BerandaKajianTsaqafahTORONTO ITALIANO II

TORONTO ITALIANO II

- Advertisement -spot_img

 

 Toronto Italia 2bToronto Italia 2a

Keterangan gambar:

  1. Lukisan wajah sang sultan yang dibuat oleh seorang pelukis tersohor asal Italia Gentile Bellini 1429 – 1507 M yang dipanggil sang Sultan ke istana untuk melukis wajahnya pada tahun 1479 M. Saat ini lukisan asli ini masih berada di National Gallery of London.
  2. Mata uang 1000 lira tahun 1986-1992 M yang memuat gambar sultan Al Fatih

Menguak Bahayanya Konspirasi Munafik terhadap Islam

Penduduk Venezia (sekarang Republik Venezia), mengutus seorang dokter handal mereka yang bernama Ya’kub Pasya untuk melakukan ‘special duty’. Ya, tugas khusus untuk meng-asasinasi (membunuh) Sultan Muhammad Al Fatih yang dijuluki sebagai ‘Shaahib An Nubuwwah’ (pemegang janji Nabi menaklukkan Konstantinopel).

Saat menerima mandat gila tersebut Ya’kub belumlah masuk Islam, karena dia adalah lelaki kelahiran asli Italia. Akhirnya, dia mengaku telah mendapatkan hidayah, dan berpura-pura menjadi muslim.

Hal itu dilakukan agar ‘misision impossible’ nya ini terlaksana dengan baik, karena untuk itu dia harus bisa mendekati sang Sultan.

Ya’kub adalah dokter yang cerdas, dia tidak meracuni sultan secara langsung. Namun ia meracuni sang Sultan deng cara bertahap, agar upaya pembunuhan ini tidak terendus.

Dia racuni Sultan sedikit demi sedikit, hingga akhirnya ketika semua timbunan racun itu telah terakumulasi dalam tubuh, sang Sultan wafat seolah-olah disebabkan oleh penyakit dan bukan pembunuhan.

Namun, karena Ya’kub mengetahui rencana rahasia sang sultan Muhammad Al Fatih yang hendak menaklukkan seluruh daratan Roma, akhirnya dia tambah kadar racun tersebut dengan harapan ambisi ‘gila’ sang Sultan tersebut tak terpenuhi karena Sultan wafat.

Begitulah kisahnya, tak lama setelah Sultan Al Fatih mendarat dan menaklukkan Toronto, Italia selatan dengan 100.000 pasukan, beliau wafat pada tanggal 3 Mei 1481 M bertepatan dengan 4 Rabiul Awal 886 H di umur beliau yang ke-53.

Beliau wafat dalam keadaan syahid (nahsabuh wallahu hasibuh) setelah mengayomi rakyat dengan syariah selama 31 tahun lamanya dengan penuh keadilan. Beliau memenuhi kekuasaannya dengan pembebasan atas negeri-negeri Eropa dari kejahiliyahan menuju cahaya Islam. Beliau membuka negeri Albania, Bosnia, Serbia Herzegovina, Asia Kecil, dan sebagian besar daratan Balkan (Eropa Timur).

Peranan munafik Yakub Pasya dalam meracuni sang Sultan terungkap di kemudian hari, dan ia pun dihukum mati.

Begitulah munafik yang bahayanya telah diperingatkan jauh hari oleh Allah dan Rasul-Nya dalam beberapa nash syar’i.

Para ulama pun mewanti agar kita waspada akan adanya munafik, musuh dalam selimut yang senantiasa menghancurkan Islam. Salah satunya adalah Ibnu Qayyim:

قال بن القيم عنهم : ( طبقة الزنادقة , وهم قوم أظهروا الإسلام ومتابعة الرسل وأبطنوا الكفر ومعاداة الله ورسله , وهؤلاء المنافقون , هم في الدرك الأسفل من النار

“Golongan Zindiq (baca: munafik) adalah gerombolan penjahat yang menampakkan dirinya seolah-olah adalah seorang muslim, berpura-pura menjadi pengikut Nabi. Mereka menampakkan Islam di kulit luarnya. Padahal di dalam hatinya menyimpan kebusukan dan kekufuran, amat memusuhi Allah dan Rasul-Nya. Merekalah yang akan Allah tempatkan di kerak neraka.”

Para sejarawan juga ada yang berpendapat bahwa sebenarnya yang meminta dokter Yakub Pasya untuk meracuni sang Sultan adalah anak beliau sendiri, yakni Bayazid II yang menginginkan kekuasaan. Wallahu alam.

Kabar duka akan wafatnya sang pembebas Sultan Al Fatih ini berhembus kepada penguasa Venezia 16 hari setelahnya.

Sebuah surat resmi kenegaraan dikirim oleh duta besar Venezia di Istanbul ke kediaman penguasa Venezia. Surat itu mengabarkan wafatnya sang Sultan dengan kalimat:

“لقد مات العقاب الكبير”.

“Al Iqab atau ‘sang pembawa bencana’ (maksudnya Sultan Al Fatih) telah mati.”

Kabar wafatnya sang Sultan tersebar ke seluruh daratan Eropa. Semua bersuka ria, gereja-gereja di sana membunyikan lonceng mereka selama 3 hari 3 malam berturut-turut tanpa henti. Itu semua atas perintah paus tertinggi Vatikan yang menjabat saat itu.

 

Penulis: Al Faqir Akbar Fachreza

Editor: Yazid Abu Fida’

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Stay Connected
16,985FansSuka
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Must Read
- Advertisement -spot_img
Related News
- Advertisement -spot_img

Silakan tulis komentar Anda demi perbaikan artikel-artikel kami