BerandaKajianAkidahMengenal Ashabul A’rof dan Kisah Akhir Perjalanan Mereka

Mengenal Ashabul A’rof dan Kisah Akhir Perjalanan Mereka

- Advertisement -spot_img

Siapa itu ashabul a’rof? Bagaiman nasib akhir kehidupan ashabul a’rof? Apakah a’rof adalah tempat akhir selain surga dan neraka? Tulisan ini insya Allah akan menjelaskan pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Pengertian Ashabul A’rof

Di akhirat kelak ada tempat selain dari surga dan neraka bernama al-A’rof’. Secara definitif prespektif etimologi dari bahasa arab yang artinya adalah ‘tempat tinggi’. Secara istilah artinya adalah tempat yang tinggi berada diantara surga dan neraka, dimana orang yang berada di situ bisa melihat penduduk surga dan neraka.

Orang-orang yang berada di tempat ini adalah orang-orang yang pahala kebaikannya dan dosa keburukannya memiliki berat yang sama. Kemudian orang yang berada ditempat ini akan dimasukkan kedalam surga bukan di neraka.

Di antara kriteria ashabul a’rof adalah orang-orang yang keluar berjihad di jalan Allah tanpa izin orang tua. Kemudian mereka ini terbebas dari neraka karena mereka terbunuh di jalan Allah. Dan mereka tertahan untuk bisa masuk surga karena mereka telah bermaksiat kepada orang tua.

Ada yang mengatakan ashabul a’rof adalah orang diridhoi oleh salah satu dari kedua orang tuanya, sedang yang satu lagi tidak ridho atau marah. Mereka ini akan tertahan. Sampai kemudian Allah mengadili mereka di depan manusia yang lain. kemudian akhirnya mereka bisa masuk surga.

Ada juga yang mengatakan, ashabul a’rof adalah anak-anak orang kafir yang meninggal sebelum dewasa atau baligh.

Ada juga pendapat yang mengatakan mereka ini adalah orang-orang yang memiliki kelebihan dari golongan kaum mukmin. Kemudian diketahui oleh seluruh penduduk surga dan neraka.

Ada juga pendapat Abi Mijlaz Lahiq bin Humaid yang mengatakan kalau ashabul a’raf ini adalah malaikat. Bukan dari golongan anak cucu Adam. Meskipun pendapat ini adalah pendapat yang jauh dari kebenaran. karena dalam ayatnya disebutkan وَعَلَى الأَعْرَافِ رِجَالٌ  kalimat ‘rijal’ di sini tentu bukanlah malaikat. Melainkan adalah anak adam yang berakal. Lagi pula malaikat tidak dihalangi oleh Allah dari surga maupun neraka. Malaikat tidak diazab dengan neraka, Malaikat juga tidak menikmati surga.

Akan tetapi pendapat yang paling meyakinkan adalah pendapat pertama. Yaitu pendapat sahabat yang telah banyak diriwayatkan dengan jalur periwayatan yang banyak. Pendapat para sahabat ini adalah pendapat yang mu’tamad.

Dalil Tentang Ashabul A’rof

Hal ini sebagaimana yang Allah firmankan dalam surat al-A’rof ayat 46 s/d 49,

وَبَيْنَهُمَا حِجَابٌ وَعَلَى الأَعْرَافِ رِجَالٌ يَعْرِفُونَ كُلاًّ بِسِيمَاهُمْ وَنَادَوْاْ أَصْحَابَ الْجَنَّةِ أَن سَلاَمٌ عَلَيْكُمْ لَمْ يَدْخُلُوهَا وَهُمْ يَطْمَعُونَ ٤٦- وَإِذَا صُرِفَتْ أَبْصَارُهُمْ تِلْقَاء أَصْحَابِ النَّارِ قَالُواْ رَبَّنَا لاَ تَجْعَلْنَا مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ ٤٧- وَنَادَى أَصْحَابُ الأَعْرَافِ رِجَالاً يَعْرِفُونَهُمْ بِسِيمَاهُمْ قَالُواْ مَا أَغْنَى عَنكُمْ جَمْعُكُمْ وَمَا كُنتُمْ تَسْتَكْبِرُونَ ٤٨- أَهَـؤُلاء الَّذِينَ أَقْسَمْتُمْ لاَ يَنَالُهُمُ اللّهُ بِرَحْمَةٍ ادْخُلُواْ الْجَنَّةَ لاَ خَوْفٌ عَلَيْكُمْ وَلاَ أَنتُمْ تَحْزَنُونَ -٤٩-

Dan di antara keduanya (penghuni surga dan neraka) ada tabir dan di atas A‘rāf (tempat yang tertinggi) ada orang-orang yang saling mengenal, masing- masing dengan tanda-tandanya. Mereka menyeru penghuni surga, “Salamun ‘alaikum” (salam sejahtera bagimu). Mereka belum dapat masuk, tetapi mereka ingin segera (masuk). Dan apabila pandangan mereka dialihkan ke arah penghuni neraka, mereka berkata, “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau Tempatkan kami bersama-sama orang-orang zalim itu.” Dan orang-orang di atas A‘rāf (tempat yang tertinggi) menyeru orang-orang yang mereka kenal dengan tanda-tandanya sambil berkata, “Harta yang kamu kumpulkan dan apa yang kamu sombongkan, (ternyata) tidak ada manfaatnya buat kamu. Itukah orang-orang yang kamu telah bersumpah, bahwa mereka tidak akan mendapat rahmat Allah?” (Allah Berfirman), “Masuklah kamu ke dalam surga! Tidak ada rasa takut padamu dan kamu tidak pula akan bersedih hati.””  (QS. al-A’rof: 46-49)

Perjalanan Akhir Ashabul A’rof

Ibnu Qayyim rahimahullah menjelaskan tentang hal ini, bahwa ayat yang berbunyi (وَبَيْنَهُمَا حِجَابٌ) maksudnya di antara penghuni surga dan neraka kelak ada ‘al-hijab’ atau pembatas. Yaitu dinding yang memisahkan antara mereka (penghuni surga dan neraka). dinding (pemisah) itu memiliki pintu. Di sebelah dalam ada rahmat dan di luarnya hanya ada azab.

Hudzaifah bin Yaman dan Ibnu Abbas radhiyallahu anhum menjelaskan tentang ‘ashabul a’rof’ atau penduduk al-a’rof ini, mereka adalah orang yang memiliki timbangan kebaikan dan keburukan yang sama. Sehingga kebaikan mereka belum bisa digunakan untuk menjadi alasan masuk surga. Begitu pula keburukan mereka tidak cukup untuk membuat mereka masuk neraka. Sehingga mereka tinggal di ‘al-a’rof’ ini, sampai kemudian Allah memasukkan mereka ke dalam surga atas karunia dan kasih sayang-Nya.

Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu menambahkan penjelasan ini, ashabul a’rof adalah orang-orang yang memiliki kesamaan dalam kebaikan dan keburukan. Siapapun itu kelak ketika dia melintasi sirath (jembatan yang berada di atas neraka yang harus dilintasi menuju surga) mereka akan berhenti dan melihat penduduk surga. Maka penduduk surga menyeru mereka (سَلاَمٌ عَلَيْكُمْ) “Salamun ‘alaikum” (salam sejahtera bagimu). Kemudian ketika mereka memalingkan wajah mereka kepada penduduk neraka, mereka akan berdo’a (رَبَّنَا لاَ تَجْعَلْنَا مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ) “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau Tempatkan kami bersama-sama orang-orang zalim itu.”.

Para pelaku kebaikan kelak ketika dia melintasi sirath (jembatan yang berada di atas neraka yang harus dilintasi, karena jembatan ini adalah salah satu jalan menuju surga) akan dikaruniai oleh Allah cahaya yang menerangi depan dan belakang mereka untuk menolong perjalanan melintasi sirath. Semua hamba akan diberi cahaya oleh Allah kelak. Kecuali orang munafik, Allah akan cabut cahaya yang telah diberkan kepada mereka. Maka ketika penduduk surga melihat apa yang terjadi terhadap orang-orang munafik, mereka berdoa,

رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا

ya Tuhan kami sempurnakanlah untuk kami cahaya kami”

Sedangkan kondisi penduduk al-a’rof ini, cahaya mereka tidak dicabut oleh Allah tapi mereka tertahan untuk bisa masuk surga. Sehingga Allah berfirman kepada mereka لَمْ يَدْخُلُوهَا وَهُمْ يَطْمَعُونَ “Mereka belum dapat masuk, tetapi mereka ingin segera (masuk)” . Mereka ini sangant berharap bisa masuk ke dalam surga karena cahaya yang mereka miliki. Kemudian Allah masukkan mereka ke dalam surga. Mereka penduduk al-a’rof ini adalah orang yang terakhir kali masuk surga (di antara penduduk surga yang tidak masuk neraka sama sekali).

Kemudian Allah berfirman kepada ashabul a’raf ini, ادْخُلُواْ الْجَنَّةَ لاَ خَوْفٌ عَلَيْكُمْ وَلاَ أَنتُمْ تَحْزَنُونَ “Masuklah kamu ke dalam surga! Tidak ada rasa takut padamu dan kamu tidak pula akan bersedih hati.”

Kesimpulan

Ashabul a’rof adalah orang-orang mukmin yang memiliki timbangan yang sama dalam keburukan dan kebaikan di akhirat kelak. Al-a’raf adalah tempat tinggi antara surga dan neraka dimana orang-orang ini tinggal sebelum masuk surga. Ashabul a’raf pada akhirnya akan masuk ke dalam surga. Tanpa ada rasa takut dan besedih hati.

Wallahu a’lam.

 

Penulis : Ust. Amri Yasir Mustaqim, S.Pd (Dosen Ma’had Aly Ta’hil Darusy Syahadah) yang dikutip dari blog beliau anydirosah.blogspot.com

Editor : Azzam A.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Stay Connected
16,985FansSuka
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Must Read
- Advertisement -spot_img
Related News
- Advertisement -spot_img

Silakan tulis komentar Anda demi perbaikan artikel-artikel kami