BerandaMateri KhutbahKhutbah Idul FitriHari Kemenangan: Momentum Rekonsiliasi Umat dan Estafet Kebaikan

Hari Kemenangan: Momentum Rekonsiliasi Umat dan Estafet Kebaikan

- Advertisement -spot_img

Oleh : Azzam Elmahdy

(Staf Pengajar dan Pengurus Pesantren Darusy Syahadah)

Download Artikel Khutbah Idul Fitri

 

Khutbah Pertama

 

اللهُ أكبرُ! اللهُ أكبرُ! لا إله إلا الله! اللهُ أكبرُ! اللهُ أكبرُ ولله الحمد! اَلله أكبر عدَدَ مَا ذَكَرَ اللهَ ذَاكِرٌ وَكَبَّرَ، اللهُ أكبرُ عدَدَ مَا حَمِدَ اللهَ حَامِدٌ وَشَكَرَ، اللهُ أكبرُ مَا سَطَعَ فَجْرُ الإِسْلَامِ وَأَسْفَرَ، اللهُ أكبرُ مَا أَقْبَلَ شَهْرُ الصِّيَامِ وَأَدْبَرَ، اللهُ أكبرَ مَا فرِحَ الصَّائِمُ بِتَمَامِ صِيَامِهِ وَاسْتَبْشَرَ، اللهُ أكبرُ عدَدَ مَا تَابَ تَائِبٌ وَاسْتَغْفَرَ، اللهُ أكبرُ، اللهُ أكبرُ، لَا إِلهَ إِلَّا اللهَ، اللهُ أكبرُ، اللهُ أكبرُ، وَلِلَهِ الْحَمْدُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهَ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، اَلْمَلِكَ الْعَظِيْمَ الْأَكْبَرَ، وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الْوَجْهِ الْأَنْوَرِ، وَالْجَبِيْنِ الْأَزْهَرِ، الطَّاهِرُ المُطَهَّرُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ مَا أَقْبَلَ صُبْحٌ وَأَسْْفَرَ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ:

فَيَا عِبَادَ اللهِ،أُصِيْكُمْ وَإِيَّايَ نَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ عَزَّوَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ، بَعْدَ أَنْ أَعُوْذَ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ ، وَقَالَ أَيْضًا :

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءً ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِهِ وَالْاَرْحَامَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا،

وَقَالَ نَبِيُّنَا مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اِتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

Ma’asyirol muslimin rahimaniyallahu wa iyyakum

Ketahuilah bahwa Idul Fitri yang penuh berkah adalah hari yang penuh sukacita dan kegembiraan bagi kita dan umat Islam lainnya di seluruh penjuru dunia, setelah menjalankan kewajiban puasa, dan meningkatkan amal saleh selama bulan Ramadhan, dan tidak ada sukacita yang lebih besar daripada sukacita seorang hamba yang beriman yang telah menaati Rabbnya dengan apa yang telah Dia tetapkan dalam firman-Nya:

قُلْ بِفَضْلِ اللّٰهِ وَبِرَحْمَتِهٖ فَبِذٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوْاۗ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُوْنَ

Katakanlah (Muhammad), “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Yūnus: 58)

Kaum muslimin yang berbahagia, hari ini adalah hari yang Istimewa bagi umat baginda Nabi Muhammad SAW. Dimana dalam sebuah hadits disebutkan, ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah dan penduduknya memiliki dua hari yang mereka bermain dan bersenang-senang di dua hari tersebut. Lantas beliau SAW bertanya, “Dua hari ap aini?” Para sahabat menjawab, “Dulu di zaman jahiliyah kami bersenang-senang di dua hari tersebut. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah telah menggantikan untuk kalian dua hari tersebut dengan yang lebih baik darinya, yaitu hari idul adha dan idul fitri.” (HR. Abu Dawud, no. 1134)

Tidak ada satu umat pun di muka bumi ini yang hari raya mereka merupakan syariat dari Allah kecuali umat Islam, dan inilah yang dikehendaki oleh Allah SWT, sebuah umat yang berbeda dalam keimanannya, dalam sistemnya, dalam peribadatannya, dalam hukumnya, dalam ritual-ritualnya, dan dalam hari rayanya.

Hari Idul Fitri merupakan hari takbir, dimana Allah SWT berfirman:

وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

“Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah: 185)

Salah seorang ahli tafsir yang dikenal dengan nama As-Sa’adi rahimahullah mengatakan tentang makna ayat ini, “Dan ini -Allah Maha Mengetahui- agar tidak ada orang yang beranggapan bahwa puasa Ramadhan telah sempurna dengan sebagiannya saja, maka anggapan itu dihilangkan dengan perintah menyempurnakan bilangannya, dan dengan bersyukur kepada Allah ketika menyempurnakannya atas hidayah, taufik, dan taufik-Nya kepada para hamba, serta dengan takbir ketika mengakhirinya, termasuk takbir ketika melihat bulan sabit di bulan Syawal hingga akhir khutbah Idul Fitri.” (As-Sa’di, Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 87)

اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، لَاإِلهَ إِلَّا اللهُ، اللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ ، وَلِلهِ الْحَمْدُ.

Wahai para hamba Allah yang berbahagia

Idul Fitri juga merupakan hari untuk saling berkunjung, hari di mana keluarga saling bertemu, hari di mana kerabat dan sanak saudara berkomunikasi, orang yang dicintai dan teman-teman berkunjung, dan hubungan silaturahmi teragung dan paling utama di hari ini adalah : menjalin hubungan silaturahmi dengan orang tua, berbaksi kepada keduanya, serta bercengkerama dengannya.

Betapa agungnya menjalin hubungan silaturahmi ini, sampai-sampai ditetapkan dalam sebuah hadits, bahwa Nabi SAW bersabda,

خَلَقَ اللَّهُ الخَلْقَ، فَلَمَّا فَرَغَ منه قامَتِ الرَّحِمُ، فأخَذَتْ بحَقْوِ الرَّحْمَنِ، فقالَ له: مَهْ، قالَتْ: هذا مَقامُ العائِذِ بكَ مِنَ القَطِيعَةِ، قالَ: ألا تَرْضَيْنَ أنْ أصِلَ مَن وصَلَكِ، وأَقْطَعَ مَن قَطَعَكِ، قالَتْ: بَلَى يا رَبِّ، قالَ: فَذاكِ، قالَ أبو هُرَيْرَةَ: اقْرَؤُوا إنْ شِئْتُمْ

“Allah Ta’ala menciptakan makhluk. Dan setelah selesai dari menciptakannya, bangkitlah rahim, lalu berpegangan kepada kedua telapak kaki (bersimpuh) di hadapan Ar-Rahman. Maka Dia berfirman, ‘Apakah keinginanmu?’ Rahim menjawab, ‘Ini adalah tempat memohon perlindungan kepada-Mu dari orang-orang yang memutuskan (aku).’ Maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Tidakkah kamu ridha bila Aku menyambungkan hubungan dengan orang yang menyambungkanmu dan memutuskan hubungan dengan orang yang memutuskanmu?’ Rahim menjawab, ‘Benar, kami ridha.’ Allah berfirman, ‘Itu adalah untukmu.’ Lalu Abu Hurairah berkata, ‘Bacalah oleh kalian bila kalian menghendaki firman Allah Ta’ala :

فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ تَوَلَّيْتُمْ أَنْ تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ

‘Maka apakah kiranya jika kamu berpaling (dari jihad) kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?’ (QS. Muhammad: 22).” (HR. Bukhari no. 4830 dan Muslim no. 2554)

Kerabat seseorang adalah mereka yang memiliki hubungan nasab dengannya, baik ahli waris maupun bukan ahli waris, dan hubungan tersebut akan semakin kuat dengan semakin dekatnya hubungan nasab dengannya. Ini adalah salah satu kebaikan yang paling utama yang dapat dilakukan oleh seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Rabbnya, dan Allah telah memerintahkannya dan menunjukkan bahwa hal itu berpahala.

Dalam hadits ini dijelaskan pentingnya menyambung tali silaturahmi dan akibat dari memutuskan hubungan dan mengabaikan hak-hak silaturahmi. Inilah mengapa kata ‘rahim’ di ambil dari kata ‘rahmah’ yang berarti kasih sayang. Sehingga kasih sayang itu akan tumbuh dengan menjalin hubungan silaturahmi.

اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، لَاإِلهَ إِلَّا اللهُ، اللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ ، وَ لِلهِ الْحَمْدُ.

Hadirin tamu undangan Allah yang bergembira

Hari Idul Fitri juga termasuk hari rekonsiliasi dan pengampunan. Yaitu eorang Muslim memaafkan sesama Muslim karena hati seorang mukmin bukanlah hati yang penuh dendam, tetapi seorang mukmin dengan hati yang murni dan saleh yang tidak menyimpan iri hati dan dendam, dan jiwa yang baik dan murni yang memaafkan dan melampaui, serta murah hati dan pemaaf; sebagaimana sabda Rasulullah dalam Sahih Muslim:

لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعُ رَحِمٍ

“Tidak akan masuk surga orang yang memutus hubungan silaturahmi.” (HR. Muslim, no. 2556)

Dalam riwayat lain disebutkan,

لا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أنْ يَهْجُرَ أخاهُ فَوْقَ ثَلاثٍ، يَلْتَقِيانِ؛ فَيَصُدُّ هذا، ويَصُدُّ هذا، وخَيْرُهُما الذي يَبْدَأُ بالسَّلامِ

Tidak halal bagi seorang Muslim mendiamkan (tidak bertegur-sapa) saudaranya melebihi tiga malam, (jika bertemu) yang ini berpaling dan yang ini juga berpaling, dan sebaik-baik dari keduanya adalah yang memulai mengucapkan salam.” [HR: Al-Bukhari no. 6077,dan Muslim no. 2560]

Allah SWT mengingatkan kita dalam firman-Nya:

فَمَنْ عَفَا وَاَصْلَحَ فَاَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِ ۗ

Barangsiapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah.” (QS. Asy-Syūrā: 40)

Ma’asyirol muslimin para hamba Allah yang dirahmati Allah

Selanjutnya, Hari Raya Idul Fitri adalah hari untuk memperluas hubungan dan berbagi kebahagiaan. Pada hari Idul Fitri, dianjurkan untuk memperluas hubungan kekeluargaan dengan makanan dan minuman, permainan yang diperbolehkan, dan kesenangan yang sah.

اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، لَاإِلهَ إِلَّا اللهُ، اللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ ، وَ لِلهِ الْحَمْدُ.

Para hamba Allah yang berbahagia

Sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk menjangkau sanak saudara kita dan memperkuat ikatan cinta dengan keluarga, kerabat, teman dan tetangga. Kita mesti menjadikan Idul Fitri sebagai hari raya yang dikenang oleh yang muda dengan kegembiraan, kesenangan dan kesenangan, oleh yang tua dengan komunikasi, zikir dan ucapan syukur, oleh yang membutuhkan dengan kebahagiaan dan kemudahan, dan oleh yang kaya dengan kedermawanan dan kemurahan hati.

Maka melalui mimbar ini, dan di kesempatan yang mulia ini, khatib berwasiat pada diri pribadi dan kepada seluruh hadirin yang hadir di sini, untuk senantiasa istiqomah dalam ketaatan hingga akhir hayat. Selanjutnya kita memohon kepada Allah SWT agar dianugerahi taufik, hidayah dan keteguhan hati. Oleh karenanya, Allah SWT mengingatkan kita dalam firman-Nya:

اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ

Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.” (QS. Fushshilat: 30)

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، إِنَّهُ تَعَالَى جَوَّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ، فاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

 

Khutbah Kedua

 

اللهُ أكبرُ! اللهُ أكبرُ! لا إله إلا الله! واللهُ أكبرُ! اللهُ أكبرُ ولله الحمد! اَلْحَمْدُ لِلهِ مُعْظِمِ الثَّوَابِ وَمُجْزِلِ الْأَجْرِ، لا إلهَ إلا هو له الحمدُ فِي الأُوْلَى وَالْآخِرَةِ، وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ، نَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَنَشْكُرُهُ، أَتَمَّ عَلَيْنَا صِيَامَنَا وَبَلَّغَنَا عِيْدَ الْفِطْرِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهَ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

اللهُ أكبرُ! اللهُ أكبرُ! لا إله إلا الله! واللهُ أكبرُ! اللهُ أكبرُ ولله الحمد.

Hadirin kekasih Allah yang berbahagia

Nabiyullah Muhammad SAW menganjurkan kita untuk mengikuti Ramadhan dengan puasa sunnah enam hari di bulan Syawal, dan menjadikannya sebagai laluan untuk menindaklanjuti perbuatan baik dengan perbuatan baik yang lain. Karena barangsiapa yang melaksanakannya, seakan-akan ia dinilai berpuasa sepanjang hidupnya. Sebagaimana beliau SAW mempertegas dalam sabdanya,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“Barang siapa sudah melakukan puasa Ramadhan, kemudian menambahkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka seolah-olah ia telah melaksanakan puasa sepanjang masa.” (HR. Muslim, no. 1164)

الله أكبرُ! اللهُ أكبرُ! لا إله إلا الله! اللهُ أكبرُ! اللهُ أكبرُ ولله الحمد!

Ma’asyirol muslimin tamu undangan Allah yang berbahagia

Di sini khatib mengingatkan kepada diri pribadi dan para jama’ah sekalian akan praktik yang agung ini, yaitu shalat lima waktu; tidak ada tempat dalam Islam bagi mereka yang meninggalkannya, dan khatib juga berwasiat pada diri pribadi dan para jama’ah sekalian agar senantiasa menjaga shalat berjamaah dan menunaikannya di masjid.

Hadirin hamba-hamba Allah yang berbahagia

Marilah bersholawat dan mengucap salam kepada orang yang diperintahkan Allah kepada kita untuk bersholawat dan salam kepadanya.

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اَللَّهُمَّ صَلِ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.

اَللَّهُمَّ ارْضَ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ التَّابِعِيْنَ لَهُمْ وَتَابِعِيْهِمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنِّكَ وَفَضْلِكَ وَإِحْسَانِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ، وأذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرْكِيْنَ، وَاجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا مُطْمَئِنًّا وَسَائِرَ بلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ.

اَللَّهُمَّ انْصُرْ دِيْنَكَ وَكَتَابَكَ وَسُنَّةَ نَبِيِّكَ وَعِبَادَكَ الْمُؤْمِنِيْنَ.

اَللَّهُمَّ آمَنَّا فِي أَوْطَانِنَا، وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اللهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى وَهَيِّئِ لَهُ الْبِطَانَةَ الصَّالِحَةَ الَّتِي تُعِيْنُهُ عَلَى الْحَقِّ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.

اَللَّهُمَّ وَفِّقْ جَمِيْعَ وُلَاةِ الْمُسْلِمِيْنَ لِلْحُكْمِ بِشَرِيْعَتِكَ، وَاتِّبَاعِ سُنَّةِ رَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. اَللَّهُمَّ حَقِّقْ لَنَا مَا نَرْجُو، وَأَمَّنَّا مِمَّا نَخَافُ، اَللُّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنَّا، وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا، اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنَّا رَمَضَانَ، وَتَقَبَّلْ مِنَّا الصِّيَامَ وَ الْقِيَامَ، وَسَائِرَ الْأَعْمَالَ الصَّالِحَةَ.

اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِمَّنْ نَالَ أَجْرَ لَيْلَةِ الْقَدْرِ، اَللَّهُمَّ أَعِدْ عَلَيْنَا رَمَضَانَ أَعْوَامًا عَدِيْدَةً، وَأَزْمِنَةً مَدِيْدَةً، وَنَحْنُ بِصِحَّةٍ وَعَافِيَةٍ، وَأُمَّةَ الْإِسْلَامَ فِي غَزَّةَ وَتَمْكِيْنٍ، اَللَّهُمَّ أَلِّفْ عَلَى الْخَيْرِ قُلُوْبَنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ.

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ فَسَادَ قُلُوْبِنَا، وَارْزُقْنَا حُسْنَ النِّيَّةِ. اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْتَضْعَفِيْنَ فِي سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنَ الَّذِيْنَ يُجَاهِدُوْنَ فِي سَبِيْلِكَ لِإِعْلَاءِ كَلِمَتِكَ وَإِعْزَازِ دِيْنِكَ فِي كُلِّ مَكَانٍ، اَللَّهُمَّ ارْبُطْ عَلَى قُلُوْبِهِمْ، وَاحْفَظْ دِيْنَهُمْ، وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ.

اَللَّهُمَّ فَرِّجْ هَمَّ الْمَهْمُوْمِيْنَ، وَكُنْ لِلْأَرَامِلَ وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِيْنَ، وَالْمَحْصُوْرِيْنَ وَالْمَأْسُوْرِيْنَ.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَأَوْفُوْا بِعَهْدِ اللهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ وَلَا تَنْقُضُوا الْأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيْدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمُ اللهَ عَلَيْكُمْ كَفِيْلًا إِنَّ اللهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُوْنَ، وَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمِ الْجَلِيْلِ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Stay Connected
16,985FansSuka
12,700PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
9,600PelangganBerlangganan
Must Read
- Advertisement -spot_img
Related News
- Advertisement -spot_img

Silakan tulis komentar Anda demi perbaikan artikel-artikel kami