Gunungmadu, Boyolali – Pondok Pesantren Islam Darusy Syahadah kembali menggelar ujian Evaluasi Belajar Tahap Akhir (EBTA) bagi para santri Niha’i, yang merupakan kelas akhir pada program pendidikan Niha’i. Kegiatan yang merupakan bagian dari rangkaian program akhir yang diselenggarakan oleh Panitia Program Niha’i (PPNI) ini berlangsung dengan penuh semangat dan khidmat.
Ujian EBTA kali ini dilaksanakan secara bertahap mulai tanggal 10 hingga 28 Mei 2025 di ruang-ruang kelas Niha’i dan Masjid Baitul Makmur pesantren. Pada tanggal 10-11 Mei, ujian lisan Tahfidz Al-Qur’an dilakukan dengan target sesuai unit masing-masing. Dilanjutkan dengan ujian lisan non-Tahfidz yang akan berlangsung dari tanggal 12 hingga 15 Mei, menguji penguasaan materi fiqih ibadah, bahasa Arab, hadits-hadits pilihan, serta doa dan dzikir yang terangkum dalam kitab “Hisnul Muslim.” Kemudian, para santri akan melaksanakan ujian tulis mulai tanggal 17 hingga 28 Mei.

Seluruh santri Niha’i dari unit KMI (Kulliyyatul Mu’allimin), KMT (Kulliyyatul Mu’allimin Li Tahfizhil Qur’an), dan DID (Dirosah I’dad Du’ah) mengikuti ujian dengan penuh antusiasme dan keseriusan. Para penguji yang terdiri dari para musyrif tahfidz dan guru pengajar ketiga unit, secara bergiliran memanggil santri untuk diuji secara langsung dan mendalam terhadap pemahaman mereka terhadap materi pokok yang telah dipelajari selama menuntut ilmu di pesantren.
Materi ujian meliputi beberapa bidang penting. Di bagian fiqih, santri diuji dalam praktek dan bacaan ibadah sehari-hari. Dalam bahasa Arab, ujian mencakup ilmu nahwu, shorof, ta’bir, qiro’ah, hingga terjemahnya. Sedangkan untuk hadits, para santri diuji dengan hadits-hadits pilihan yang pernah diajarkan. Tidak kalah penting, doa-doa dan dzikir harian yang tercatat dalam kitab Hisnul Muslim menjadi bagian tak terpisahkan dari ujian tersebut.

Ketua Panitia Ujian Lisan, Ustadz Mutazahid, menjelaskan bahwa ujian EBTA yang rutin digelar setiap tahun ini tidak hanya bertujuan untuk menguji penguasaan materi, tetapi juga menguji kesiapan mental santri dalam menghadapi pertanyaan secara langsung dari para penguji. Dengan metode face to face, diharapkan santri dapat lebih percaya diri dan matang dalam memahami dan mengamalkan ilmu yang mereka dapatkan.
“Kami berharap proses ujian ini berjalan lancar dan mendapat limpahan rahmat dari Allah Ta’ala. Semoga seluruh usaha dan perjuangan para santri selama ini dinilai sebagai ibadah dan menjadi bekal yang bermanfaat di dunia dan akhirat,” ujar Ustadz Mutazahid.
Dengan penuh doa dan semangat, Pondok Pesantren Islam Darusy Syahadah mengantar para santri Niha’i menapaki tahap penting dalam perjalanan pendidikan mereka. Semoga ujian EBTA ini menjadi momentum untuk meningkatkan kualitas ilmu dan keimanan seluruh santri.