Oleh: Mujahid Ammar
(Mahasantri Ma’had Aly Ta’hil Al-Mudarrisin Darusy Syahadah Semester 6)
Klik download untuk dapatkan artikel berikut:
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ إِلاَّ اللّٰه وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللّٰه، اَللّٰهُـمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ
Alhamdulillahirabbil’alamiin. Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita begitu banyak nikmat, terutama nikmat Iman dan Islam.
Tak lupa shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan pada Uswah hasanah kita, Nabi Muhammmad ﷺ beserta para keluarganya, sahabat-sahabatnya dan orang-orang yang istiqomah dalam meniti ajarannya hingga Yaumul Qiyamah kelak.
Jama’ah Shalat Isya’ dan shalat tarawih yang dirahmati Allah Ta’ala…
Ada sebuah dosa, yang apabila dilakukan dan tidak bertaubat, maka baginya adzab di dunia dan di akhirat. Dosa apakah itu? Yaitu dosa durhaka pada orang tua. Seorang koruptor, bisa hidup mewah di dunia dan bersenang-senang, bisa jadi karena adzabnya di tangguhkan di akhirat. Atau orang yang suka berzina, mabuk-mabukan, tak pernah sholat, tapi hidupnya enak-enak saja, bisa jadi karena adzabnya ditangguhkan nanti di akhirat.
Tapi jika ada orang yang durhaka pada orangtuanya, maka jangan harap ia bisa hidup tenang di dunia. Karena durhaka pada orangtua akan menyebabkan keduanya marah, dan kemarahan orangtua juga menyebabkan Allah murka. Maka baginya adzab di dunia terlebih dahulu sebelum adzab di akhirat.
Adzab tersebut bisa berupa sakit yang tak kunjung sembuh, pekerjaan yang bermasalah, ekonomi yang sulit, istri yang membangkang atau bisa juga dengan anak yang durhaka.
Bahkan orang-orang di luar Islampun meyakini hal yang sama. Seperti yang diyakini oleh orang-orang china, mereka menganggap bahwa berbuat baik pada orang tua adalah sumber keberuntungan dan rezeki. Dan durhaka pada keduanya sama dengan menutup pintu rezeki.
Allah juga menempatkan perintah untuk berbakti kepada orangtua tepat setelah perintah untuk mengesakan-Nya. Allah berfirman,
وَاعْبُدُوا اللهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orangtua,” (An-Nisa: 36)
Bahkan meskipun kedua orangtua kita itu bukan muslim sekalipun, kita tetap diperintahkan untuk berbuat baik pada mereka, bertutur kata yang lembut saat bicara dengan mereka dan mentaati perintah mereka selama perintah tersebut bukan dalam kemaksiatan pada Allah. Juga mendo’akan mereka supaya mendapat hidayah untuk memeluk Islam.
Pintu surga terdekat
Jama’ah Shalat Isya’ dan shalat tarawih yang dirahmati Allah Ta’ala…
Suatu hari ketika ibu dari Imam Hasan al-Bashri meninggal dunia, beliau menangis sejadi-jadinya. Lalu iapun ditegur oleh temannya, ‘wahai imam, kenapa engkau menangis seperti ini padahal engkau adalah ulama besar?” Imam Hasan pun menjawab, “Aku menangis bukan karena tidak ridho dengan takdir, tapi aku menangis karena hari ini, telah ditutup satu pintu surga yang sebelumnya terbuka untukku.”
Berbakti kepada orangtua adalah pintu surga yang paling dekat dan paling mudah untuk kita. Coba kita tengok diri kita, kira-kira apa amalan kita selama ini yang paling memungkinkan kita untuk masuk surga? Sholat? Apakah kita yakin bisa masuk surga dengan sholat kita yang lebih banyak tidak khusyuknya? Apakah kita yakin bisa masuk surga lewat sedekah kita yang jarang2 ini?
Bahkan Malaikat Jibrilpun mendoakan kecelakaan bagi orang yang mendapati kedua orangtuanya masih hidup tapi ia tidak berbakti kepadanya. Dan doa ini diaminkan oleh Rasulullah ﷺ. Semoga kita tidak termasuk di dalamnya.
Ibu dahulu baru Ayah
Dalam sebuah hadits diceritakan, Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia berkata; “Seorang laki-laki datang kepa Rasulullah ﷺ menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” Beliau menjawab: “Kemudian ayahmu.” (HR. Bukhori & Muslim)
Kenapa ibu sampai disebutkan 3 kali sebelum ayah? Karena ibulah yang mengalami 3 kesulitan yang hanya bisa dilakukan oleh seorang ibu. Pertama, Ibulah yang mengandung kita selam 9 bulan. Kedua, Ibulah yang melahirkan kita dengan rasa sakit yang luar biasa. Yang bahkan bisa sampai mempertaruhkan nyawa. Ketiga, Ibulah yang telah menyusui kita. Maka dari itu, berbuat baik kepada ibu, 3 kali lebih diutamakan di atas ayah.
Jika Keduanya Telah Tiada
Bagaimana jika kedua orangtua kita sudah tiada? Maka ada beberapa cara untuk berbakti kepada mereka. Di antaranya adalah
- Mendoakan dan memohonkan ampun untuk mereka
Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya ada seseorang yang diangkat kedudukannya di Surga kelak. Ia pun bertanya, “Bagaimana hal ini?” Maka dijawab: “ini Karena permohonan ampunan anakmu untukmu.” (HR. Ibnu Majah)
- Bersedekah atas nama mereka
Misalnya kita memiliki harta, kemudian kita sedekahkan harta itu dan kita niatkan sedekah ini untuk orangtua kita. Maka in syaa Allah pahalanya kan sampai kepada mereka. Mayoritas ulama juga sepakat bahwa bacaan al-Qur’an yang kita baca dan kita niatkan menghadiahkan pahalanya untuk kedua orang tua yang telah meninngal, maka pahalanya juga akan sampai.
- Melunaskan hutang keduanya, baik hutang puasa atau harta
Dari Ibnu Abbas meriwayatkan: Adaseorang anak perempuan datang menghadap Rasulullah ﷺ. lalu berkata: sungguh ibu saya telah meninggal padahal ia punya kewajiban puasa satu bulan. Nabi bertanya: “Bagaimana pendapatmu seandainya ibumu mempunyai hutang, apakah kamu akan membayarnya?”, ia menjawab: Ya, maka Nabi bersabda: “Hutang kepada Allah lebih berhak untuk dilaksanakan.” (HR. Abu Daud)
- Menyambung tali silaturahmi dengan kerabat dan sahabat-sahabatnya ketika masih hidup
Dalam perjalanan hidup yang penuh liku, menyambung tali silaturahmi dengan kerabat dan sahabat-sahabat terkasih adalah sebuah anugerah yang tak ternilai. Setiap pertemuan, baik itu dalam suasana suka maupun duka, adalah kesempatan untuk saling berbagi cerita, tawa, dan pelukan hangat yang menguatkan ikatan batin. Di tengah kesibukan dan hiruk-pikuk kehidupan, sering kali kita lupa bahwa waktu adalah sesuatu yang tak bisa diulang; oleh karena itu, mari kita manfaatkan setiap momen untuk menjalin kembali hubungan yang mungkin telah terabaikan.
Dengan mengunjungi, menelepon, atau sekadar mengirim pesan, kita tidak hanya memperkuat tali persaudaraan, tetapi juga menciptakan kenangan indah yang akan dikenang selamanya. Dalam setiap sapaan dan perhatian yang tulus, kita menanamkan benih kasih sayang yang akan tumbuh subur, menjadikan hidup kita lebih bermakna dan penuh warna. Mari kita jaga silaturahmi ini, karena di dalamnya terdapat kebahagiaan, dukungan, dan cinta yang akan selalu mengingatkan kita bahwa kita tidak pernah sendiri dalam menjalani perjalanan ini.
Kesimpulan
Dalam perjalanan hidup ini, orangtua adalah pintu surga terdekat yang harus kita jaga dan hargai. Berbakti kepada mereka bukan hanya sebuah kewajiban, tetapi juga merupakan jalan menuju keberkahan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Setiap tindakan baik yang kita lakukan untuk orangtua, baik yang masih hidup maupun yang telah tiada, akan mendatangkan pahala yang berlipat ganda. Kita diajarkan untuk mendoakan mereka, bersedekah atas nama mereka, dan menyambung tali silaturahmi dengan kerabat dan sahabat-sahabat mereka.
Dengan demikian, kita tidak hanya memperkuat ikatan keluarga, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kasih sayang dan penghormatan yang akan terus hidup dalam diri kita. Mari kita jadikan setiap momen berharga bersama orangtua sebagai ladang amal, dan ingatlah bahwa ketaatan kita kepada mereka adalah salah satu cara untuk meraih ridha Allah. Semoga kita senantiasa diberi kekuatan untuk berbakti kepada orangtua dan menjadikan mereka sebagai inspirasi dalam setiap langkah hidup kita.