BerandaKajianKeutamaan Membantu Sesama

Keutamaan Membantu Sesama

- Advertisement -spot_img

Ayat dan Hadits Tentang Keutamaan Membantu Sesama

Gempa bumi, banjir, dan bencana alam yang silih berganti melanda bangsa ini merupakan sebuah peringatan yang nyata dari Allah kepada manusia. Barangkali sudah terlalu lelap diri ini dalam dosa.

Bagi mereka yang terkena secara langsung dampak dari musibah, bencana merupakan sebuah ujian kesabaran dari Allah. Dia memilah mana dari hamba-Nya yang ridha, sabar, dan berserah diri ketika sulit mendatangi.

Bagi masyarakat yang tidak terdampak, musibah yang melanda pun juga merupakan sebuah ujian. Bukan ujian kesabaran, namun ujian kepedulian. Sejauh mana rasa kasih sayang dan peduli kita terhadap sesama.

Selain itu, bencana adalah sebuah cerminan agar kita yang masih diberi kemudahan dan kenikmatan oleh Allah bisa semakin bersyukur.

Salah satu bentuk syukur itu adalah dengan memberikan bantuan kepada mereka yang tertimba musibah. Baik berupa harta, makanan, pakaian, obat-obatan dan berbagai kebutuhan pokok lainnya.

Minimal, doa senantiasa terlantun untuk mereka. Agar Allah memberikan kekuatan, agar Allah memberikan keridhaan-Nya.

Sebagai seorang muslim, tentu tak kurang ayat dalam Al-Qur’an dan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menyeru kepada manusia untuk saling tolong menolong, berbagi rasa dan asa demi menggapai ridha-Nya.

Demikianlah Islam menyeru agar manusia senantiasa menjadi insan yang mulia.

Untuk memantik kembali ingatan dan perasaan kita, berikut sebagian di antara ayat dan hadits shahih berkenaan dengan kepedulian dan keutamaan membantu sesama.

Ayat Al-Qur’an

Allah Ta’ala berfirman

1.

وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Dan kerjakanlah amal kebaikan agar kalian beruntung.” (QS. Al-Hajj [22]: 77)

2.

مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ (42) قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ (43) وَلَمْ نَكُ نُطْعِمُ الْمِسْكِينَ (44)

Apakah yang memasukkan kalian ke dalam neraka Saqar? Mereka menjawab: Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat dan kami tidak pula memberi makan orang miskin.” (QS. Al-Muddatsir [74]: 42-44)

3.

فَلَا اقْتَحَمَ الْعَقَبَةَ (11) وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْعَقَبَةُ (12) فَكُّ رَقَبَةٍ (13) أَوْ إِطْعَامٌ فِي يَوْمٍ ذِي مَسْغَبَةٍ (14) يَتِيمًا ذَا مَقْرَبَةٍ (15) أَوْ مِسْكِينًا ذَا مَتْرَبَةٍ (16) ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِ (17) أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْمَيْمَنَةِ (18)

Tetapi dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar. Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (Yaitu) memerdekakan budak. 

Atau memberi makan pada hari kelaparan, kepada anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau kepada orang miskin yang sangat fakir.

Dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.

Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan.” (QS. Al-Balad [90]: 11-18)

4.

أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ (1) فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ (2) وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ (3)

Tahukah kamu (orang) yang mendustakan hari pembalasan? Itulah orang yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.” (QS. Al-Ma’un [107]: 1-3)

5.

وَتَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْبِرِّ وَٱلتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْإِثْمِ وَٱلْعُدْوَٰنِ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلْعِقَابِ (2)…

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (QS. Al-Ma’idah [5]: 2)

Hadits Nabawi

Dalam hadits-hadits shahih dan hasan telah dijelaskan

1.

عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

Dari Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, saling menyayangi, dan saling menyantuni adalah seperti satu tubuh.

Jika salah satu anggota tubuh merasakan sakit, niscaya seluruh anggota tubuh lainnya ikut merasakan dengan tidak bisa tidur dan demam.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرُبَاتِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda bersabda, “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Ia tidak akan menzaliminya dan tidak akan menyerahkannya kepada musuh.

Barangsiapa mengurus kebutuhan saudaranya niscaya Allah akan mengurus kebutuhan dirinya. Barangsiapa menyingkirkan sebuah kesusahan hidup dari seorang muslim niscaya Allah akan menyingkirkan kesulitan hidupnya pada hari kiamat kelak.

Barangsiapa menutupi aib seorang muslim niscaya Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat.” (HR. Bukhari, Muslim, dan Abu Daud)

3.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa meringankan salah satu kesusahan hidup dari seorang mukmin di dunia niscaya Allah akan meringankan salah satu kesusahan hidupnya pada hari kiamat.

Barangsiapa memberi kemudahan kepada orang yang kesulitan niscaya Allah akan memberi kemudahan baginya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi aib seorang muslim niscaya Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat.

Dan Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba tersebut menolong saudaranya.” (HR. Muslim, Abu Daud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah)

4.

أَفْضَلُ الأَعْمَالِ إِدْخَالَ السُّرُورِ عَلَى اْلمُؤْمِنِ كَسَوْتَ عَوْرَتَهُ أَوْ أَشْبَعْتَ جَوْعَتَهُ أَوْ قَضَيْتَ لَهُ حَاجَةً

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amalan yang paling utama adalah engkau membahagiakan seorang mukmin;

engkau menutupi auratnya (memberikan pakaian), engkau mengenyangkan kelaparannya (memberikan makanan) atau engkau memenuhi kebutuhannya.” (HR. ath-Thabarani. Dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih at-Targhib wa at-Tarhib)

5.

عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَجُلا جَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ , أَيُّ النَّاسِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ؟ وَأَيُّ الأَعْمَالِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ , وَأَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ , أَوْ تَكَشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً , أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا , أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا , وَلأَنْ أَمْشِيَ مَعَ أَخِ فِي حَاجَةٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ يَعْنِي مَسْجِدَ الْمَدِينَةِ شَهْرًا , وَمَنَ كَفَّ غَضَبَهُ سَتَرَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ , وَمَنْ كَظَمَ غَيْظَهُ وَلَوْ شَاءَ أَنْ يُمْضِيَهُ أَمْضَاهُ مَلأَ اللَّهُ قَلْبَهُ رَجَاءً يَوْمَ الْقِيَامَةِ , وَمَنْ مَشَى مَعَ أَخِيهِ فِي حَاجَةٍ حَتَّى يَتَهَيَّأَ لَهُ أَثْبَتَ اللَّهُ قَدَمَهُ يَوْمَ تَزُولُ الأَقْدَامِ.

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling dicintai Allah?”

Beliau menjawab, “Manusia yang paling dicintai Allah adalah manusia yang paling bermanfaat bagi sesama manusia.

Amalan yang paling dicintai Allah adalah engkau membahagiakan seorang muslim; engkau menghilangkan kesusahan hidupnya, atau engkau melunasi hutangnya, atau engkau menghilangkan kelaparannya.

Aku berjalan bersama saudaraku untuk memenuhi kebutuhannya itu adalah lebih aku sukai daripadai aku melakukan i’tikaf di Masjid Nabawi ini selama sebulan penuh.

Barangsiapa menahan marahnya padahal seandainya ia mau, ia bisa meluapkan kemarahannya tersebut, pastilah Allah akan memenuhi dadanya pada hari kiamat dengan keridhaan.

Dan barangsiapa berjalan bersama dalam sebuah kebutuhan saudaranya sehingga ia bisa memenuhi kebutuhan saudaranya, niscaya Allah akan meneguhkan telapak kakinya pada hari ketika telapak kaki tergelincir [hari kiamat].

(HR. Ibnu Abi Dunya, al-Asbahani, Ibnu Asakir, Abu Ishaq al-Muzakki dan ath-Thabarani. Dinyatakan hasan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib dan Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah)

Demikian beberapa ayat dan hadits yang memerintahkan manusia untuk saling membantu dan tolong menolong. Terlebih ketika saudara kita sedang dilanda musibah.

Semoga Allah Ta’ala memberikan kemudahan kepada kita untuk menyebarkan dan mengamalkan pesan-pesan kebajikan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu berkata,

يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْرَى مَا كَانُوا قَطُّ، وَأَجْوَعُ مَا كَانُوا قَطُّ، وَأَظْمَأُ مَا كَانُوا قَطُّ، وَأَنْصَبُ مَا كَانُوا قَطُّ، فَمَنْ كَسَا لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ كَسَاهُ اللَّهُ، وَمَنْ أَطْعَمَ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَطْعَمَهُ اللَّهُ، وَمَنْ سَقَى لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ سَقَاهُ اللَّهُ، وَمَنْ عَفَا لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَعْفَاهُ اللَّهُ.

“Manusia akan dikumpulkan di hari kiamat dalam keadaan sangat membutuhkan pakaian, sangat kelaparan, sangat kehausan, dan sangat kepayahan melebihi yang pernah mereka rasakan (di dunia).

Siapa yang (ketika di dunia) pernah memberi pakaian karena Allah ‘azza wa jalla, maka Allah akan memakaikan pakaian kepadanya. Siapa yang pernah memberi makan karena Allah ‘azza wa jalla, Allah akan memberi makan kepadanya.

Siapa yang pernah memberi minum karena Allah ‘azza wa jalla, Allah akan memberi minum kepadanya. Siapa yang pernah memaafkan karena Allah ‘azza wa jalla, Allah akan menjadikan manusia memaafkan kezalimannya.” [Jami’ al-‘Ulumi wa al-Hikam, 2/287]

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Stay Connected
16,985FansSuka
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Must Read
- Advertisement -spot_img
Related News
- Advertisement -spot_img

Silakan tulis komentar Anda demi perbaikan artikel-artikel kami