BerandaKajianMewaspadai Su’ul Khatimah

Mewaspadai Su’ul Khatimah

- Advertisement -spot_img

Taqdim

Perjalanan hidup kadang tidak terprediksi. Seorang pejuang tiba-tiba berbalik menjadi pengkhianat agama. Atau sebaliknya seorang ahli maksiat, menjelang akhir hayat tiba-tiba bertaubat kepada-Nya. Seperti kisah pembunuh seratus nyawa yang kemudian bertaubat menjelang kematiannya dan diterima Allah. Oleh karena itu hendaklah seseorang tidak merasa aman terhadap dirinya karena banyaknya amal shalih yang ia lakukan. Atau memandang seseorang sudah seperti mendapat kapling jannah sebelum tahu akhir kehidupannya. Rasulullah saw bersabda :

لاَ تَعْجَبُوا بِأَحَدٍ حَتَّى تَنْظُرُوا بِمَ يُخْتَمُ لَهُ (صحيح الجامع).

“Jangan kalian takjub dengan amal seseorang sebelum kalian lihat dengan apa amal itu ditutup.” (Shahih al Jami’)

Sebab-sebab yang Mengakibatkan Su’ul Khatimah

  1. Beraqidah Menyimpang

Orang yang berpegang kepada aqidah menyimpang, rawan tertimpa su’ul khatimah. Keyakinannya yang sesat akan membawanya kepada perbuatan perbuatan yang tidak sesuai dengan syareat meskipun ia menyangka sedang berada dalam kebaikan. Jika tidak segera bertaubat maka kematian dalam kesesatan sangat mungkin menimpa orang ini. Allah berfirman:

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا (103) الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا (104) أُولَئِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ وَلِقَائِهِ فَحَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فَلَا نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا (105) ذَلِكَ جَزَاؤُهُمْ جَهَنَّمُ بِمَا كَفَرُوا وَاتَّخَذُوا آيَاتِي وَرُسُلِي هُزُوًا (106)

“Katakanlah, maukah Kami kabarkan kepada kalian dengan orang yang paling merugi amalannya.  Yaitu orang orang yang telah sia sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik baiknya. Mereka itu orang orang yang kufur terhadap  ayat ayat Rabb mereka dan kufur terhadap perjumpaan dengan-Nya, maka hapuslah amalan amalan mereka. Dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kami kiamat.Demikianlah balasan bagi mereka neraka jahannam,disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat- ayat-Ku dan rasul rasul-Ku sebagai olok-olok. (Al Kahfi: 103-106).

Akibat kesesatan aqidah ini akan menjadikan seluruh amal amal mereka tertolak, tidak dinilai oleh Allah ta’ala. Firman-Nya :

يَوْمَ يَرَوْنَ الْمَلَائِكَةَ لَا بُشْرَى يَوْمَئِذٍ لِلْمُجْرِمِينَ وَيَقُولُونَ حِجْرًا مَحْجُورًا (22) وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا (الفرقان: 23)

“Pada hari mereka melihat makaikat di hari itu tidak ada kabar gembira bagi orang orang yang berdosa dan mereka berkatahijram mahjura (semoga Allah menghindarkan bahaya ini dari saya). Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu bagaikan debu yang beterbangan.” (Al Furqon :22-23).

 

  1. Berpaling dari Allah dan Peringatan-Nya

Orang yang cuek dengan Islam meskipun mengaku beragama Islam, juga rawan tertimpa su’ul khatimah. Kehidupannya hanya berkonsentraasi untuk meraih kesuksesan dunia. Sementara hal-hal yang berkait dengan persiapan hidup sesudah mati tidak masuk dalam perhatiannya. Bahkan memandang rendah orang-orang yang berkomitmen terhadap agamanya. Firman-Nya :

وَأَمَّا الَّذِينَ اسْتَنْكَفُوا وَاسْتَكْبَرُوا فَيُعَذِّبُهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا وَلَا يَجِدُونَ لَهُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا (النساء :173)

Adapun orang orang yang enggan dan menyombongkan diri maka Allah akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih,  dan mereka tidak akan memperoleh bagi diri mereka pelindung dan penolong selain daripada Allah.”  (An Nisa: 173).

Allah juga berfirman:

وَقَالُوا قُلُوبُنَا فِي أَكِنَّةٍ مِمَّا تَدْعُونَا إِلَيْهِ وَفِي آذَانِنَا وَقْرٌ وَمِنْ بَيْنِنَا وَبَيْنِكَ حِجَابٌ فَاعْمَلْ إِنَّنَا عَامِلُونَ (فصلت:5)

Mereka berkata: hati kami berada dalam tutupan (yang menutupi) apa yang kamu serukan kepada kami  dan di telinga kami ada sumbatan dan antara kami dan kamu ada dinding , maka beramallah sesungguhnya kami juga sedang beramal.”  (Fushilat : 5).

Allah juga berfirman:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى (124)

“Barang siapa yang berpaling dari peringatan-Ku (Al Qur’an) maka baginya kehidupan yang sempit dan akan kami kumpulkan ia pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (Thaha: 124)

 

  1. Tidak Ada Kesesuaian antara Hati dan Lahiriahnya

Apabila seseorang terbiasa bersikap munafik, maka kehidupannya tidak akan merasakan ketenangan dan terancam terkena su’ul khatimah. Ia menampakkan kebaikan kebaikan dalam pandangan manusia, tetapi hatinya tidak sebaik yang dinampakkan lahiriyahnya. Bahkan penuh dengan penyakit riya’, sum’ah dan penyakit lainnya.

Dalam sebuah hadits disebutkan:

“Sesungguhnya seseorang sungguh telah melakukan amal sebagaimana amal penduduk jannah sebagaimana yang nampak dalam pandangan manusia padahal ia adalah termasuk penduduk neraka.” (Muttafaq ‘alaih).

Orang yang bersikap hipokrit, hidup di dunia pun tidak tenang. Ia akan ketakutan sehingga setiap kata-kata sindiran terasa ditujukan kepadanya. Dalam Al Qur’an disebutkan:

يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِم

“Mereka mengira bahwa setiap kata kata tertuju kepada mereka.” (Al Munafiqun: 4(

  1. Bergelimang dengan Dosa

Perbuatan dosa yang dilakukan terus menerus dan tidak dibersihkan dengan taubat akan menggelapkan hati. Jika hati semakin gelap maka akan semakin jauh dari hidayah, sehingga ia dalam posisi rawan terkena su’ul khatimah. Rasulullah saw bersabda:

تُعْرَضُ الْفِتَنُ عَلَى الْقُلُوبِ كَالْحَصِيرِ عُودًا عُودًا فَأَىُّ قَلْبٍ أُشْرِبَهَا نُكِتَ فِيهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ وَأَىُّ قَلْبٍ أَنْكَرَهَا نُكِتَ فِيهِ نُكْتَةٌ بَيْضَاءُ حَتَّى تَصِيرَ عَلَى قَلْبَيْنِ عَلَى أَبْيَضَ مِثْلِ الصَّفَا فَلاَ تَضُرُّهُ فِتْنَةٌ مَا دَامَتِ السَّمَوَاتُ وَالأَرْضُ وَالآخَرُ أَسْوَدُ مُرْبَادًّا كَالْكُوزِ مُجَخِّيًا لاَ يَعْرِفُ مَعْرُوفًا وَلاَ يُنْكِرُ مُنْكَرًا إِلاَّ مَا أُشْرِبَ مِنْ هَوَاهُ

Fitnah-fitnah itu akan masuk ke dalam hati seperti anyaman tikar sedikit demi sedikit. Maka hati mana saja yang menerimanya akan diberi noktah hitam pada hatinya. Dan hati mana saja yang mengingkarinya maka akan diberikan noktah putih pada hatinya. Sehingga hati menjadi dua jenis, hati yang putih seperti awan yang fitnah tidak akan membahayakannya selama tegak langit dan bumi. Sedangkan hati yang lain adalah hati yang hitam kelam, seperti periuk yang terbalik tidak mengenal yang baik dan tidak mengingkari yang munkar kecuali apa yang telah merasuk dalam hawa nafsunya.” (Muslim).

 

  1. Bergelimang dengan Dunia dan Lalai dari Akherat

Jika seseorang hidupnya berkonsentrasi untuk meraih kesuksesan dunia lalu melalaikan kehidupannya di akherat, bisa dipastikan hidupnya akan jauh dari nilai-nilai keimanan. Urusan besar baginya adalah urusan dunia, sedangkan urusan agama tidak menjadi agenda prioritasnya. Maka hawa nafsupun akan menjadi tuhannya. Allah berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا وَرَضُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاطْمَأَنُّوا بِهَا وَالَّذِينَ هُمْ عَنْ آيَاتِنَا غَافِلُونَ (7) أُولَئِكَ مَأْوَاهُمُ النَّارُ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (يونس:8)

“Sesungguhnya orang orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami dan ridha dengan kehidupan dunia dan tenang dengannya dan orang orang yang lalai dari ayat ayat Kami, maka mereka itu tempat kembalinya adalah neraka karena apa yang mereka usahakan.” (Yunus : 7-8).

Dirinya akan diperbudak dunia, sehingga saat ajal menjelang barulah ia tersadar dan sangat berkeinginan untuk kembali ke dunia memperbaiki amalnya. Firman-Nya:

حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ (99) لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (100)

“Sehingga apabila telah datang kepada salah seorang dari mereka kematian,ia berkata: Ya Rabb kembalikanlah saya ke dunia. Semoga dengan demikian saya bisa melakukan amal shalih yang telah saya tinggalkan. Sekali kali tidak, ia hanyalah kalimat yang ia ucapkan dan di belakang mereka ada alam barzakh sampai mereka dibangkitkan.” (Al Mukminun: 99-100).

 

  1. Selalu Menunda Taubat

Selalu menunda kebaikan termasuk menunda taubat adalah salah satu sebab terjatuhnya seseorang dalam su’ul khatimah. Setan selalu berupaya agar ia remehkan perkara tersebut. Mengangan angankan waktu masih panjang, usia masih muda dan bisikan lainnya yang membuat seseorang selalu menunda taubatnya. Jika tidak segera dilawan bisa jadi kematian lebih dulu menjemputnya sebelum taubat dilakukannya.

 

Kiat Menghindari Su’ul Khatimah

Hendaklah kita takut dengan suul khatimah. Jangan sampai ada yang merasa aman dan memastikan dirinya pasti mendapat kapling jannah.  Karena rasa takut dan khawatir terhadap su’ul khatimah inilah yang akan membuatnya selalu waspada dan berhati hati. Selalu berusaha beramal shalih, melazimi majelis ilmu dan berbagai upaya agar tidak terjatuh kepada su’ul khatimah.  Rasulullah saw pernah berpesan:

مَنْ خَافَ أدْلَجَ ، وَمَنْ أَدْلَجَ بَلَغَ المَنزِلَ ، أَلا إِنَّ سِلْعَةَ اللَّهِ غالية ، ألا إِنَّ سِلْعَةَ اللَّهِ الجنَّةُ . (أخرجه الترمذي) .

“Barang siapa yang takut maka ia akan bersungguh sungguh, dan siapa yang bersungguh sungguh maka ia akan sampai kepada tujuan. Ingatlah bahwa barang dagangan Allah itu mahal, ingatlah barang dagangan Allah adalah jannah.” (HR At Tirmidzi).

Akhirnya mari kita selalu berdoa agar Allah menghindarkan kita dari su’ul khatimah dan mewafatkan kita dalajm keadaan yang terbaik . Wallahu a’lam bish shawwab.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Stay Connected
16,985FansSuka
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Must Read
- Advertisement -spot_img
Related News
- Advertisement -spot_img

Silakan tulis komentar Anda demi perbaikan artikel-artikel kami