Daftar Isi
Sukoharjo & Klaten – Ahad, 21 September 2025, Komite Ma’had Darusy Syahadah (KMDS) menggelar dua pertemuan penting sekaligus, yakni untuk Konsul Sukoharjo dan Konsul Klaten. Pertemuan ini menjadi ajang silaturahmi, koordinasi, sekaligus forum penyampaian aspirasi wali santri demi terciptanya sinergi pendidikan yang lebih kokoh.
Pertemuan KMDS Konsul Sukoharjo
Acara pertama dilaksanakan pada pagi hari, pukul 08.00–11.00 WIB, bertempat di Mushola Al-Mukmin Babadan, Karangmojo, Weru, yang berada di kompleks Ma’had Aly Putri Qoryatul Qur’an. Acara diawali dengan pembukaan dan lantunan tilawah merdu dari Mushab Abdurrahman bin Bapak Seno.
Ketua KMDS Sukoharjo, Ustadz Nafsir Ashfan, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada Ma’had Qoryatul Qur’an atas dukungan penuh dari musyrif hingga mahasantriwati dalam menyukseskan acara. Beliau juga mengungkapkan rasa terima kasih kepada para wali santri yang berkenan hadir di tengah kesibukan masing-masing. “Alhamdulillāh, Sukoharjo saat ini menempati posisi kedua jumlah santri terbanyak dengan 157 santri. Ini sebuah amanah yang harus kita dukung bersama,” ujarnya penuh semangat.

Dalam kesempatan tersebut, Ustadz Nafsir menjelaskan bahwa pertemuan KMDS kini akan digelar setiap tiga bulan sekali, setelah sebelumnya diadakan setiap empat bulan sekali. Panitia juga menyediakan program kencleng bagi wali yang ingin berpartisipasi dalam infaq rutin. Selain itu, akan dilakukan regenerasi kepengurusan melalui penunjukan pengurus baru. Beliau juga menegaskan komitmen KMDS untuk menindaklanjuti usulan mengenai fasilitas antar-jemput santri saat liburan agar lebih terkoordinasi.
Sambutan berikutnya disampaikan oleh Mudir Ma’had Aly Qoryatul Qur’an, Ustadz Salman Al-Farisi. Beliau menekankan pentingnya peran orang tua dalam mendampingi putra-putrinya, karena perkembangan santri tidak hanya ditentukan oleh pondok, tetapi juga dipengaruhi oleh bimbingan dan sinergi orang tua di rumah.
Acara kemudian dilanjutkan dengan tausiyah penuh hikmah dari Ustadz Qosdi Ridwanulloh yang mengangkat tema “Jiwa Pesantren”. Beliau menekankan pentingnya keikhlasan sebagai kunci kesuksesan melewati berbagai ujian kehidupan. Tanpa ikhlas, amal hanya akan menjadi beban penyesalan di akhirat. Beliau mengisahkan perjalanan taubat Fudhail bin Iyadh—mantan perampok yang akhirnya menjadi Imam Haramain—sebagai inspirasi bahwa keikhlasan mampu mengubah jalan hidup seseorang. Ustadz Qosdi juga menukil nasihat Ibnu Qayyim yang menjelaskan tiga ciri ikhlas: meninggalkan pujian, tidak takut celaan, dan tidak mencintai posisi.
Di akhir tausiyah, beliau menyampaikan sejumlah informasi penting, termasuk rencana peningkatan layanan pondok dan penyesuaian nominal SPP karena defisit operasional bulanan yang mencapai Rp250 juta. Selain itu, beliau mengumumkan penghapusan unit DID yang akan digantikan dengan Ma’had Aly Ta’hil Prodi Dakwah, serta penguatan program KMI Wustho dengan fokus khusus pada bahasa.
Sesi masukan dari wali santri berlangsung hangat dan penuh antusias. Di antaranya adalah usulan untuk menertibkan ayam yang berkeliaran di pondok putri, menyediakan program bahasa Arab tambahan bagi santri yang mengalami kesulitan, serta memberikan pendampingan khusus kepada santri yang masih membawa kebiasaan buruk dari sekolah sebelumnya. Ada pula masukan terkait penyediaan armada antar-jemput saat liburan. Semua masukan ini diterima dengan baik oleh pihak pengurus dan dijanjikan untuk segera ditindaklanjuti.
Pertemuan KMDS Konsul Klaten
Siang harinya, pukul 13.00 WIB, giliran Konsul Klaten mengadakan pertemuan yang bertempat di Masjid Sahabat, Klaten Tengah. Acara dibuka dengan tilawah indah oleh ananda Ayyub. Dalam sambutannya, Ketua KMDS Klaten, Ustadz Bilal, menyampaikan bahwa pertemuan ini awalnya direncanakan di Masjid Raya, namun karena sedang renovasi maka dialihkan ke Masjid Sahabat. Beliau juga mengumumkan bahwa pertemuan berikutnya insyaAllah akan dilaksanakan pada bulan Desember.

Tausiyah kembali disampaikan oleh Ustadz Qosdi Ridwanulloh. Kali ini beliau menyoroti konsentrasi pendidikan di Ma’had Darusy Syahadah yang mencakup lima fokus utama: penguatan karakter, pembinaan ahlul Qur’an, penguasaan bahasa Arab, pendalaman ulumul syar’i, serta pengembangan life skill santri. Beliau menjelaskan bahwa penguatan karakter diarahkan agar santri bisa mengambil peran sesuai potensinya, baik sebagai dai, murabbi, maupun peran strategis lainnya. Spirit ahlul Qur’an terus dikuatkan melalui tilawah, hafalan, tadabbur, pengamalan, dan taklim.
Beliau juga menyampaikan bahwa Darusy Syahadah kini membuka unit baru SLTP khusus putra dengan fokus pada bahasa Arab aktif, sedangkan unit putri langsung dibimbing oleh seorang syaikh asal Sudan. Di tingkat SLTA, santri akan dikelompokkan sesuai kemampuan bahasa masing-masing agar pembelajaran lebih optimal. Semua ini, menurut beliau, terangkum dalam kurikulum akademik yang kuat, dipadukan dengan pelatihan dan ekstrakurikuler yang membekali santri keterampilan hidup yang bermanfaat.

Selain itu, beliau menginformasikan beberapa inovasi layanan, seperti rencana penyediaan akses online untuk memantau perkembangan santri, layanan “gojek pondok” bagi wali yang membutuhkan transportasi, serta peningkatan kualitas SDM pengajar. Namun, beliau juga menegaskan bahwa pondok saat ini sedang menghadapi defisit keuangan sehingga perlu dilakukan penyesuaian nominal iuran menjadi Rp1,1 juta.
Meneguhkan Sinergi Pendidikan
Rangkaian pertemuan KMDS di dua konsul ini menjadi bukti nyata keseriusan pondok dan wali santri dalam menjalin sinergi demi mencetak generasi Qur’ani. Dengan keikhlasan, dukungan, dan koordinasi yang erat, diharapkan seluruh santri dapat tumbuh menjadi pribadi shalih, berilmu, dan bermanfaat bagi umat.




