BerandaKajianIbrohMengambil Pelajaran Dari Sekolah Ramadhan

Mengambil Pelajaran Dari Sekolah Ramadhan

- Advertisement -spot_img

Daftar Isi

Ramadhan kembali bersama kita. Karunia tahunan yang Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman.

Begitu banyak keutamaan bulan mulia ini yang dikabarkan kepada kita. Di antaranya ialah bulan pengampunan, bulan diturunkannya Al-Qur’an, bulan dilipatgandakannya pahala.

Sampai bau mulut orang yang shaum pun di hadapan Allah lebih wangi dibanding minyak kasturi. Bulan saat setan-setan dibelenggu, seruan kebaikan dikumandangkan dan seruan agar keburukan dihentikan.

Inilah bulan yang sangat baik untuk bertaubat dan mendidik diri agar ke depan lebih baik dari bulan bulan sebelumnya.

Di antara nas yang menunjukkan keutamaan Ramadhan adalah sebagai berikut:

Dari Ubadah bin Shamit radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرُ بَرَكَةِ يَغْشَاكُمُ اللهُ فِيْهِ فَيُنْزِلُ الرَّحْمَةَ وَيَحُطُّ الخَطَايَا وَيَسْتَجِيْبُ فِيْهِ الدُّعَاءَ يَنْظُرُ اللهُ إِلَى تَنَافُسَكُمْ فِيْهِ وَيُبَاهِي بِكُمْ مَلَائِكَتَهُ فَأَرُوْا اللهَ مِنْ أَنْفُسِكُمْ خَيْرًا فَإِنَّ الشَّقِيَّ مَنْ حُرِمَ فِيْهِ رَحْمَةُ اللهِ (الطبراني)

Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan keberkahan. Allah menaungimu pada bulan itu. Dia menurunkan rahmat, menghapuskan dosa-dosa dan mengabulkan doa.

Allah melihat berlomba-lombanya kalian pada bulan ini dan Dia membangga-banggakan kalian kepada para malaikat-Nya, maka tunjukkanlah pada Allah hal-hal yang baik.

Sesungguhnya orang yang celaka adalah orang yang diharamkan dari rahmat Allah pada bulan itu.” (HR. Thabrani dengan perawi terpercaya)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga berabda,

أَتَانِي جِبْرِيْلُ فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ مَنْ أَدْرَكَ رَمَضَانَ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ فَأَبْعَدَهُ اللهُ قُلْتُ: آميْن (صَحِيْحُ ابْنِ حِبَّان)

“Jibril mendatangiku lalu berkata: ‘Ya Muhammad, barang siapa yang mendapati bulan Ramadhan lalu ia keluar darinya sedang ia belum diampuni, maka Allah menjauhkannya (dari rahmat-Nya).’

Katakan, ‘Amin.Maka aku berkata, amin.” (HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam sahihnya)

Amalan bulan Ramadhan

Mengingat Ramadhan adalah bulan spesial bagi kita, maka jangan kita sia-siakan kesempatan emas tersebut.

Semakin dekat akhir Ramadhan semakin banyak pahala yang Allah sediakan bagi para hamba-Nya.

Lailatul Qadar adalah malam spesial di sepuluh akhir Ramadhan.

Siapa yang beribadah pada malam itu dengan ikhlas dan mengharap pahala dari Allah maka ibadahnya dinilai lebih baik daripada beribadah selama 1000 bulan atau 83 tahun lebih.

Maka jangan sampai terjadi lagi di Ramadhan kali ini, awal Ramadhan semangat beribadah, akhir Ramadhan justru semangat berbelanja dan mengurangi tensi ibadah.

Di antara amal yang perlu kita perhatikan adalah:

  1. Shalat Tahajud/Tarawih

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأَبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ وَإِنَّ قِيَامَ اللَّيْلِ قُرْبَةٌ إِلَى اللَّهِ وَمَنْهَاةٌ عَنِ الْإِثْمِ وَتَكْفِيرٌ لِلسَّيِّئَاتِ وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنِ الْجَسَدِ

“Hendaklah kalian melakukan shalat malam, karena sesungguhnya ia adalah jalan orang orang salih sebelum kalian.

Shalat malam itu bisa mendekatkan diri kalian terhadap Rabb kalian, penghapus keburukan keburukan, pencegah dari perbuatan dosa dan menghilangkan penyakit yang berada di badan.” (HR. Tirmidzi no. 3472 dan disahihkan oleh Hakim dan Dzahabi)

Beliau juga bersabda,

مَنْ قَامَ مَعَ الْإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ فَإِنَّهُ يَعْدِلُ قِيَامَ لَيْلَةٍ

Barang siapa melakukan shalat bersama imam sampai selesai maka ia senilai dengan shalat semalam penuh. (HR. Ahlu Sunan dengan sanad sahih)

Adapun jumlah rakaatnya adalah setiap dua rakaat sekali salam. Beliau bersabda :

صَلَاةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى فَإِذَا خِفْتَ الصُّبْحَ فَأَوْتِرْ بِوَاحِدَةٍ

Shalat malam itu dua rakaat, dua rakaat. Jika kamu khawatir subuh telah dekat maka witirlah satu kali. (HR. Tirmidzi no. 1650)

  1. Membaca Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah karunia besar bagi ummat Islam. Ialah cahaya yang mengarahkan manusia dari kegelapan jahiliyah menuju terangnya ilmu.

Ialah obat dari fitnah syubhat (keragu-raguan terhadap kebenaran) dan syahwat. Siapa yang mengikutinya tidak akan tersesat selama-lamanya.

Sayang sekali sebagian kaum muslimin lemah dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an.

Kewajiban untuk membaca, mempelajari isinya dan mengamalkan serta mendakwahkannya banyak diabaikan.

Bahkan masih banyak yang untuk membacanya saja belum bisa.

Oleh karena itu, Ramadhan adalah bulan Al-Qur’an. Allah pilih bulan ini untuk menurunkan Al-Qur’an.

Di bulan inilah Rasulullah bertadarus dengan Jibril ‘alaihis salam.

Imam Qatadah pun mengatakan, ‘Bulan Ramadhan adalah bulan membaca Al-Qur’an dan memberi makanan.’

Para ulama pun memberi perhatian khusus dalam hal ini. Imam Malik bila Ramadhan tiba, menghentikan kajian hadits beliau dan menyibukkan diri dengan membaca Al-Qur’an.

Bahkan Imam Syafi’i mengkhatamkannya 60 kali dalam bulan tersebut.

Maka, sudah seharusnyalah bulan Ramadhan ini kita gunakan untuk meningkatkan interaksi kita dengan Al-Qur’an. Kita baca dengan tartil, sehingga merasuk pengaruhnya ke relung hati.

Selanjutnya kita bisa menikmatinya dan selalu rindu untuk membaca ayat demi ayat kalam ilahi, bahkan setelah Ramadhan nanti.

  1. Banyak Berinfak

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَة

“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan saat Jibril menemuinya.

Dan Jibril menemui beliau setiap malam pada bulan Ramadhan, bertadarus Al-Qur’an kepada beliau.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lebih dermawan dalam kebaikan melebihi angin yang berhembus.” (HR. Bukhari)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا (قَالَ أَبُوْ عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ)

“Barang siapa yang memberi buka orang yang berpuasa maka ia mendapat seperti pahala orang yang berpuasa tadi tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tadi sedikit pun juga.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi).

Maka Ramadhan inilah saat saat terbaik menginfakkan harta kita, mengekalkannya sampai akherat kelak insyaAllah.

  1. Menjauhi Hal-hal yang Merusak Nilai Shaum

Di bulan Ramadhan hendaknya kita menjauhi hal-hal yang dapat merusak nilai shaum, seperti berkata dusta, perbuatan sia-sia, ghibah dan sebagainya. Rasulullah bersabda:

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

“Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh ia mninggalkan makan dan minumnya.” (HR. Bukhari).

Beliau juga bersabda,

إِنَّ الصِّيَامَ لَيْسَ مِنَ الْأَكْلِ وَالشُّرْبِ فَقَطْ إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ فَإِنْ سَابَكَ أَحَدٌ أَوْ جَهْلٌ عَلَيْكَ فَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ (صَحِيْحُ ابْنِ حِبَّان)

“Sesungguhnya shaum bukanlah sekedar meninggalkan makan dan minum. Tetapi puasa adalah meninggalkan perbuatan sia sia dan perkataan keji.

Jika ada seseorang yang mencelamu atau membodoh bodohkanmu maka katakanlah aku sedang puasa aku sedang puasa.” (HR. Ibnu Hibban, sahih sesuai syarat Muslim)

Di riwayat hadits yang lain beliau shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,

الصَّوْمُ جُنَّةٌ مَالَمْ يَخْرِقْهَا. قِيْلَ: بِمَا يَخْرِقُهَا؟ قَالَ بِالكَذِبِ وِالْغِيْبَةِ

Puasa adalah benteng selama tidak dibakar.”

Ditanyakan, ‘Dengan apakah membakarnya?’ Beliau bersabda, “Dengan kedustaan atau dengan ghibah.” (HR. Ahmad)

  1. Segera Berbuka dan Mengakhirkan Sahur

Diriwayatkan dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda,

لَايَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُو الْفِطْرَ

“Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

  1. Banyak Berdoa

Disunahkan memperbanyak doa saat shaum atau saat berbuka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ : الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ

“Ada tiga golongan manusia yang do’anya tidak tertolak: Orang yang shoum sampai ia berbuka, imam yang adil dan orang yang teraniaya.” (HR. Tirmidzi, hasan)

 

Tarbiyah Dari Ramadhan

Selain melakukan amal amal tersebut, hendaklah kita jangan lupa bahwa shaum ini target utamanya adalah meningkatkan ketakwaan.

Artinya alumni madrasah Ramadhan harus lebih baik dari sebelumnya. Itulah tanda global keberhasilan shaum kita.

Kemudian dalam Ramadhan ini kita dididik untuk bisa meningkatkan hal-hal berikut ini:

  1. Keikhlasan dan Rasa Muraqabah

Karena shaum merupakan ibadah yang tersembunyi. Ia menuntut ketulusan untuk mengabdi kepada Allah.

Sekiranya seseorang pura-pura shaum tetapi ternyata di tempat tersembunyi ia makan, maka tidak ada orang yang tahu jika ia telah makan.

Tetapi karena shaumnya hanya untuk Allah, maka ia tidak lakukan itu. Ia sadar bahwa Allah selalu mengawasinya dalam setiap gerak langkahnya.

Perasaan seperti inilah yang perlu ditumbuh kembangkan untuk selanjutnya menjadi kekuatan dalam beramal ibadah yang lainnya.

  1. Kekuatan Taqarrub

Di bulan Ramadhan, setan-setan dibelenggu. Semangat untuk beribadah kepada Allah meningkat drastis.

Masjid-masjid pun penuh dengan jama’ah, qiyamu lail, tadarrus Al-Qur’an, tausiyah-tausiyah, begitu marak dilakukan.

Hal ini semestinya menjadi alat pembiasaan agar selanjutnya menjadi nikmat dalam bertaqarrub mendekatkan diri kepada Allah.

  1. Akhlak Mulia

Saat shaum tidak sekedar upaya meninggalkan makan dan minum belaka.

Melainkan lebih daripada itu, seseorang dilatih untuk shaum dari perkara-perkara buruk semacam ghibah, dusta, dan perbuatan nista lainnya.

Juga dilatih untuk bersikap dermawan, memperhatikan kondisi sesama muslim.

Harapannya kebiasaan ini juga melekat dalam diri sehingga seterusnya setelah Ramadhan menjadi karakter yang melekat dalam diri.

 

Penutup

Kita berharap, Ramadhan kali ini benar-benar menjadi madrasah peningkatan diri menuju taqwa.

Dengan ciri menjadikan kebiasaan Ramadhan sebagai karakter dalam kehidupan pada bulan-bulan berikutnya.

Dan semoga Allah menjauhkan diri kita dari terkena hadits berikut,

رُبَّ قَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ قِيَامِهِ السَّهَرُ ، وَرُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوعُ وَالْعَطَشُ

“Berapa banyak orang yang melakukan qiyamu lail namun tidak mendapatkan pahala kecuali sekedar begadang malam.

Juga berapa banyak orang yang melakukan shaum tetapi tidak mendapat pahala shaum kecuali sekedar lapar dan dahaga semata.” (Shahih Ibnu Hibban-hasan)

Wallahu muwaffiq ila aqwami thariq.

 

 

Author   : Ust. Qosdi Ridwanullah

Editor    : Akhukum Fillah

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Stay Connected
16,985FansSuka
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Must Read
- Advertisement -spot_img
Related News
- Advertisement -spot_img

Silakan tulis komentar Anda demi perbaikan artikel-artikel kami