Bulan Ramadhan selalu dirindukan oleh seluruh kaum Muslimin. Setiap tahun, kedatangan bulan suci ini menjadi momen yang sangat dinanti-nantikan, di mana umat Islam di seluruh dunia bersiap untuk menjalani ibadah puasa dan memperbanyak amal kebajikan. Ramadhan ibarat tamu agung yang membawa berkah dan ampunan, sehingga menyambutnya memerlukan persiapan yang matang.
Dalam menyambut kedatangan Ramadhan, setiap orang memiliki cara yang berbeda-beda. Ada yang bersungguh-sungguh mempersiapkan segalanya, sementara yang lain mungkin hanya menjalani rutinitas biasa. Namun, yang pasti, setiap Muslim diharapkan untuk memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya.
Para ulama memberikan banyak contoh bagaimana memperlakukan Ramadhan dengan istimewa. Mereka mengingatkan kita bahwa siapapun yang ingin berangkat menjumpai satu keadaan, ia mesti memiliki bekalan. Allah SWT mengingatkan kita dalam firman-Nya:
وَلَوْ اَرَادُوا الْخُرُوْجَ لَاَعَدُّوْا لَهٗ عُدَّةً
“Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu.” (QS. At-Taubah: 46).
Bekal yang diperlukan untuk menyambut Ramadhan adalah memperbanyak doa, amal saleh, dan memperbaharui taubat, sebagaimana yang dicontohkan oleh para salaf. Syaikh al-Fauzan menjelaskan bahwa para salaf senantiasa memohon kepada Allah agar mereka dapat menjumpai bulan Ramadhan, bahkan mereka berdoa selama enam bulan sebelum kedatangan bulan suci ini.
Nabi Muhammad SAW pun menyambut Ramadhan dengan berpuasa di bulan Sya’ban sebagai persiapan. Dalam konteks ini, amal saleh menjadi bekal penting; tanpa bekal tersebut, kita akan lemah menghadapi tantangan Ramadhan. Oleh karena itu, mari kita persiapkan diri dengan sebaik-baiknya, memperbanyak amal, dan memperbaharui taubat agar kita dapat meraih keberkahan dan ampunan di bulan yang mulia ini.
Mereka yang berdoa tiada henti tidak hanya dalam menyambut Ramadhan, tetapi juga selama bulan suci itu berlangsung dan setelahnya. Ketika bulan Ramadhan tiba, mereka meminta kepada Allah untuk memberikan pertolongan dan kekuatan agar dapat beramal saleh dengan maksimal. Setelah Ramadhan berlalu, mereka tetap memohon kepada Allah agar amalan-amalan mereka diterima. Rasa cemas dan khawatir akan diterimanya amal menjadi pendorong bagi mereka untuk terus berdoa dan berusaha.
Para salafush shalih memperbanyak amal seperti shalat tahajjud, tilawah Al-Qur’an, dan puasa di bulan Sya’ban. Mereka juga senantiasa memperbaharui taubat kepada Allah sebagai upaya untuk memperbaharui iman dan menjaga keberuntungan. Dengan demikian, menyambut Ramadhan bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga sebuah perjalanan spiritual yang memerlukan persiapan dan kesungguhan hati. Oleh karena itu mari kita ikuti teladan para salaf dan mempersiapkan diri dengan baik agar dapat meraih keberkahan yang melimpah di bulan suci ini. Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan dan kemudahan dalam menjalani ibadah di bulan Ramadhan. Aamiin.