Penghias Ilmu

- Advertisement -spot_img

Abdullah bin Mubarok Rahimahullah berkata :

 

لا يَنْبُلُ الرَّجُلُ بِنَوْعٍ مِنْ الْعِلْمِ مَا لَمْ يُزَيِّنْ عِلْمَهُ بِالأَدَبِ

“Seseorang tidak akan menjadi mulia dan cerdas dengan satu jenis ilmu yang ia miliki, kalau ia tidak menghiasi ilmunya dengan adab”

(Ghidzaul Albab Syarhu Mandhumatil Aadab, Muhammad bin Ahmad bin Salim Assifaarini Al Hanbali, I/27)

 

Banyak orang yang beranggapan bahwa ketika ia sudah mendapatkan banyak ilmu ia akan menjadi orang yang mulia dan dimuliakan, cerdas dan dibanggakan. Sehingga banyak di antara mereka yang berlomba-lomba menghafalkan banyak ilmu tetapi lupa untuk menghiasi ilmunya dengan adab. Lupa untuk melatih, mendidik, membiasakan diri dengan budi pekerti dan akhlak yang mulia.

Adab dan akhlak sangat penting dalam kehidupan, baik itu kehidupan sendiri, keluarga ataupun sosial. Dan yang penting lagi adalah adab kepada Allah dan Rasul-Nya. Dengan adab seorang muslim yang sejati akan menjadi mulia di hadapan Allah dan Rasul-Nya juga di hadapan manusia. Bahkan Allah menjadikan akhlak yang baik sebagai barometer sempurnanya iman seorang hamba Rasulullah shallallahu ‘alaihi  bersabda :

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا

“Kaum mukminin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi (1162) dan Abu Dawud (4682))

Allah subhanahu wata’ala berfirman memerintahkan kita untuk berakhlak mulia dalam QS. Ali Imran : 133-134 yang artinya :

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”.

Bahkan di antara tujuan diutusnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Beliau juga pernah bersabda,”Sesungguhnya seorang hamba yang berakhlak baik akan mencapai derajat dan kedudukan yang mulia di akhirat, walaupun ibadahnya sedikit”. (HR. Thabrani, dengan sanad yang baik)

Maka sungguh banyaknya ilmu tidak menjamin ia akan dimuliakan dan dicintai oleh banyak orang, jika tidak menghiasi ilmunya dengan adab dan akhlak yang mulia. Karena ilmu yang dihiasi dengan adab dan akhlak yang baik akan bisa dirasakan oleh orang lain. Akan menjadikan orang yang disekitarnya nyaman, tentram, dan bahagia. Semua hal itu juga bisa dirasakan oleh orang yang berakhlak mulia itu sendiri.

Oleh karenanya pendidikan adab sebelum ilmu itu jauh lebih penting. Bahkan Abdullah bin Mubarak mengatakan, ”Kami mempelajari masalah adab itu selama 30 tahun, sedangkan kami mempelajari ilmu selama 20 tahun”.

Dan juga Ibrahim bin Habib Asy Syahid rahimahullah berkata, ”Wahai anakku datangilah para ahli fiqih dan ulama’, dan belajarlah dari mereka, ambilah adabnya, akhlaknya, karena hal itu lebih aku sukai dibandingkan hadits yang banyak”. (Al Jami’ Liakhlaqir Rowi 1/8)

Wallahu a’lam bish showab. Yaa Allah tunjukilah pada kami akhlak yang baik, karena sesungguhnya tidak ada yang dapat menunjukinya kecuali Engkau. Dan palingkanlah kejelekan akhlak dariku, karena sesungguhnya tidak ada yang dapat memalingkannya selain Engkau. Aamiin.

 

 

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Stay Connected
16,985FansSuka
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Must Read
- Advertisement -spot_img
Related News
- Advertisement -spot_img

Silakan tulis komentar Anda demi perbaikan artikel-artikel kami