BerandaKajianTazkiyahBangga Menjadi Seorang Muslim

Bangga Menjadi Seorang Muslim

- Advertisement -spot_img

Aku Muslim, Aku Bangga
Oleh Maulida Nugrah Fitrah (Mahasantri Mahad Aly Li Tahil Al-Mudarrisat)

Kegemilangan sejarah seorang Muslim terukir bukan hanya setelah diutusnya Nabi Muhammad ﷺ. Muslim adalah gelar agung yang sejak semula disandang para guru peradaban cahaya.

Muslim adalah predikat sepanjang masa yang tidak akan bisa kita lepaskan sampai ajal menjemput.

Muslim adalah sebuah panggilan indah dan istimewa dari pepohonan dan bebatuan yang akan berbicara menjadi saksi di akhir zaman tentang Yahudi, musuh kebenaran yang bersembunyi di belakangnya.[1]

Menjadi seorang muslim adalah sebuah keberuntungan dan kebanggaan yang tidak tergantikan dengan segala jenis materi apapun. Selain itu Islam membawa kita lebih dekat dengan Allah ﷻ dan kita patut mensyukurinya.[2]

Bagaimana bisa kita masih merasa malu menjadi muslim, padahal Allah ﷻ sudah menyebutkan bahwa kita adalah umat terbaik,[3] dan umat pilihan,[4] sebagaimana firman-Nya

كُنْتُمْ خَيْرَأُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ

Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia.[5]

Ada sebuah cerita menarik yang dilansir dari akun Instagram pribadi milik Rahma Ummu Fatih, sebuah keluarga muslim berkebangsaan Indonesia yang tinggal di Korea Selatan.

Dengan rasa percaya diri, mereka tetap menjunjung syiar-syiar Islam di sebuah negara yang mana agama Islam sendiri menjadi minoritas. Mereka melaksanakan shalat, memakai busana muslim, dan melaksanakan syariat Islam lainnya.

Keluarga Ummu Fatih tidak malu menampakkan keislamannya dan justru hal tersebut menjadi lahan dakwah bagi mereka. Lantas, bagaimana dengan kita yang tinggal di negara dengan agama Islam menjadi mayoritas?

Sudahkan merasa bangga dan percaya diri?

Sebuah Renungan

Menilik realita zaman sekarang, banyak sekali orang yang bangga dengan nama dan julukan, serta gelar yang disandangnya, akan tetapi mereka enggan menyandang julukan sebagai muslim.[6]

Indonesia adalah negara yang mayoritas beragama Islam, namun masih ada saja di antara umat muslim yang tidak bisa bangga dengan keislamannya. Ingin bangga, namun ragu dan tidak tahu apa yang bisa dibanggakan.[7]

Mode, juga menjadi salah satu alasan ketidakbanggaan umat muslim terhadap agamanya. Ada empat cara orang kafir menguasai pemikiran umat muslim yaitu melalui Food, Fashion, Film, dan Fun.[8]

Di antara penyakit berbahaya di tengah kaum muslimin, yang bisa menggerogoti akidah dan akhlak adalah suka mengikuti dan meniru kebiasaan orang kafir.[9]

Mulai dari cara makan, cara berpakaian, dan tontonan umat muslim yang sekarang banyak berkiblat ke negara barat atau Korea. Jika tidak mengikuti tren tersebut maka mereka akan merasa ketinggalan zaman.

Contoh lain, bahkan ada sebagian dari umat muslim yang dengan latah ikut merayakan Natal atau hari besar agama lainnya.

Dengan semangat dan gagah berani mereka ikut merayakan. Konon katanya, supaya dianggap toleran dalam menyambut dan menyampaikan kebahagiaan Natal atau hari-hari besar agama lainnya.

Padahal, tindakan tersebut merupakan kesalahan dalam menempatkan sikap toleran, karena dalam hal keimanan dan ibadah tidak ada istilah toleransi.[10]

Alasan berikutnya atas ketidakbanggaan umat muslim terhadap agamanya adalah pernyataan bahwa “Islam itu keren, tapi mana buktinya?”

Sebenarnya, bukan karena kurang bukti. Bukti yang menunjukan kehebatan Islam sangatlah banyak. Namun kitalah yang ditutupi, teralihkan, dan dibatasi.[11]

Sebagai contoh, di luaran sana banyak yang membanggakan film-film pahlawan yang hebat namun khayal. Padahal, Islam sendiri memiliki kisah-kisah kepahlawanan yang tidak kalah hebatnya, dan itu nyata bukan sekedar fiktif belaka.[12]

Banyak alasan untuk bangga menjadi muslim. Salah satu kebanggaan kita sebagai seorang muslim adalah karena kitab suci yang dijamin pemeliharaannya oleh Allah ﷻ. Semua firman Allah ﷻ yang tertulis di dalamnya berisi kebenaran.

Oleh karena itu Al-Qur’an menjadi pedoman dan petunjuk bagi umat muslim.[13]

Islam adalah agama yang cinta damai dan penyebar kasih sayang, tidak memberatkan pengikutnya. Semua dihitung dengan adil, dan Allah ﷻ tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.

Hal ini tentu sudah cukup menjadi alasan mengapa kita harus berbangga diri menjadi seorang muslim dan semakin meningkatkan kadar ketakwaan.[14]

Selain itu, Islam adalah agama yang sangat memuliakan wanita. Sebelum datang Islam, seluruh umat manusia menghinakan wanita. Jangankan memuliakan, menganggapnya sebagai manusia saja tidak.

Kemudian cahaya Islam terbit menerangi kegelapan itu dengan risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad ﷺ, bahwa wanita harus dihargai dan dimuliakan.[15]

Terlalu banyak jika keistimewaan Islam disebutkan satu per satu. Hal yang terpenting saat ini adalah menyadari bahwa kita berada dalam naungan suatu agama yang memuliakan pengikutnya.

Kita patut berbangga diri dan bukan berendah diri untuk menjadi seorang muslim. Islam is my way, Islam is my religion, and I proud to be muslim. Wallahu a’lam.

 

Referensi

[1] Salim A. Fillah, Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim, (Yogyakarta: Pro-U Media, 2007), hal. 84-85.

[2] Mohammed Ali Al-Wahid, “Inilah Alasan Kamu Harus Bangga Jadi Muslim”, dalam media.ihram.asia, diakses pada Sabtu 22 Juli 2022, 20:51 WIB.

[3] Edgar, The Incredible…., hal. 240.

[4] Sholihin, Yes! I am Muslim, Cet. I, (Depok: Gema Insani, 2007), hal. 37.

[5] QS. Ali Imran: 111.

[6] Cicih Yuningsih dan Amilatun Sakinah, Make With Your Love, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2014), hal. 145.

[7] Edgar Hamas, The Incredible Muslim, Cet. I, (Depok: PT. Genenasi Shalahuddin Berilmu, 2022), hal. 235.

[8] Edgar, The Incredible…., hal. 236.

[9] Yulian Purnama, “Bangga Menjadi Seorang Muslim”, dalam muslim.or.id, diakses pada Sabtu 22 Juli 2022, 20:15 WIB.

[10] Sholihin, Yes! I am…., hal. 35-36.

[11] Edgar, The Incredible…., hal. 240.

[12] Edgar Hamas dan Sayf Muhammad Isa, Infinity Muslim Heroes, Cet. I, (Depok: PT. Generasi Shalahuddin Berilmu, 2022), hal. 29.

[13] Mohammed Ali Al-Wahid, “Inilah Alasan Kamu Harus Bangga Jadi Muslim”, dalam media.ihram.asia, diakses pada Sabtu 22 Juli 2022, 20:51 WIB.

[14] Ibid.

[15] Ummu Umar Hawaary, Mutiara Yang Bersembunyi, Cet. IV, (Sukabumi: Haura Publishing, 2022), hal. 13.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Stay Connected
16,985FansSuka
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Must Read
- Advertisement -spot_img
Related News
- Advertisement -spot_img

Silakan tulis komentar Anda demi perbaikan artikel-artikel kami