BerandaKajianKhutbah Jum'at: Menjauhi Sifat Putus Asa  

Khutbah Jum’at: Menjauhi Sifat Putus Asa  

- Advertisement -spot_img

Menjauhi Sifat Putus Asa
Oleh Yahya Tsabit

الحَمْدُ للهِ الّذِي هَدَانَا لِهَذَا، وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أنْ هَدَانَا اللهُ

وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ، رَسُولِ اللهِ وَخَيرَتِهِ مِن خَلْقِهِ، خَاتِمِ النَّبِيِّيْنَ، وَأَشْرَفِ المرْسَلِينَ

وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إلَى يَوْمِ الدّيْنِ

فَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا كُلَّمَا ذَكَرَهُ الذّاكِرُونَ، وغَفَل عَن ذِكْرِهِ الغَافِلُوْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَيهِ فِي الأوَّلِينَ وَالآخِرِينَ. أَفْضَلَ وَأَكْثَرَ وَأَزْكَى مَا صَلَّى عَلَى أَحَدٍ مِن خَلْقِهِ. وَزكَّانَا وَإيّاكُم بِالصَّلَاةِ عَلَيهِ، أَفْضَلَ ما زكَّى أَحَدًا مِن أُمَّتِهِ بِصَلاتِهِ عَلَيهِ، والسَّلَام عَلَيهِ وَرَحْمة الله وبركاته

عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ -عَزَّ وَجَلَّ- فِي السِّرِّ وَالْعَلَنِ، فَتَقْوَى اللهِ فَوْزٌ لَنَا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ، فَقَدْ قَالَ اللهُ -تَعَالَى- فِي مُحْكَمِ التَّنْزِيْلِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّـهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

Download PDF di sini.

Khutbah Pertama

Jamaah shalat Jum’at yang dimuliakan Allah.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang telah memberikan petunjuk dan hidayah-Nya kepada kita. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah Muhammad ﷺ, keluarga, sahabat-sahabatnya, dan seluruh umat Islam yang berpegang teguh pada ajarannya.

Pada kesempatan kali ini, khatib akan mengingatkan kepada diri khatib pribadi dan kepada jamaah sekalian tentang salah satu penyakit yang sangat mematikan bagi umat Islam, yaitu putus asa.

Putus asa adalah kondisi yang mengalir dan menyebar di tengah-tengah umat kita, dan ia telah menyebabkan kerugian besar bagi kita sebagai umat Islam.

Keadaan ini menyebabkan kita menjadi lemah dan tidak berdaya, sehingga bangsa-bangsa Barat yang jumlahnya tak lebih banyak dari umat Islam mampu menguasai negeri-negeri Muslim, baik dengan menyebarkan pola hidup, budaya, bahkan menjajah dan memperbudak kita.

Keputusasaan inilah yang telah membunuh sifat terpuji dalam diri kita sekaligus melemahkan perhatian pada kemaslahatan umum dan disibukkan dengan urusan-urusan pribadi.

Keadaan seperti ini telah memadamkan semangat dan keberanian dalam memperjuangkan agama. Padahal dengannya kaum muslim berhasil memperluas kekuasaan mereka ke seluruh penjuru Timur dan Barat bahkan dengan kekuatan yang terbatas.

Namun ketika semangat yang luar biasa dan dilandasi dengan kematangan ilmu itu padam oleh keputusasaan, kaum asing yang zalim sejak empat setengah abad yang lalu berhasil menguasai dan membelenggu 300 juta muslim.

Oleh karenanya kaum muslimin terombang-ambing dalam kebingungan dikarenakan sangat lemahnya jiwa perjuangan yang dilandasi dengan ilmu yang matang.

Jamaah shalat Jum’at yang dimuliakan Allah.

Sikap putus asa telah merasuk ke dalam jiwa masyarakat Islam secara luas. Bahkan dikarenakan sifat tersebut ada yang menjadikan kelemahan dan ketidakpedulian orang lain sebagai alasan untuk melepaskan tanggung jawab yang ada, lalu bermalas-malasan.

Ia mengabaikan sifat heroik Imani dan lupa akan rahmat Allah dan para kekasih-Nya yang telah memperjuangkan agama ini sampai tetes darah penghabisan. Akibatnya, mereka enggan berjuang dengan sungguh-sungguh untuk Islam.

Namun, sebagai hamba Allah yang taat, kita tidak boleh berputus asa. Karena selama penyakit ini masih menjalar dalam diri, ia akan membunuh tanpa sepengetahuan kita. Sehingga diperlukan tekat dan usaha untuk memotong sikap keputusasaan tersebut dengan merenungi firman Allah Ta’ala.

لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ

 “Janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar: 53)

Putus asa adalah penyakit kronis yang melanda seluruh umat dan bangsa. Ia seperti kanker yang merusak kesempurnaan dan bertentangan dengan spirit hadits qudsi yang berbunyi

أنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، وَأَنَا مَعَهُ حَيْثُ يَذكُرُني

Aku sesuai dengan dengan persangkaan hamba-Ku. Dan Aku (Allah) selalu bersama hamba di setiap kali ia berzikir pada-Ku.” (Mutafaqun ‘alaihi)

Prasangka baik harus didukung oleh perbuatan baik. Orang yang berbuat baik akan berprasangka baik kepada Tuhannya bahwa Dia akan membalas kebaikan tersebut.

Sedangkan orang yang terus-menerus melakukan dosa dan kesalahan akan terhalang untuk berprasangka baik kepada Tuhannya. Janganlah kita merendahkan diri sendiri sehingga merasa tidak pantas melakukan kebaikan, karena itu adalah ciri orang yang lupa akan luasnya rahmat dan ampunan Allah.

Jamaah shalat Jum’at yang dimuliakan Allah.

Putus asa adalah sifat orang-orang pengecut, dan bukan merupakan ciri kehormatan Islam. Sebagai umat Islam yang memiliki sifat-sifat terpuji, bertakwa, serta jiwa pejuang yang mengalir dalam darah, kita tidak boleh terpengaruh oleh sikap putus asa.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda

لا يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلَّا وَهُوَ يُحْسِنُ الظَّنَّ بِاللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ

Janganlah salah seorang dari kalian meninggal kecuali dalam keadaan berbaik sangka kepada Allah ‘Azza wa Jalla.” (HR. Muslim no. 5125)

Hadis ini mengajarkan bahwa kita harus meyakini bahwa Allah selalu bersama kita dan Dia memiliki rencana yang lebih baik untuk kita, walaupun terkadang kita tidak bisa melihatnya dalam keadaan yang sulit.

Jamaah shalat Jum’at yang dimuliakan Allah.

Sebagai seorang Muslim, kita meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Sehingga kita harus selalu mengingat bahwa setiap kesulitan pasti ada jalan keluarnya, dan Allah akan memberikan pertolongan-Nya kepada kita jika terus bersabar dan berusaha.

Dalam menjalani kehidupan ini, kita pasti akan menghadapi berbagai cobaan dan kesulitan. Namun, kita tidak boleh membiarkan diri terperosok dalam perasaan putus asa. Sebaliknya, kita harus menjadikan setiap cobaan sebagai peluang untuk tumbuh dan memperkuat iman.

Ketika mengalami kegagalan, jadikanlah itu sebagai motivasi untuk bangkit dan mencoba lagi. Jangan biarkan putus asa menghalangi kita dalam mencapai tujuan hidup.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kekuatan untuk menjauhkan diri dari perasaan putus asa dan menjadi hamba-Nya yang senantiasa bersyukur, sabar, dan berusaha. Amin.

Khutbah Kedua

إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

أيُّهَا الحَاضِرُونَ أُصِيكُمْ وَ إيَّايَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُؤمِنُونَ المتَّقُونَ حيث قال تعالى :يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. أما بعد

Jamaah shalat Jum’at yang dimuliakan Allah.

Marilah kita meninggalkan sikap putus asa dan menggantinya dengan keyakinan dan harapan yang kuat kepada Allah. Bersabarlah dalam menghadapi cobaan dan terus berusaha dengan sungguh-sungguh. Ingatlah bahwa setiap kesulitan adalah ujian yang Allah berikan, dan Dia tidak akan memberikan ujian melebihi kemampuan kita.

إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الذِيْنَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ الَّذِيْنَ قَضَوْا بِالْحَقِّ وَبِهِ كَانُوْا يَعْدِلُوْنَ: أَبِي بَكْرٍ، وَعُمَرَ، وَعُثْمَانَ، وَعَليٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِجُوْدِكَ وَكَرَمِكَ يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِيْنَ

اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ، وَاجْعَلِ اللَّهُمَّ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا مُطْمَئِنًّا رَخَاءً وَسَائْرَ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ

اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ النَّارِ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجالِ

اللَّهُمَّ إنَّا نَسْألُكَ مُوْجِباتِ رَحْمَتِكَ، وَعَزائِمَ مَغْفِرَتِكَ، والسَّلامَةَ مِنْ كُلِّ إثمٍ، والغَنِيمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ، والفَوْزَ بالجَنَّةِ، والنَّجاةَ مِنَ النَّارِ

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ، وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ، وَحُبَّ الْمَسَاكِيْنَ، وَأَنْ تَغْفِرَ لَنَا وَتَرْحَمُنَا، وَأَنْ تَقْبِضَنَا إِلَيْكَ غَيْرَ مَفْتُوْنِيْنَ، وَنَسْأَلُكَ حُبَّكَ، وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ، وَحُبَّ كُلِ عَمَلٍ يُقَرِّبُنَا إِلَى حُبِّكَ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْإِخْلَاصَ فِي الْقَوْلِ وَالْعَمَلِ

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ وَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ الْجَلِيْلَ يَذْكُرْكُمْ، وَأَقِمِ الصَّلَاةَ

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Stay Connected
16,985FansSuka
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Must Read
- Advertisement -spot_img
Related News
- Advertisement -spot_img

Silakan tulis komentar Anda demi perbaikan artikel-artikel kami