BerandaMateri KhutbahKhutbah JumatOrang Tua Sibuk, Anak Terlupakan: Amanah Pendidikan dalam Islam

Orang Tua Sibuk, Anak Terlupakan: Amanah Pendidikan dalam Islam

- Advertisement -spot_img

Khutbah Pertama

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيـرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ، نَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ عَلَى نِعَمِهِ الْوَاصِلَةِ وَآلَائِهِ الْمُتَتَابِعَةِ، نَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ.
وَنَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيبَنَا وَقُدْوَتَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلٰى يَوْمِ الدِّينِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا كَثِيرًا.

أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، أُوصِيكُمْ وَنَفْسِيَ الْخَاطِئَةَ بِتَقْوَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، فَإِنَّ التَّقْوَى سَبَبُ كُلِّ خَيْرٍ وَنَجَاةٍ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ. قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى:
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ﴾.

وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ.

أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ رَحِمَكُمُ اللَّهُ، اتَّقُوا اللَّهَ فِي أَوْلَادِكُمْ، فَإِنَّهُمْ أَمَانَةٌ فِي أَعْنَاقِكُمْ وَسَتُسْأَلُونَ عَنْهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.

Pendahuluan

Ma’asyiral muslimin rahimakumullāh,

Marilah kita senantiasa meningkatkan rasa syukur kepada Allah Subhānahu wa Ta‘ālā atas segala nikmat yang telah Dia limpahkan kepada kita. Nikmat iman, nikmat Islam, nikmat kesehatan, keluarga, dan kesempatan untuk menunaikan ibadah pada hari yang mulia ini. Semoga dengan syukur itu Allah menambah keberkahan pada kehidupan kita.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Shallallāhu ‘alaihi wa sallam, teladan terbaik sepanjang jalan kehidupan. Beliaulah yang telah membimbing kita menuju jalan hidayah dan keselamatan hingga akhir zaman. Semoga Allah menghimpun kita dalam barisan umat yang mendapatkan syafa’atnya.

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,

Saya berwasiat kepada diri saya sendiri dan kepada seluruh jamaah, marilah kita meningkatkan ketakwaan kepada Allah Subhānahu wa Ta‘ālā. Takwa adalah sebaik-baik bekal dalam menjalani kehidupan dunia serta menjadi jalan keselamatan di akhirat.

Kaum Muslimin rahimakumullāh,

Ketahuilah bahwa anak-anak adalah amanah yang Allah titipkan kepada setiap orang tua. Mereka adalah karunia dan sekaligus ujian bagi kita. Kitalah yang akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah atas bagaimana kita mendidik, membimbing, dan menjaga mereka dari berbagai bahaya, baik yang tampak maupun yang tersembunyi.

Allah Subhānahu wa Ta‘ālā berfirman:

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا﴾

“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka.” (QS. At-Tahrīm: 6)

 

Semoga Allah menjadikan kita orang tua yang mampu menjaga dan memelihara amanah ini dengan sebaik-baiknya.

 

Fenomena Orang Tua Sibuk Dunia

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Di zaman yang serba cepat ini, tidak sedikit ayah dan ibu yang tenggelam dalam kesibukan dunia. Pekerjaan, bisnis, dan berbagai aktivitas sering kali menguras waktu dan perhatian. Mereka berangkat sebelum anak terbangun, dan pulang saat anak telah terlelap. Hari-hari berlalu tanpa sentuhan kasih sayang, tanpa tegur sapa hangat, tanpa pendidikan akhlak yang semestinya ditanamkan sejak dini. Kesibukan memenuhi kebutuhan materi menjadi alasan, padahal pendidikan ruhani dan bimbingan iman jauh lebih penting untuk masa depan anak di dunia dan akhirat.

Akibat dari kelalaian itu sangat nyata di sekitar kita. Banyak anak tumbuh tanpa kendali, tidak mengenal sopan santun dalam berbicara, tidak peka terhadap nilai-nilai agama, serta mudah terpengaruh oleh pergaulan dan tontonan yang merusak. Mereka mencari perhatian di tempat lain, bahkan pada hal-hal yang Allah haramkan. Sementara orang tua terlambat menyadari, ketika akhlak anak sudah jauh menyimpang. Benarlah bahwa kerusakan generasi tak jarang dimulai dari rumah yang kehilangan pengasuhan iman.

Rasulullah Shallallāhu ‘alaihi wa sallam telah mengingatkan kita semua dalam sabdanya:

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR. al-Bukhārī, no. 893; Muslim, no. 1829)

Maka ayah dan ibu adalah pemimpin pertama bagi anak-anak mereka. Jika pemimpin lalai, bagaimana mungkin rakyatnya akan baik? Jika di rumah tidak ada keteladanan, dari mana anak akan mengenal akhlak? Karena itu, mari kita membuka mata dan hati, kembali menunaikan amanah pendidikan ini. Jangan sampai anak-anak yang seharusnya menjadi penyejuk mata justru menjadi sumber penyesalan di akhirat karena kelalaian kita sendiri.

 

Tanda Anak Semakin Terlupakan

Ma’asyiral muslimin rahimakumullāh,

Salah satu tanda bahwa anak semakin terabaikan dalam keluarga adalah ketika mereka lebih dekat dengan gadget daripada orang tuanya sendiri. Anak lebih sering berbicara dengan layar, bukan dengan ayah dan ibunya. Dalam satu rumah yang sama, namun hati saling berjauhan. Makan bersama tetapi masing-masing sibuk menatap gawai. Tidak ada lagi percakapan hangat, nasihat penuh hikmah, dan canda penuh kasih. Rumah yang seharusnya menjadi tempat tumbuhnya cinta berubah menjadi tempat masing-masing larut dalam dunia yang berbeda.

Lebih dari itu, sebagian orang tua merasa telah melaksanakan tugasnya hanya dengan memberi makan, pakaian, dan fasilitas yang mewah. Padahal kebutuhan terpenting anak bukan hanya materi, tetapi juga sentuhan hati, pendidikan akhlak, perhatian yang tulus, dan pengenalan kepada Allah sejak dini. Jika kebutuhan duniawi dipenuhi namun hati mereka kosong dari bimbingan iman, maka kelak mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang rapuh. Itulah mengapa kita perlu kembali merenung: sudahkah kita mendidik mereka dengan cinta dan ketakwaan, ataukah kita hanya memenuhi tubuh mereka sambil membiarkan jiwa dan akhlaknya kelaparan?

Pengaruh Lingkungan dan Media

Jamaah yang dimuliakan Allah,

Anak-anak kita hari ini tumbuh dalam arus media dan pergaulan yang deras, sehingga apa yang mereka lihat dan dengar dari gawai sering lebih dominan dibandingkan nasihat orang tua. Mereka dengan mudah meniru tontonan dan konten yang tidak sesuai dengan nilai Islam: gaya bicara kasar, sikap tidak hormat, serta perilaku yang jauh dari adab dan sopan santun, bahkan muncul pada usia yang masih sangat dini.

Budaya asing yang bebas masuk melalui layar kecil, ditelan mentah tanpa filter akhlak dan agama, hingga tanpa terasa menanamkan gaya hidup yang tidak sesuai dengan jati diri seorang muslim. Banyak orang tua baru tersentak ketika mendapati anaknya kecanduan tontonan buruk, lebih mengidolakan tokoh fiktif daripada Nabi dan para sahabat, serta lebih percaya informasi media daripada nasihat kedua orang tua. Jangan sampai kita membiarkan pengaruh luar membentuk akhlak mereka, sementara kita sendiri lalai menjadi benteng iman bagi putra-putri kita.

Peran Ayah dan Ibu yang Tidak Bisa Digantikan

Kaum muslimin rahimakumullāh,

Ayah memiliki kedudukan penting sebagai pemimpin dalam rumah tangga, pelindung keluarga, dan pemberi keteladanan bagi anak-anaknya. Sementara ibu adalah madrasah pertama dan utama bagi tumbuhnya karakter, adab, serta akhlak mulia. Betapa indahnya ungkapan para ulama:

 الأُمُّ مَدْرَسَةٌ إِذَا أَعْدَدْتَهَا أَعْدَدْتَ شَعْبًا طَيِّبَ الأَعْرَاقِ

Ibu adalah sekolah, jika engkau mempersiapkannya dengan baik, maka engkau telah membangun sebuah bangsa yang baik pula akarnya. Pendidikan anak tidak bisa hanya diserahkan kepada sekolah atau ustadz di masjid. Karena rumah dan orang tualah yang menjadi tempat pembentukan awal yang akan melekat hingga akhir hayatnya. Rasulullah Shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا نَحَلَ وَالِدٌ وَلَدَهُ نِحْلَةً أَفْضَلَ مِنْ أَدَبٍ حَسَنٍ

Tidak ada pemberian terbaik dari orang tua kepada anaknya selain akhlak yang baik. (HR. At-Tirmiżī, no. 1952).

 

Jamaah yang dimuliakan Allah,

Keluarga adalah benteng pertama dan terakhir bagi penjagaan iman serta keselamatan akhlak seorang anak. Jika benteng ini kuat, maka anak akan selamat dari serangan keburukan zaman. Namun jika keluarga rapuh, maka mereka mudah terpengaruh oleh lingkungan dan media yang menyesatkan.

Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullāh menjelaskan bahwa penyebab kerusakan anak sering bermula dari orang tua yang lalai mendidik dan tidak mengajarkan kewajiban agama, sehingga anak pun terseret ke jalan kesesatan. Maka siapa yang menyelamatkan anak dari maksiat, sejatinya ia telah menyelamatkan dirinya sendiri dari penyesalan di akhirat. Oleh karena itu marilah kita kembali menyadari peran besar yang Allah amanahkan. Jadilah ayah yang dekat dengan anak-anaknya, jadilah ibu yang membimbing akhlak dan imannya. Sebab generasi inilah yang akan menjadi saksi, apakah kita telah menunaikan amanah itu atau justru mengabaikannya.

 

Kiat Praktis Menjalankan Amanah Pendidikan

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,

Agar amanah pendidikan ini dapat kita jalankan, hal pertama yang harus dilakukan adalah meluangkan waktu berkualitas untuk anak–meski hanya beberapa menit setiap hari. Dengarkan cerita mereka, pahami kegelisahannya, dan bimbing langkahnya. Batasi dan awasi penggunaan media serta pergaulan mereka, karena setan dapat masuk melalui pintu yang terlihat sepele. Rumah hendaknya dihidupkan dengan suasana iman seperti: shalat malam berjamaah, membaca Al-Qur’an, mengajarkan adab ketika makan dan berbicara. Keteladanan yang konsisten akan membentuk pribadi anak lebih kuat daripada seribu nasihat yang tak diamalkan.

 

Kaum muslimin rahimakumullāh,

Tanamkan akhlak sejak dini, sebelum dunia luar mengisinya dengan keburukan. Ajarkan mereka untuk menghormati orang tua, menyayangi sesama, dan menjaga lisan. Ingatlah bahwa doa adalah senjata terampuh orang tua. Jangan pernah lelah menyebut nama anak dalam setiap sujud dan di penghujung malam, karena hidayah hanya milik Allah. Nabi Shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ لا تُرَدُّ: دَعْوَةُ الوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ، وَدَعْوَةُ الصَّائِمِ، وَدَعْوَةُ المُسَافِرِ

“Tiga doa yang mustajab dan tidak diragukan lagi: doa orang tua kepada anaknya, doa orang yang berpuasa, dan doa musafir.” (HR. At-Tirmiżī, hadits no. 3598 / 3448).

Maka jangan biarkan sehari pun berlalu tanpa memohonkan kebaikan dan keselamatan iman mereka.

 

Jamaah yang berbahagia,

Ayah adalah pemimpin, pelindung, dan teladan yang akan ditiru anak-anaknya. Ibu adalah madrasah pertama yang membentuk akhlak dan karakter mereka. Keduanya memiliki peran yang tidak dapat digantikan oleh sekolah, guru, apalagi gadget.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullāh menegaskan bahwa kelalaian orang tua dalam mendidik anak adalah akar dari banyaknya kerusakan moral generasi. Maka keluarga adalah benteng pertama dan terakhir bagi akhlak seorang anak. Jika benteng ini kokoh dengan iman dan keteladanan, insya Allah anak akan selamat menghadapi badai zaman. Namun jika orang tua sendiri lalai, maka siapa lagi yang akan memelihara dan menyelamatkan mereka?

Jamaah yang dimuliakan Allah,

Marilah kita kembali menyadari bahwa masa depan generasi ini sangat bergantung pada bagaimana kita mendidik mereka hari ini. Anak-anak adalah cermin dari usaha kita, doa kita, dan perhatian kita. Jika hari ini kita lalai, maka kelalaian itu akan terbayar dengan penyesalan di masa depan. Tetapi jika hari ini kita bersungguh-sungguh membimbing mereka dengan iman dan akhlak, maka merekalah yang kelak akan menjadi penyejuk mata dan penolong kita di sisi Allah Subhānahu wa Ta‘ālā.

بَارَكَ اللَّهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيمِ، وَنَفَعَنَا بِمَا فِيهِ مِنَ الآيِ وَالذِّكْرِ الحَكِيمِ. أَقُولُ قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ العَظِيمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِينَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوهُ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُورُ الرَّحِيمُ.

Khutbah Kedua

الحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِينَ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالمُرْسَلِينَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ.

أُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللَّهِ؛ فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوهُ، فَإِنَّ مَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ.

اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ المُتَّقِينَ، وَوَفِّقْنَا لِطَاعَتِكَ وَثَبِّتْنَا عَلَى دِينِكَ، إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ العَلِيمُ.

 

Kaum muslimin rahimakumullāh,

Kelak setiap orang tua akan berdiri di hadapan Allah untuk menjawab bagaimana ia telah menunaikan amanah terhadap keluarganya. Maka sebelum terlambat, mari menjaga, mendidik, dan memohonkan kebaikan untuk anak-anak kita. Semoga Allah menjadikan keluarga kita keluarga yang sakinah dalam ketaatan, menjaga keturunan kita dalam kebaikan, dan menjauhkan mereka dari fitnah zaman yang menyesatkan. Saat ini marilah kita menengadahkan tangan dan hati, memohon kepada Allah pemilik segala hidayah dan kebaikan, agar Dia menetapkan iman, menjaga keluarga, dan memperbaiki generasi kita hingga akhir zaman.

فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَعَلَىٰ آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَىٰ مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَعَلَىٰ آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ.

اللَّهُمَّ اجْعَلْ أَبْنَاءَنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ لَنَا فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَاجْعَلْهُمْ مِنَ الصَّالِحِينَ الْمُصْلِحِينَ، الحَافِظِينَ لِكِتَابِكَ، وَالثَّابِتِينَ عَلَى سُنَّةِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.

اللَّهُمَّ أَلْهِمْنَا حُسْنَ التَّرْبِيَةِ وَالصَّبْرَ عَلَى هَذِهِ الأَمَانَةِ العَظِيمَةِ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَهْلِنَا وَفِي أَعْمَارِنَا وَفِي أَعْمَالِنَا.

اللَّهُمَّ أَصْلِحْ بُيُوتَنَا، وَنَوِّرْهَا بِالْإِيمَانِ وَالْقُرْآنِ، وَاجْعَلْهَا مَوَاطِنَ لِذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ، وَأَعِذْنَا وَأَهْلِينَـا مِنْ كُلِّ فِتْنَةٍ ظَاهِرَةٍ وَبَاطِنَةٍ.

اللَّهُمَّ احْفَظْ أَبْنَاءَنَا وَبَنَاتِنَا مِنْ شَرِّ الإِنْتِرْنِتِ والفَوَاحِشِ، وَمِنْ كُلِّ رَفِيقِ سُوءٍ، وَمِنْ كُلِّ مَا يُفْسِدُ القُلُوبَ وَالأَخْلاقَ.

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا، إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ العَلِيمُ، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ.

وَصَلَّى اللَّهُ وَسَلَّمَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِينَ.

عبادَ اللهِ، إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَاذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ.

 

Artikel ini dikutip dari santridarsya.xo.je

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Stay Connected
16,985FansSuka
12,700PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
9,600PelangganBerlangganan
Must Read
- Advertisement -spot_img
Related News
- Advertisement -spot_img

Silakan tulis komentar Anda demi perbaikan artikel-artikel kami