BerandaKajianHaditsStatus Hadits Tentang Do’a Menjelang Ramadhan

Status Hadits Tentang Do’a Menjelang Ramadhan

- Advertisement -spot_img

Memasuki bulan Rajab artinya tinggal menghitung hari mendekati bulan mulia kaum Muslimin, yaitu bulan Ramadhan. Namun berkenaan dengan perjalanannya menuju bulan Ramadhan, sebagian kaum ada yang menyuarakan doa yang berbunyi :

اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

“Ya Allah, berkahi kami di bulan Rajab dan Sya’ban serta sampaikan kami ke bulan Ramadhan.”

Apakah do’a di atas bisa dipertanggungjawabkan periwayatannya dan boleh di amalkan? Maka dari itu, di pembahasan artikel kali ini, akan membahas seputar do’a menjelang bulan Ramadhan yang umumnya dilantunkan mayoritas kaum Muslimin. Berikut ini penjelasan para ulama’;

 

Pertama, Tidak ada satu hadits pun yang shahih terkait dengan keutamaan bulan Rajab.

Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata, “Tidak terdapat hadits shahih tentang keutamaan bulan Rajab. Tidak ada pula keistemwaan bulan Rajab dari bulan sebelumnya (Jumadal Akhir), kecuali bahwa bulan Rajab merupakan salah satu bulan haram. Selain itu, tidak ada di dalamnya puasa yang disyariatkan, shalat yang disyariatkan, tidak ada umrah yang disyariatkan dan tidak ada sesuatupun (yang khusus disyariatkan di bulan Rajab). Dia seperti bulan-bulan lainnya.” (Liqo Bab Maftuh 26/174, berdasarkan penomoran Maktabah Syamilah)

Kedua, Abdullah bin Imam Ahmad meriwayatkan dalam Zawa’id Musnad (2346) dan Thabrani Al-Ausath (3939), Baihaqi dalam Asy-Su’abul Iman (3534) Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah (6/269) dari jalur Zaidah bin Abi Raqad dia berkata, “Telah mengabarkan kepada kami Ziyad An-Numairyy dari Anas bin Malik dia berkata, ‘Adalah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam apabila memasuki bulan Rajab, beliau berkata,

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ، وَشَعْبَانَ، وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

“Ya Allah, berkahi kami di bulan Rajab dan Sya’ban serta sampaikanlah kami ke bulan Ramadan.”

Sanad hadits ini dha’if, karena terdapat Ziyad An-Numairy yang merupakan perawi yang lemah. Pendapat ini juga dilemahkan oleh Ibnu Ma’in. Abu Hatim mengatakan, “Haditsnya tidak dapat dijadikan hujjah.”

Disebutkan pula oleh Ibnu Hibban dalam kitab Adh-Dhu’afa’, bahwa beliau berkata, “Tidak boleh berdalil dengan riwayatnya.” (Mizan Al-I’tidal, 2/91)

Adapun Zanidah bin Abi Raqad lebih lemah darinya (Ziyad An-Numairy). Abu Hatim berkata, “Dia (Zanidah) meriwayatkan dari Ziyad An-Numairy dari Anas hadits-hadits yang marfu dan munkar. Saya tidak tahu, apakah haditsnya dari dia atau dari Ziyadh. Bukhari mengatakan, “Dia haditsnya munkar.” Nasai juga berkata, “Haditsnya munkar.” Dia berkata dalam Kitab Al-Kuna, “Tidak tsiqah.”

Ibnu Hibban berkata, “Dia meriwayatkan riwayat-riwayat munkar dari orang-orang terkenal, riwayatnya tidak dapat dijadikan dalil dan tidak boleh ditulis kecuali untuk pelajaran.” Ibnu Adi berkata, “Meriwayatkan darinya Al-Maqdami dan selainnya berupa hadits-hadits yang asing, pada sebagian haditsnya adalah munkar.” (Tahzib At-Tahzizb, vol. 3, hal. 305-306)

Hadits ini di lemahkan oleh Imam Nawawi dalam Al-Azkar, hal. 189, juga oleh Ibnu Rajab dalam kitab Latha’iful Ma’arif, hal. 121. Demikian pula dilemahkan oleh Al-Albany dalam Dha’if Al-Jami (4395). Al-Haitsami berkata, “Diriwayatkan oleh Al-Bazzar, di dalamnya terdapat Zanidah bin Abi Raqad, Bukhari berkata tentanganya, haditsnya munkar, sejumlah ulama mengatakan dia tidak dikenal (majhul).” (Majma Zawa’id, vol. 2, hal. 165)

Kemudian, hadits ini selain dha’if, di dalamnya tidak dikatakan bahwa dia dibaca di awal Rajab, tapi dia adalah do’a yang bersifat mutlak mohon barokah di dalamnya. Perkara ini boleh untuk bulan Rajab dan bulan lainnya.

Ketiga, Adapun permohonan seorang muslim agar disampaikan kepada bulan Ramadhan, hal itu dibolehkan dan tidak mengapa.

Al-Hafiz Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Ma’la bin Abi Katsir berkata, ‘Mereka (para salaf) berdoa kepada Allah Ta’ala selama enam bulan semoga Allah menyampaikan mereka kepada bulan Ramadhan, lalu mereka berdoa selama enam bulan berikutnya semoga amalnya di bulan Ramadhan diterima.” Yahya Ibnu Katsir berkata, “Di antara doa mereka (salaf) adalah, Ya Allah, selamatkan aku hingga Ramadhan, serahkan Ramadhan kepadaku dan terimalah amalku di bulan Ramadan.” (Lathaiful Ma’arif, hal. 148)

Syekh Abdulkarim Al-Khudhair hafizahullah pernah ditanya, “Sejauh mana keshahihan hadits, اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبلغنا رمضان ?”

Maka beliau menjawab, “Hadits itu tidak shahih. Akan tetapi jika seorang muslim berdoa semoga dipertemukan dengan bulan Ramadan dan diberi taufiq agar dapat berpuasa di bulan tersebut dan dapat bertemu dengan Lailatul Qadar dengan doa-doa yang bersifat umum, maka hal itu insya Allah tidak mengapa.” Wallahu Ta’ala A’lam bish Showab.

 

Artikel ini merupakan alih bahasa dari situs islam.qa

 

(Editor : Azzam Akhukum Fillah)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Stay Connected
16,985FansSuka
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Must Read
- Advertisement -spot_img
Related News
- Advertisement -spot_img

Silakan tulis komentar Anda demi perbaikan artikel-artikel kami