BerandaKajianMeraih Happy Ending Kehidupan

Meraih Happy Ending Kehidupan

- Advertisement -spot_img

Meraih Happy Ending Kehidupan
Ditulis oleh Jamaludin Mahfudz (Santri Kelas 1 KMI A)

Di era digital seperti sekarang ini, banyak sekali hiburan yang bisa didapatkan darinya (baik bersifat mendidik atau bahkan merusak) dan salah satu contohnya adalah film.

Film merupakan sebuah video panjang yang memiliki alur cerita menarik dan disukai hampir setiap orang.

Untuk memikat banyak peminat dan penonton maka dibuatlah berbagai macam film. Semakin menarik film tersebut semakin banyak pula pemirsanya sehingga studio bisa mendapatkan keuntungan berlebih.

Salah satu hal terpenting dalam pembuatan film adalah ending cerita. Sebab, ketika sebuah film memiliki awalan yang bagus namun ditutup dengan ending yang tidak baik maka akan membuat para penonton kecewa sehingga membuat rating dari film tersebut turun drastis.

Hal demikian sebetulnya juga terjadi di dunia nyata. Yaitu saat seseorang berbuat baik di hidupnya namun di akhir hayat dia justru berbuat keburukan. Maka orang-orang pun akan menganggap bahwa dia adalah sosok yang kurang baik.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya segala amalan tergantung pada akhir kesudahannya.” Oleh sebab itu hendaknya seorang muslim istiqamah dalam kebaikan sehingga dia bisa meninggal dalam keadaan baik atau disebut happy ending, akhir yang bahagia.

Sekarang timbul pertanyaan, apa sih yang dimaksud happy ending dalam Islam?

Happy ending atau akhir yang bahagia dalam Islam disebut husnul khatimah. Adapun yang dimaksud dengan husnul khatimah adalah diberikannya taufik kepada seorang hamba sebelum kematiannya untuk menjauhi apa yang dilarang oleh Allah Ta’ala.

Bertaubat dari dosa-dosa dan kemaksiatan serta bersemangat untuk berbuat ketaatan dan amalan-amalan kebaikan. Kemudian kematiannya berada dalam keadaan yang baik tersebut.

Sesudah disebutkan apa maksud dari happy ending dalam Islam, hendaknya kita mengetahui sebab-sebab mendapatkan happy ending tersebut.

Syaikh Abdul Lathif Abdullah Al-Jabrini dalam kitabnya Al-Khatimah menyebutkan setidaknya ada 4 sebab atau faktor yang menyebabkan seseorang mendapatkan husnul khatimah.

1. Bertakwa kepada Allah Ta’ala dalam keadaan sendiri maupun bersama, serta berpegang teguh dengan ajaran yang dibawa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Allah Ta’ala berfirman

يآأيها الذين ءامنوا اتقواالله حقّ تقاته ولاتموتنّ إلا وأنتم مسلمون

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepadanya dan janganlah sekali-sekali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.”  (QS. Ali ‘Imran: 102)

Puncaknya adalah mengerjakan semua perintah Allah Ta’ala dan menjauhi segala larangan-Nya. Baik itu dosa besar maupun kecil karena sesuatu yang besar berawal dari yang kecil.

2. Istiqamah memohon kepada Allah Ta’ala agar mewafatkan dirinya dalam keimanan dan ketakwaan.

Sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Yusuf pada doanya yang diabadikan dalam Al-Quran

ربّ ءاتيتني من الملك وعلّمتني من تأويل الأحاديث فاطر السموات ولأرض أنت وليّء في الدنيا والأخرة توفّني مسلمًا وألحقني بلصلحين

Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebagian kekuasaan dan telah mengajarkan kepadaku sebagian takwil mimpi. (Wahai Tuhan) pencipta langit dan bumi, Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan muslim dan gabungkanlah aku dengan orang yang saleh.” (QS. Yusuf: 101)

3. Melazimi zikir kepada Allah Ta’ala karena siapa saja yang senantiasa berzikir kepada Allah maka seluruh amalnya akan ditutup dengannya dan akhir ucapannya di dunia adalah laa ilaha illallah.

Sehingga ia pantas mendapatkan kabar gembira dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bersabda

من كان آخر كلامه لاإله إلاّ الله دخل الجنة

Siapa saja yang akhir ucapannya laa ilaha illallah, makai ia akan masuk surga.” (Shahih)

4. Bersungguh-sungguh dalam memperbaiki keadaan lahir dan batinnya. Selain itu hendaknya niat dan tujuan selalu tertuju untuk meraih kebaikan karena telah berlaku sunatullah bahwa Allah Ta’ala akan memberikan taufik kepada pencari kebenaran.

Setiap orang pasti akan meninggal dan yang membedakan mereka adalah apakah seseorang tersebut mati dalam kebaikan atau keburukan. Semoga kita diberi oleh Allah Ta’ala husnul khatimah dan dijauhkan dari su’ul khatimah atau akhir yang buruk.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Stay Connected
16,985FansSuka
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Must Read
- Advertisement -spot_img
Related News
- Advertisement -spot_img

Silakan tulis komentar Anda demi perbaikan artikel-artikel kami