BerandaKajianKhutbah Jum’at: Hikmah Di Balik Perintah Shalat dan Zakat

Khutbah Jum’at: Hikmah Di Balik Perintah Shalat dan Zakat

- Advertisement -spot_img

Khutbah Jum’at: Hikmah Di Balik Perintah Shalat dan Zakat
Oleh Mujahid Ammar (Mahasantri Mahad Aly Li Tahil Al-Mudarrisin)

 الحمدُ للهِ الذي فضَّلَ عشرَ ذي الحِجَّةِ على سائرِ الأيامِ، وجَعَلَهُ موسماً لعِتقِ الرِّقابِ ومغفرةِ الذنوبِ والآثامِ

وأشهدُ أنْ لا إلهَ إلاَّ اللهُ وحْدَهُ لا شريكَ له ذُو العَظَمةِ والجلالِ والكَمالِ والدَّوامِ، وأشهدُ أنَّ محمداً عبدُهُ ورسولُه، أفضلُ مَن صلَّى وصام، وأتقى مَن وَقَفَ بالمشاعرِ وطافَ بالبيتِ الحَرامِ

اللهُمَّ صلِّ وسلِّم على عبدِكَ ورسولِكَ محمدٍ وعلى آلهِ وأصحابهِ الأئمةِ الأعلام

عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا. صَدَقَ اللّٰهُ الْعَظِيمْ

Download PDF di sini.

Khutbah Pertama

Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah ﷻ yang telah memberikan petunjuk dan hidayah-Nya kepada kita. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah Muhammad ﷺ, keluarga, sahabat-sahabatnya, dan seluruh umat Islam yang berpegang teguh pada ajarannya.

Tak lupa khatib juga mengajak kepada diri khatib pribadi dan kepada jama’ah sekalian untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah, Tuhan Yang Satu, Yang tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Dia.

Yaitu dengan berusaha semaksimal mungkin mengerjakan apa saja yang diperintahkan dan menjauhi larangan-larangan yang telah ditetapkan atas kita.

Di antara perintah-perintah Allah yang dititahkan melalui lisan Rasul-Nya dan termaktub di dalam Mushaf Al-Qur’an adalah mengerjakan shalat serta menunaikan zakat ataupun infak. Dua perintah ini merupakan perintah yang sering kali berdampingan di dalam Al-Qur’an.

Dalam banyak ayat, ketika disebutkan perintah tentang shalat, maka setelahnya seringkali dimuat perintah untuk menunaikan zakat serta infak.

Sebagaimana firman Allah ﷻ

وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

“Dan laksanakanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan segala kebaikan yang kamu kerjakan untuk dirimu, kamu akan mendapatkannya (pahala) di sisi Allah. Sungguh, Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 110)

Juga firman-Nya

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

“Sungguh, orang-orang yang beriman, mengerjakan kebajikan, melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah: 277)

Dan firman-Nya

الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ

“(Yaitu) orang-orang yang melaksanakan shalat dan yang menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.” (QS. Al-Anfal: 3)

Dan juga

الَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَاتِهِمْ دَائِمُونَ * وَالَّذِينَ فِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ مَعْلُومٌ * لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ

“Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya, Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak yang tidak meminta.” (QS. Al-Ma’arij: 23-25)

Dan masih banyak lagi firman Allah yang senada dengan ayat-ayat tersebut. Maka, yang menjadi pertanyaan adalah, kenapa Allah sering menggabungkan kedua perintah ini di dalam Al-Qur’an?

Kenapa yang sering dibarengkan adalah perintah shalat dan zakat? Kenapa bukan shalat dan jihad? Kenapa bukan shalat dan haji? Kenapa bukan zakat dan jihad?

Tentu saja hal tersebut memuat hikmah dan tujuan tersendiri.

Jama’ah Shalat Jum’at rahimani wa rahimakumullah.

Syaikh Nashiruddin As-Sa’di rahimahullah menjelaskan tentang hikmah dan rahasia ayat-ayat tersebut dalam kitab tafsirnya.

Beliau mengatakan bahwa hikmah kenapa Allah sering kali mengumpulkan perintah shalat dan zakat adalah karena di dalam shalat terkandung keikhlasan terhadap Allah, sedangkan di dalam zakat dan infak terkandung perbuatan ihsan terhadap sesama manusia. 

Dua faktor yang akan mengantarkan manusia pada kebahagiaan di dunia dan akhirat adalah keikhlasannya kepada Allah serta perbuatan ihsannya terhadap makhluk.

Sebagaimana penyebab kesengsaraan seorang hamba adalah ketika ia tidak memiliki ikhlas dan tidak pula berbuat ihsan.

Dari dua variabel ini, yaitu menegakkan shalat dan menunaikan zakat, dapat kita simpulkan bahwa untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat maka diperlukan dua perkara:

Pertama, memperbaiki hablun min Allah atau hubungan dengan Allah.

Adapun wasilah utama yang mampu menghubungkan antara hamba dan Penciptanya adalah ibadah shalat. Maka jika kita ingin memperbaiki hubungan dengan Allah, maka mari perbaiki shalat!

Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah.

Mari kita berusaha meningkatkan kualitas shalat dengan memperhatikan waktu dan menyempurnakan rukun-rukunnya.

Sebab menegakkan shalat itu tidak cukup hanya dengan mengerjakannya secara dzahir ataupun dengan gerakan-gerakan saja. Akan tetapi juga berusaha menghadirkan hati untuk merenungi dan mentadabburi bacaan-bacaan di dalamnya.

Shalat yang disertai dengan hati inilah yang dimaksud Allah sebagai shalat yang dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar.

إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ

“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.” (QS. Al-Ankabut: 45)  

Adapun orang-orang yang lalai dalam shalatnya, baik itu dengan menunda-nunda ataupun tidak khusyu’ ketika mengerjakannya, ataupun menegakkan karena riya’, maka ia termasuk orang yang celaka.

Sebagaimana firman Allah ﷻ

فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ * الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ * الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ * وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ *

“Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang yang berbuat riya’, dan enggan (menolong dengan) barang berguna.” (QS. Al-Ma’un: 4-7)

Jika mereka yang lalai saja masih termasuk dalam golongan yang celaka, lantas bagaimana dengan mereka yang bahkan meninggalkannya dengan sengaja? Maka mereka itulah orang-orang yang lebih celaka.

Bahkan Allah telah mengancam mereka dengan neraka Saqar. Allah berfirman

مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ * قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ *

“Apa yang menyebabkan kamu masuk ke dalam (neraka) Saqar? Mereka menjawab, ‘Dahulu kami tidak termasuk orang-orang yang melaksanakan salat.’” (QS. Al-Muddatsir: 42-43)

Maka, poin pertama ini benar-benar harus kita perhatikan supaya kita mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Jama’ah Shalat Jum’at rahimani wa rahimakumullah.

Kedua, memperbaiki hablun min an-nas atau hubungan dengan sesama manusia.

Dan di antara caranya adalah dengan berbagi kepada mereka.

Sesungguhnya dari harta yang Allah karuniakan kepada kita terdapat hak milik orang lain yang Allah perintahkan kepada kita untuk mengeluarkannya dengan zakat maupun infak.

Perintah mengeluarkan harta dalam Islam ada dua jenis, yaitu wajib dan sunah. Yang wajib contohnya adalah zakat fitrah yang dikeluarkan setiap bulan Ramadhan, zakat mal apabila telah memenuhi syarat-syaratnya, dan nafkah dari seorang laki-laki untuk istri dan anak-anaknya.

Adapun yang sunah adalah menginfakkan harta di setiap jalan-jalan kebaikan, seperti pembangunan masjid, santunan anak yatim, bantuan korban bencana dan masih banyak lagi.

Sungguh indah nian agama Islam ini, kita tidak hanya diperintahkan untuk memperhatikan hak-hak Sang Pencipta, tapi juga hak-hak makhluk-Nya.

Maka jika membuka kembali kitab-kitab hadits, kita akan menemukan banyak sekali pesan-pesan Rasulullah ﷺ yang memotivasi untuk senantiasa berderma dan berbagi.

Bahkan para motivator Barat yang notabene tidak mempercayai Tuhan pun juga meyakini berbagi kepada sesama adalah kunci kebahagiaan. Semboyan mereka adalah, semakin banyak yang kamu berikan, semakin banyak pula yang kamu dapatkan.

Namun, mereka berpikir bahwa itu adalah hukum alam atau karma. Mereka tidak meyakini adanya Tuhan Yang Maha Membalas. Mereka berderma semata-mata hanya mengharap balasan duniawi.

Maka Allah berikan apa yang mereka inginkan itu berupa pujian, nama baik dan harta yang melimpah. Tapi itu hanya di dunia saja. 

Sebagaimana firman Allah ﷻ

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ * أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ *

“Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, pasti Kami berikan (balasan) penuh atas pekerjaan mereka di dunia (dengan sempurna) dan mereka di dunia tidak akan dirugikan.

Itulah orang-orang yang tidak memperoleh (sesuatu) di akhirat kecuali neraka, dan sia-sialah di sana apa yang telah mereka usahakan (di dunia) dan terhapuslah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Hud: 15-16)

 أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ إِلاَّ اللّٰه وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللّٰه، اَللّٰهُـمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللّٰه، أُوْصِيْنِيِ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللّٰه، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. وَقَالَ تَعَالَى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللّٰهُ الْعَظِيمْ

Jama’ah Shalat Jum’at rahimani wa rahimakumullah.

Marilah kita berbenah diri dan memperbaiki kembali hubungan kita dengan Allah dan dengan makhluk-Nya. Sebagaimana Allah seringkali menggandengkan dua perintah ini, maka jangan sampai kita memisahkan antara satu dengan yang lainnya.

Jangan sampai kita hanya shalat saja tapi enggan berbagi. Jangan pula kita hanya berbagi namun meninggalkan shalat. Kita kerjakan dua-duanya semaksimal yang kita bisa.

Semoga Allah menganugerahkan kepada kita taufik dan kemudahan dalam beramal kebaikan. Amin.

إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الذِيْنَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ الَّذِيْنَ قَضَوْا بِالْحَقِّ وَبِهِ كَانُوْا يَعْدِلُوْنَ: أَبِي بَكْرٍ، وَعُمَرَ، وَعُثْمَانَ، وَعَليٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِجُوْدِكَ وَكَرَمِكَ يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِيْنَ

رَبَّنَا هَبۡ لَـنَا مِنۡ اَزۡوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعۡيُنٍ وَّاجۡعَلۡنَا لِلۡمُتَّقِيۡنَ اِمَامًا

اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ، وَاجْعَلِ اللَّهُمَّ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا مُطْمَئِنًّا رَخَاءً وَسَائِرَ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ

اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ النَّارِ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجالِ

اَللَّهُمَّ أَحْسِنْ خِتَامَنَا، نَسْأَلُكَ أَنْ تُخَفِّفَ عَنَّا سَكَرَاتِ الْمَوْتِ، اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ وَعَمَلٍ، وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ وَعَمَلٍ

اللهمّ أحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي الأُمُورِ كُلِّهَا، وَأجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَأَقِمِ الصَّلَاةَ

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Stay Connected
16,985FansSuka
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Must Read
- Advertisement -spot_img
Related News
- Advertisement -spot_img

Silakan tulis komentar Anda demi perbaikan artikel-artikel kami