BerandaKajianKunci Melewati Kesulitan Hidup

Kunci Melewati Kesulitan Hidup

- Advertisement -spot_img

Pada perjalanan hidup yang hingga detik ini Allah ﷻ masih berikan kesempatan kepada kita untuk menjalaninya, tentu sudah banyak kesulitan dan kesempitan yang hadir menyesakkan hati dan pikiran.

Mulai dari kebutuhan pokok yang harus dipenuhi, biaya pendidikan anak yang tidak sedikit, dan berbagai persoalan lain yang terkadang membuat manusia lupa, bahwa karunia dari Allah ﷻ jauh lebih besar dari cobaan yang diujikan. 

Namun begitulah manusia. Perjalanannya menuju kampung abadi tentu tak akan pernah lepas dari masalah. Semua orang pasti pernah mengalaminya. Hanya saja, tidak semua orang benar dalam menyikapi persoalan tersebut.

Banyak manusia yang Allah ﷻ uji dengan kesulitan hidup, mereka justru semakin lupa akan hakikat kehidupan ini. Tidak segera sadar dan bertaubat kepada Allah, malah justru semakin menjauh dan berupaya mengejar dunia.

Seakan-akan, ketika dunia didapat masalah hidup akan terselesaikan begitu saja. 

Padahal, betapa banyak manusia yang berlimpah harta dunia namun kebahagian hidup belum juga didapati. Hal itu karena hati mereka terus sibuk dengan dunia. Tidak memahami bahwa kebahagiaan yang sesungguhnya adalah ketika hati dan pikiran ini senantiasa tunduk berzikir kepada Allah ﷻ. 

Di sisi lain, ada segolongan manusia mulia yang ketika Allah ﷻ timpakan ujian kepada mereka, justru hal tersebut semakin membuatnya dekat dan ingat akan Allah ﷻ. Sehingga kesulitan yang mereka alami tidak berbuah pada kesengsaraan hidup.

Justru mereka bersyukur dan berbahagia hati karena Allah ﷻ telah menjanjikan buah manis bagi hamba-Nya yang senantiasa bersabar atas segala musibah yang dialami. 

Begitu pula dengan ujian kenikmatan yang Allah ﷻ berikan. Banyak manusia yang kian lalai ketika harta dan kemudahan hidup dilimpahkan padanya.

Padahal, baik kesulitan maupun kenikmatan, semua itu memerlukan penyikapan yang benar sesuai dengan apa yang telah Allah ﷻ dan Rasul-Nya ajarkan.

Yaitu dengan sabar dan syukur kepada Allah ﷻ, dua sayap kebahagiaan bagi manusia. Bersyukur ketika mendapat kenikmatan dan bersabar ketika musibah datang melanda. 

Berzikir Di Kala Lapang

Selain syukur dan sabar, kita juga perlu untuk senantiasa berzikir dan mengingat Allah ﷻ dalam setiap kesempatan yang ada. Terlebih ketika kondisi hidup kita sedang mudah dan lapang.

Kedekatan kita kepada Allah ﷻ di waktu sehat, lapang, dan luang kelak akan menjadi salah satu sebab datangnya pertolongan Allah di kala hidup kita terhimpit kesulitan. 

Pada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya, terdapat satu fragmen kisah ketika baginda Nabi ﷺ memberikan nasehat kepada Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu.

Kala itu, Abdullah bin Abbas sedang pergi bersama Rasulullah dengan membonceng menaiki hewan tunggangan beliau. 

Di tengah perjalanan, Rasulullah ﷺ membuka pembicaraan dengan bersabda, 

يَا غُلاَمُ

Dalam bahasa kita, kalimat Nabi ﷺ tersebut berarti, “Wahai anakku.” 

إِنّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ اِحْفَظِ اللهَ يَحفَظْكَ، اِحْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ

Aku (Rasulullah) akan mengajarimu beberapa kalimat yang akan bermanfaat bagimu. Jagalah Allah niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau akan dapati-Nya sebagai pelindung dan penolong.

تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَةِ

Ingatlah Allah di kala lapang, niscaya Allah akan menolongmu di kala kesusahan menghimpit.”

Dalam hadits tersebut, Abdullah bin Abbas mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari Baginda Nabi ﷺ. Dan tentu saja pelajaran tersebut bukan khusus tertuju untuk Ibnu Abbas saja, akan tetapi juga berlaku bagi kita, umat Nabi Muhammad ﷺ.

Beliau menjelaskan bahwa setiap usaha manusia untuk menjaga Allah, yaitu dengan senantiasa bertakwa menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, akan berdampak baik dan manfaatnya kelak kembali kepada kita.

Artinya, bahwa Allah ﷻ sama sekali tidak membutuhkan manusia, akan tetapi kitalah yang sangat membutuhkan-Nya. 

Setelah mengingatkan untuk senantiasa bertakwa, beliau memberikan kunci sukses untuk melewati kesulitan hidup. Yaitu dengan senantiasa berzikir mengingat Allah di kala lapang, juga terus berupaya beramal shalih ketika badan masih sehat dan waktu masih luang.

Sebab ketika seorang hamba senantiasa mengingat Rabb-nya terutama di saat dia sedang lapang, maka Allah akan menjaganya ketika kesulitan datang. Itulah janji Allah ﷻ yang disampaikan lewat lisan Rasul-Nya. 

Demikianlah dahulu para Nabi dan Rasul, serta orang-orang yang shalih mendapatkan pertolongan dan kemudahan dari Allah ketika sedang menghadapi cobaan. 

Senantiasa Berdoa

Ingatkah kita tentang kisah Nabi Nuh ‘alaihissalam yang pernah mengalami penderitaan panjang dan berat bersama dengan orang-orang yang membangkang dari kaumnya. Saat itu seluruh bumi ditenggelamkan oleh Allah ﷻ dengan banjir yang meliputi puncak-puncak gunung.

Nabi Nuh ‘alaihissalam dan orang-orang yang beriman bersamanya dalam kondisi sangat sulit tersebut berada dalam perlindungan Allah ﷻ dan rahmat-Nya. 

Mereka diselamatkan oleh Allah ﷻ dengan menaiki kapal yang mengapung di atas gelombang sebesar gunung. Setelah banjir berakhir, Nabi Nuh dan kaumnya selamat dan terdampar di puncak bukit Judi. Allah berfirman, 

فَأَنْجَيْنَاهُ وَمَنْ مَعَهُ فِي الْفُلْكِ الْمَشْحُونِ

Maka Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang besertanya di dalam kapal yang penuh muatan.” (QS. Asy-Syu’ara: 119) 

Demikian halnya dengan Khalilurrahman, Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, yang menghadapi cobaan sangat berat saat beliau dilemparkan ke dalam api yang membara. Beliau juga diperintahkan untuk menyembelih anak kesayangan yang usianya telah beranjak dewasa.

Adakah cobaan yang lebih berat daripada ini? 

Namun karena beliau senantiasa mengingat Allah ﷻ dalam keadaan lapang, maka Allah menjadi penolong beliau ketika datang kesulitan. Allah ﷻ berfirman kepada api, 

يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلَامًا عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ

Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim” (QS. Al-Anbiya’: 69) dan sang putra pun diselamatkan dengan pengorbanan yang besar. 

Kita tentu juga ingat kisah Nabi Yunus ‘alaihissalam yang menghadapi cobaan sangat berat. Beliau mendapat takdir untuk dilempar di lautan luas dan kemudian ditelan oleh ikan yang sangat besar. Setelah itu, Nabi Yunus diliputi oleh tiga kegelapan: kegelapan malam, kegelapan laut, dan kegelapan dalam perut ikan paus.

Kegelapan yang satu, berada dalam kegelapan lainnya. Dalam kondisi sempit nan sulit itu pun beliau berdoa,

لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

Tidak ada Tuhan selain Engkau; Maha Suci Engkau. Sungguh, aku adalah salah seorang yang zalim.” (QS. Al-Anbiya’: 87)

Nabi Yunus diselamatkan oleh Allah ﷻ dari kesulitan karena beliau senantiasa mengingat Allah dalam kelapangan. Allah ﷻ berfirman, 

فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ* لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ

Andaikata dia tidak termasuk orang-orang yang banyak berzikir banyak mengingat Allah, niscaya dia akan tetap berada dalam perut ikan itu sampai hari berbangkit.” (QS. As-Saffat: 143-144)

Lalu datanglah jawaban ilahi yang mulia, 

فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ ۚ وَكَذَٰلِكَ نُنْجِي الْمُؤْمِنِينَ

Maka Kami memperkenankan seruannya dan melepaskan dia dari kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Anbiya’: 88) Demikianlah Allah memberikan pertolongan kepada Nabi Yunus 

Mari kita mengingat kisah Nabiyullah Ayub ‘alaihissalam ketika beliau tengah menghadapi cobaan yang sangat berat. Nabi Ayub menderita penyakit yang panjang selama bertahun-tahun, ditinggalkan sendirian tanpa teman atau sahabat, dan kemiskinan yang semakin menjadi-jadi.

Namun karena Nabi Ayub adalah sosok yang senantiasa mengingat Allah di masa lapangnya, Allah ﷻ pun menjadi penolong ketika kesulitan semakin tak tertahankan. 

Nabi Ayub berdoa kepada Allah ﷻ, 

أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ

Aku telah ditimpa penyakit dan Engkaulah Yang Maha Penyayang di antara semua yang penyayang.” (QS. Al-Anbiya’: 83) Allah pun segera menjawab doa tersebut seperti dalam firman-Nya,

فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ ۖ وَآتَيْنَاهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَذِكْرَىٰ لِلْعَابِدِينَ

Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.” (QS. Al-Anbiya’: 84)

Dan begitulah dengan semua Nabi dan Rasul Allah ‘alaihimussalam. Mereka adalah manusia paling mulia dan panutan dalam menghadapi ujian serta penderitaan yang sangat berat. Nabi Muhammad ﷺ pun juga tak pernah lepas dari penderitaan dan kesusahan hidup.

Akan tetapi, oleh sebab mereka adalah manusia yang paling dekat dengan Allah ﷻ dan senantiasa mengingat-Nya, maka Allah senantiasa menjaga mereka dalam kesusahan. Allah meringankan beban mereka, melindungi mereka, dan memberikan kemenangan atas kaum yang zalim. 

Demikianlah seharusnya sikap seorang muslim dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Maka bagi siapapun yang saat ini sedang dianugerahi oleh Allah ﷻ kelapangan dan kesempatan, mari bersyukur dan pergunakan kesempatan itu sebaik-baiknya untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah ﷻ.

Dan bagi siapapun yang saat ini sedang mendapatkan kesulitan, mari pertebal kesabaran dan senantiasa berdoa agar Allah memberikan kekuatan dan pertolongan kepada kita.

Semoga Allah senantiasa menjaga kita dari kesulitan dan kesusahan baik itu di dunia maupun di akhirat kelak. Wallahu a’lam. (Satrio Kusumo)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Stay Connected
16,985FansSuka
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Must Read
- Advertisement -spot_img
Related News
- Advertisement -spot_img

Silakan tulis komentar Anda demi perbaikan artikel-artikel kami