BerandaKabar PondokDSPALiqo’ Maftuh Bersama Mudir Ma’had

Liqo’ Maftuh Bersama Mudir Ma’had

- Advertisement -spot_img

Darusy Syahadah-Sebagai salah satu upaya untuk mempererat hubungan antara santri dan Asatidzah terkhusus dengan pimpinan Pesantren, maka liqo’ maftuh bersama mudir digelar di Darusy Syahadah.

Liqo’ maftuh atau pertemuan terbuka tersebut diadakan setelah shalat Ashar di Masjid Baitul Makmur. Waktu ba’da Ashar dipilih karena saat tersebut memiliki keutamaan yang luar biasa.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Duduk bersama orang-orang yang berdzikir kepada Allah mulai dari (waktu) shalat Ashar sampai terbenam matahari lebih aku cintai daripada memerdekakan empat orang budak.” (HR. Abu Dawud)

Seluruh santri unit KMI mengikuti liqo’ maftuh bersama Ustadz Qosdi selaku mudir Ma’had Darusy Syahadah. Beliau mengawali pertemuan dengan kata pengantar tentang keutamaan mempelajari Al-Qur’an.

Seseorang yang belajar Al-Qur’an adalah mereka yang bertadarus serta bertadabur terhadap Al-Qur’an. Tadarus atau membaca Al-Qur’an merupakan amalan yang sangat baik.

“Bahkan mempelajari dua ayat Al-Qur’an saja bagaikan mendapat hadiah dua unta yang gemuk,” jelas beliau.

Kemudian Ustadz Qosdi menyampaikan materi dengan tema “Anti Bullying” mengambil dari tafsir surat Al-Hujurat ayat 11. Beliau berpesan kepada seluruh santri agar tidak merendahkan orang lain karena perbuatan itu merupakan suatu penyakit.

Liqo’ Maftuh Bersama Mudir Ma’had
Foto Dok. Ustadz Qosdi sedang menyampaikan tausiyah

Beliau menegaskan bahwa bahaya dari sikap merendahkan tersebut adalah merebaknya fenomena ‘bullying’. Yaitu bentuk penindasan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang kepada orang lain yang dianggap lebih rendah dari dirinya.

Dampak bullying adalah korban trauma dan merasa ketakutan untuk meminta pertolongan karena ancaman dari pelaku. Sedangkan bagi pelaku, ia akan merasa semakin berkuasa sehingga lebih berbuat semena-mena.

Hal itu akan mengakibatkan kejahatan merajalela jika tidak tanggulangi. Tidak hanya di masyarakat, fenomena bullying juga marak terjadi di lingkungan pendidikan termasuk di beberapa pesantren.

Sebagai tindakan preventif, Ustadz Qosdi menekankan kepada santri untuk menghindari sikap merendahkan orang lain seperti merujuk pada tafsir surat Al-Hujurat ayat 11.

Pada pertemuan tersebut, santri juga berkesempatan untuk menyampaikan usulan serta masukan yang membangun. Komunikasi yang baik dan kedekatan emosi senantiasa dibentuk agar proses pendidikan berjalan dengan maksimal.

Setelah menyampaikan materi, Ustadz lantas mengingatkan kembali keutamaan waktu Jum’at sore (ba’da Ashar) hingga menjelang Maghrib. Waktu tersebut adalah salah satu waktu mustajabnya doa.

Majelis pun ditutup dengan doa dan semoga Allah memberkahi serta meridhai setiap orang yang berjuang di jalan ilmu.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Stay Connected
16,985FansSuka
12,700PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
9,600PelangganBerlangganan
Must Read
- Advertisement -spot_img
Related News
- Advertisement -spot_img

Silakan tulis komentar Anda demi perbaikan artikel-artikel kami