BerandaKajianAdabZuhud di Dunia

Zuhud di Dunia

- Advertisement -spot_img

Allah menjadikan dunia ini sebagai ladang untuk meraih akhirat. Dia memerintahkan kita untuk mengisinya dengan amal sholih. Jangan sampai dunia ini menyibukan kita dari melangkah menuju negri akhirat dan menggapai kesuksesan. Dari Abu Sa’id Al Khudri Radhiyallahuanhu, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ وَإِنَّ اللَّهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِى إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِى النِّسَاءِ

“Sesungguhnya dunia ini ranum dan hijau dan sesungguhnya Allah menguasakannya atas kalian. Dia melihat apa yang kamu perbuat. Maka takutlah kalian kepada dunia dan takutlah terhadap (fitnah) wanita. Karena fitnah yang pertama kali menimpa Bani Israel adalah wanita. (HR. Muslim, no. 2742)

Masih dari Abu Said al Khudry Ra berkata, Rasulullah SAW duduk di atas mimbar sedangkan kami duduk di sekeliling beliau. Lantas beliau bersabda:

إِنَّ مِمَّا أَخَافُ عَلَيْكُمْ بَعْدِى مَا يُفْتَحُ عَلَيْكُمْ مِنْ زَهْرَةِ الدُّنْيَا وَزِينَتِهَا

Sesungguhnya sesuatu yang paling saya takutkan atas kalian sepeninggalku adalah dibukakannya bunga dunia dan perhiasannya atas kalian.” (HR. Muslim, no.1052)

Dari  Ibnu Umar berkata: Rasulullah memegang pundakku seraya bersabda:

« كُنْ فِى الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ ، أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ » . وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَقُولُ إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ

Jadilah kamu di dunia seperti orang asing atau pengembara.”Ibnu umar berkata: jika kamu memasuki waktu sore maka janganlah menunggu waktu pagi,dan jika kamu memasuki waktu pagi janganlah menunggu waktu sore.Gunakan masa sehatmu sebelum masa sakitmu dan gunakan masa hidup mu sebelum kematianmu.(HR. Bukhari Kitab Riqaq, 7/170)

Dalam menjelaskan hadits ini Imam Nawawi berkata, “Maksudnya janganlah kamu tergiur dengan dunia, lalu menjadikannya sebagai tempat abadi. Jangan lah merasuk ke dalam hatimu bahwa kamu akan tinggal lama padanya. Jangan mencurahkan perhatian padanya dan janganlah hatimu tertambat padanya, kecuali sekedar seperti tertambatnya orang asing terhadap sesuatu yang tidak berada di negrinya.” (Riyadhus Shalihin: 227).

Begitulah seharusnya seorang pencari ilmu. Hendaklah ia melihat apa yang bermanfaat bagi akhiratnya lalu bersemangat meraihnya dan melihat sesuatu yang bisa menyibukannya dari akhirat lalu menjauhinya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah telah memberi definisi tentang zuhud.Beliau berkata, “Zuhud yang disyariatkan yaitu yang meninggalkan segala sesuatu yang tidak bermanfaat bagi akhirat,dan hati yang percaya penuh dengan apa yang ada di sisi Allah.” (Majmu’ Fatawa: 10/641).

Dari sini bisa diketahui bahwa zuhud bukan berarti meninggalkan dunia, melainkan engkau boleh mengambil bagian dunia ini yang membantu kepada ketaatan kepada Allah. Engkau jadikan dunia dengan segala perhiasannya ini berada di tangan bukan di hati. Jadi boleh jadi orang kaya yang kekayaannya membantunya untuk taat sebagai orang zuhud. Sebaliknya orang miskin yang tidak pernah menjaga harga dirinya dan yang berada di benaknya hanyalah perkara dunia dan bagaimana cara meraihnya maka ia tidak termasuk orang yang zuhud.

Bagi pencari ilmu lebih layak untuk menghiasi dirinya dengan sifat mulia ini, yaitu zuhud terhadap dunia. Bersikap sederhana dari kenikmatan dunia yang akan menyibukkan hatinya dari mencari ilmu. Hendaklah ia menghindari kemewahan yang hanya akan menyibukkan hatinya dan melalaikan jiwanya.

Perlu diketahui bahwa Allah ta’ala tidak menjadikan pada seseorang itu dua hati.Tidak akan terkumpul pada jiwa seorang muslim cinta kepada ilmu sekaligus rakus terhadap dunia dan keindahannya. Karena hati yang sibuk dengan cinta dunia dan keindahannya sekaligus berlomba meraihnya tidak akan dimasuki cahaya ilmu dan tidak akan merasakan kelezatan taat. Ia tidak akan bertambah ilmunya kecuali sedikit saja. Padahal ilmu akan menjadikan pemiliknya menjadi lebih terhormat di kalangan ahli dunia.

Rasulullah telah memperingatkan agar tidak menjadikan agama sebagai sarana untuk meraih harta, kemuliaan dan kepemimpinan di dunia. Beliau menjelaskan bahwa hal itu hanya akan  merusak agama seseorang dan menghancurkannya.

Dari ka’ab bin Malik Al Anshari RA dari Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya), “Tidaklah dua ekor serigala lapar yang dilepas kepada kumpulan kambing lebih berbahaya dibanding bahaya tamaknya seseorang kepada harta berikut kedudukan terhadap agamanya.” (HR. At Tirmidzi no.2376)

Maknanya bahwa agama seorang muslim tidak akan selamat jika ia tamak terhadap harta dan kedudukan di dunia kecuali sedikit saja. Sebagaimana tidak selamanya kambing dari serangan dua serigala kecuali sedikit saja.

Maksud dari tamak di sini adalah mencari harta dengan jalan yang haram dan menghalangi hak-hak yang harus ditunaikan.Memburu kekuasaan dan kemuliaan dengan memanfaatkan urusan-urusan agama misalnya ilmu dan kezuhudan. Akan tetapi ia dijadikan semua ini sebagai sarana untuk meraih dunia, ketinggian dan mencari pangkat dan jabatan demi mengikuti hawa nafsu. Ia tinggalkan keikhlasan dan takwa.(Shaidul Khotir Ibnu Jauzi hal:157-158)

Imam Ibnu Jauzi mengingatkan para pencari ilmu agar ilmunya tidak menjadi penuntutnya kelak di hari kiamat. Jika ia tidak beradab dengan adab yang benar dan berkomitmen untuk melaksanakannya. Karena ilmu bukanlah sekedar untaian kata, melainkan ia adalah pengetahuan tentang Allah dan pengagungan pada-Nya serta melihat kepada siroh Rasulullah,dan para sahabatnya. Kemudian beradab dengan adab mereka serta memahami apa yang dinukil dari mereka. Inilah ilmu bermanfaat yang mendorong para ulama merasa dirinya rendah melebihi rendahnya orang yang paling bodoh. Dengan ilmunya ia tidak merasa tinggi dan tidak mencari dunia dengan mengorbankan agamanya. (Shaidul Khatir Ibnu Jauzi hal.282)

Oleh karena itu para salaf begitu takut terhadap kepemimpinan. Mereka khawatir jika hal itu akan menjadikan fitnah bagi mereka dan menyibukkan dari ilmu yang bermanfaat, hanya menjadikan mereka rendah di hadapan ahli dunia.

 

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Stay Connected
16,985FansSuka
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Must Read
- Advertisement -spot_img
Related News
- Advertisement -spot_img

Silakan tulis komentar Anda demi perbaikan artikel-artikel kami