan pendidik untuk menjadi contoh teladan yang baik bagi anak-anak mereka dan mengarahkan kepada amal-amal shalih.

Di sinilah ternyata pentingnya bekal ilmu dan takwa bagi para orang tua dan pendidik sebelum menjalankan tugas mendidik.

Ilmu dan ketakwaan yang tentunya harus sudah ditanamkan dalam diri para calon orang tua dan para guru jauh sebelumnya.

3. Banyak Bertanya

Anak kecil suka bertanya tentang banyak hal. Bahkan perkara-perkara yang beraneka ragam yang rinci nan pelik, atau perkara-perkara yang sulit dijangkau oleh akalnya.

Terkadang hal ini menjadikan orang tua dan pendidik jengkel dan malas untuk menanggapi sesuatu yang dianggap sebagai celotehan belaka.

Dianggap berisik lah, mengganggu lah, dan sebagainya. Padahal banyak bertanya ini merupakan karakter unik yang dimiliki anak.

Dengannya seorang anak bisa mengasah pengetahuan dan kecerdasan. Orang tua dan pendidik bisa mengarahkan dengan baik.

Hendaknya orang tua mendengarkan dengan seksama dan penuh perhatian untuk kemudian menanggapi dengan sabar satu persatu pertanyaan anak.

Tentunya dengan jawaban-jawaban yang benar, tidak asal, jawaban yang sederhana yang bisa diterima oleh akal. Sehingga anak puas dan tidak berada dalam kebingungan.

4. Memiliki Daya Ingat Kuat

Daya ingat dan daya pikir anak-anak masih bersih dan jernih belum tercampuri oleh berbagai macam persoalan maupun masalah.

Oleh karena itu anak kecil mudah sekali menghafal meskipun belum memahami apa yang dihafal. Inilah yang disebut dengan potensi akal yang kuat.

Maka bagi para orang tua dan pendidik hendaknya memanfaatkan kekuatan atau potensi unik yang Allah anugerahkan ini untuk menghafalkan Al-Qur’an, hadits, doa dan yang lainnya.

Apa yang melekat dalam ingatan anak pada masa kecil akan sulit hilangnya.

Demikian beberapa karakter unik yang telah Allah karuniakan dalam diri anak kita. Semoga dengan merenungkan dan memahaminya bisa membantu kita mendidik anak-anak agar  menjadi qurrota a’yun (penyejuk mata) yang senantiasa beribadah dan taat kepada Allah.

Sehingga kelak keluarga kita terjaga dari api neraka dan bisa berkumpul bersama di jannah-Nya. Aamiin.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Stay Connected
16,985FansSuka
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Must Read
- Advertisement -spot_img
Related News
- Advertisement -spot_img

Silakan tulis komentar Anda demi perbaikan artikel-artikel kami